Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

MELIHAT BAB DAN REIJSWEBBER

BAB adalah panggilan bagi Baabullah, sultan Ternate yang mahsur itu. Di masanya kesultanan Ternate mencapai kejayaannya.

Baabullah Datu Syah, sultan Ternate ke-7, ia adalah sultan teragung dalam sepanjang sejarah Ternate.
Kebesarannya terutama dikarenakan keberhasilannya mengusir kekuasaan asing yang besar dan sangat ditakuti waktu itu yakni Portugis, keluar dari Maluku dan tak pernah kembali lagi.

Tidak ada satupun raja Nusantara yang dapat berbuat seperti yang telah dilakukan Baabullah terhadap Portugis. Aktifitas penaklukkan Ternate paling spektakuler terjadi pada masa Bab memerintah dalam tahun 1570--1583.

Bab, putra Khairun itu, menguasai 72 pulau--kesemuanya berpenghuni (rincian nama-nama pulau tersebut terdapat dalam Valentijn, op.cit.,p.35f) yang membentang dari Mindanao di utara sampai Bima di selatan, dan dari Makassar di barat sampai Banda di timur (Amal, 2010:57).

Bab, menurut sebuah sumber mampu mengerahkan  90.700 jika diperlukan, sebuah jumlah yang sangat besar diwaktu itu.

Kontributor terbesar pasukan Bab berasal dari Veranulla dan Ambon, masing-masing  menyokong sejumlah 15 ribu tentara. Teluk Tomini menyumbang 12 ribu tentara, Batu Cina dan sekitar Halmahera  Utara memberi 10 ribu tentara, Gorontalo dan Limboto 11 ribu tentara, serta Yafera 10 ribu tentara. Penyumbang pasukan terkecil adalah Moti dan Hiri, masing-masing 300 tentara (baca: Forest, Tomas: A Voyage to New Guinea and the Moluccas. 1969, p.35)

Seperdua dari jumlah seluruhnya pasukan itu diperintah Bab untuk menginvasi negeri-negeri seberang laut, salah satu negeri seberang laut yang di sasar adalah Buton. 

Ekspedisi gabungan Ternate-Sula ke Buton dikirim dalam tahun 1580, Bab menunjuk Salahakan Sula yang terkenal banyak memiliki ilmu hitam, Kapitan Kapalaya memimpin ekspedisi itu.

Ekspedisi Kapalaya itu dengan mudah menaklukkan negeri-negeri di sepanjang pantai timur sulawesi seperti Banggai, Tobungku, Tiworo, dan Pangasain/Pancana. Barulah di Buton, Kapalaya kepayahan, ia menemukan lawan tanding yang sebanding, mendapatkan perlawanan sengit yang keras.

Lebih 10.000 pasukan yang dibawa Kapalaya tak mampu menganeksasi Buton dalam sekali serangan.
Pasukan Kapalaya harus mundur dahulu ke Pangasain/Pancana, mengatur strategi dan menunggu datang 50 juanga yang membawa pasukan tambahan sejumlah 600 tentara dari Moti dan Hiri.

Bahkan sesudah ditaklukanpun (menurut klaim Ternate), Buton masih saja terus melawan, perang pecah di beberapa titik secara sporadis. Serangan-serangan terus saja dilakukan, tiada padamnya.

***

DUA abad sesudah Bab, datanglah Reijswebber, seorang Belanda berpangkat Kapten, menyerang Buton.

Ia diperintah oleh pimpinan VOC di Makassar untuk memulai misi ekspedisi militer dalam status 'Oorlog"
 "Oorlog" adalah misi ekspedisi perang, status tertinggi dalam ekspedisi militer VOC.
Tetapi tak seperti Bab yang memerintahkan Kapitan Kapalaya membawa hampir 20 ribu tentara ke Buton, Reijswebber cukup hanya dengan 152 Opas.

Dengan hanya 152 Opas itu, Reijswebber telah bisa mengacak Buton, membikin "Kaheru"--huruhara tepat di jantung kuasa dan kemudian menaklukkan Buton dalam hanya sekali serangan.

Dalam catatan reportase yang dilaporkannya ke Batavia ia menulis hanya kehilangan seorang saja pasukannya yang tewas.
 

Sementara korban yang gugur dari pihak Buton adalah Sapati, Kapitalao La Ode Sungkuabuso, Bonto Ogena, Lakina Labhalawa, Lakina Todanga, tiga orang lainnya menjadi tawanan Belanda yaitu Bontogena i Ngapa, Wa Ode Kamali, dan Wa Ode Wakato (Zahari II, 1977: 128).
***

La Ode Sungkuabuso dan semua korban yang tercatat itu apakah benar-benar menjadi korban ataukah sebenarnya dikorbankan?

La Ode Sungkuabuso atau namanya dikenang kini sebagai Kapitalau tembana Walanda benarkah benar-benar ditembak oleh Belanda?

La Ode Sungkuabuso yang seperti La Karambau adalah juga anak mantu La Ngkariirii Oputa Sangia. La Karambau dan Sungkuabuso, keduanya menikahi anak-anak perempuan La Ngkariirii.

Dalam masa La Ngkariirii menjabat sultan Buton ke-19, didampingi sebagai Kapitalao dua anak mantu yang disebutnya 'Dua Harimau" itu, Sungkuabuso di Sukanaeyo, La Karambau di Matanaeyo.

Semua korban yang dicatat itu adalah penyokong setia La Karambau, Mengapa semua orang-orang La Karambau "dihabisi"?

La Karambau, seperti juga Sungkuabuso mengamuk sekuatnya dengan sekali tikam tumbang tujuh nyawa Opas Kompeni melayang.

Kulit daging dua "Harimau" La Ngkariirii itu tak mempan peluru, segala barang tajam menjadi majal, tumpul tak melukai bahkan sekalipun bulu di kulit mereka.

Lalu bagaimana ia dan korban lainnya itu diberitakan gugur diujung moncong senapan opas Kompeni?
Kemana 15 ribu pasukan Buton yang bersiaga dengan sebagian bersenjata senapan serupa juga Kompeni?

Siapa yang disiagai sebenarnya, Kompeni ataukah La Karambau?
Ah.. Bersambung... (La Yusrie.)



  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...