TERIMA KASIH, hanya kata itu yang pantas redaksi berikan kepada pembaca majalah online Butonmagz di manapun berada. Kalimat ‘terima kasih’ sekaligus menjadi daya dorong redaksi untuk terus memberi bacaan-bacaan informatif, mendidik, sekaligus menambah khazanah pengetahuan kita semua. Sekaligus diterimanya media ini sebagai bacaan utama kawasan Kepulauan Buton.
Kami tetap mengingatkan jika Butonmagz adalah media online baru, sebab mulai operasi sejak 16 September 2018 lalu, usianya baru memasuki 4 bulan. Itu sebab, kami merasa terapresiasi dari pembaca sekalian jika Butonmagz (telah) dianggap sebagai literatur masyarakat Kepulauan Buton, bahkan seorang peneliti humaniora - La Yusri, MA, memprediksi jika Butonmagz akan menjadi media mainstream Sulawesi Tenggara, sekaligus literatur yang dapat dipercaya. Amin.
Dibalik pujian itu, ada pula yang memberi autokritik jika beberapa informasi yang disajikan media terjebak ‘cocoklogi’ istilah kekinian dari ‘common sense’ – sebuah pola pikir berdasar pada teori akal sehat yang menghubung-hubungkan fakta satu dengan yang lainnya, dengan harapan mampu merebut pembaca dengan isu-isu bombastis.
Autokritik ‘cocoklogi’ itu tentu kami tolak, dengan prinsip ‘tetap siap dikritik’, sebab Butonmagz dibangun sejatinya menjadi barometer bacaan di tengah persaingan media yang berburu kecepatan dan ketepatan. Butonmagz tetap berprinsip pada kebenaran data dan fakta, sehingga kecepatan bukanlah hal utama di media ini.
Toh, jika ada pola ‘cocoklogi’ yang tersaji di media ini, kami akan jujur mengungkapkannya dalam pembahasan informasi. Kendati menggantinya dengan diksi ‘common sense’ – sebab sebutan ‘cocoklogi’ tak ada dalam kamus bahasa Indonesia. Sementara ‘common sense’adalah diksi resmi pada tulisan-tulisan yang bersifat ilmiah.
Pembaca yang budiman,
Butonmagz akan berupaya menyajikan informasi dengan tata bahasa yang benar, kendati Anda kerap terganggu dengan kesalahan pengetikan. Kami mohon maaf, atas ketidaknyamanan tersebut.
Dalam beberapa penyajian media ini tak saja berprinsip ‘cover both side’, atau konsisten pada pola 5W + 1H, tetapi juga berupaya tampil dengan landasan kepustakaan. Olehnya, jurnal-jurnal ilmiah senantiasa menjadi pedoman penulisan informasi yang sifatnya tulisan monumental.
Ada hal yang menjadi harapan besar redaksi kepada pembaca sekalian, adalah membiasakan membaca media ini tak sekadar dari ‘judul’ belaka, tetapi seluruh informasi di dalamnya, agar tak terjebak dengan ‘kesalahan berpikir’ dan respon yang sekadarnya.
Sebagai media online, redaksi menyadari bahwa ‘musuh terbesar’ adalah informasi hoax dan serangan para pengguna media sosial. Insha Allah media ini jauh dari cara berpikir yang tak efektif itu. Butonmagz akan berupaya lebih profesional, dan berharap menjadi literasi bagi masyarakat di kawasan Kepulauan Buton.
Terakhir, kami berharap Butonmagz akan tumbuh sebagai bagian dari industri media yang profesional, itu sebab jadikan media ini sebagai mitra bisnis yang saling menguntungkan. Silakan menggunakan ruang-ruangnya untuk berpromosi, beriklan, bahkan menjadi donasi ekonomi. Hubungi kami di 0822 9601 7297.
Terima Kasih!
Baca sebelumnya : ButonMagz, Media Literasi Terkini ‘Miana Buton’
Kami tetap mengingatkan jika Butonmagz adalah media online baru, sebab mulai operasi sejak 16 September 2018 lalu, usianya baru memasuki 4 bulan. Itu sebab, kami merasa terapresiasi dari pembaca sekalian jika Butonmagz (telah) dianggap sebagai literatur masyarakat Kepulauan Buton, bahkan seorang peneliti humaniora - La Yusri, MA, memprediksi jika Butonmagz akan menjadi media mainstream Sulawesi Tenggara, sekaligus literatur yang dapat dipercaya. Amin.
Dibalik pujian itu, ada pula yang memberi autokritik jika beberapa informasi yang disajikan media terjebak ‘cocoklogi’ istilah kekinian dari ‘common sense’ – sebuah pola pikir berdasar pada teori akal sehat yang menghubung-hubungkan fakta satu dengan yang lainnya, dengan harapan mampu merebut pembaca dengan isu-isu bombastis.
Autokritik ‘cocoklogi’ itu tentu kami tolak, dengan prinsip ‘tetap siap dikritik’, sebab Butonmagz dibangun sejatinya menjadi barometer bacaan di tengah persaingan media yang berburu kecepatan dan ketepatan. Butonmagz tetap berprinsip pada kebenaran data dan fakta, sehingga kecepatan bukanlah hal utama di media ini.
Toh, jika ada pola ‘cocoklogi’ yang tersaji di media ini, kami akan jujur mengungkapkannya dalam pembahasan informasi. Kendati menggantinya dengan diksi ‘common sense’ – sebab sebutan ‘cocoklogi’ tak ada dalam kamus bahasa Indonesia. Sementara ‘common sense’adalah diksi resmi pada tulisan-tulisan yang bersifat ilmiah.
Pembaca yang budiman,
Butonmagz akan berupaya menyajikan informasi dengan tata bahasa yang benar, kendati Anda kerap terganggu dengan kesalahan pengetikan. Kami mohon maaf, atas ketidaknyamanan tersebut.
Dalam beberapa penyajian media ini tak saja berprinsip ‘cover both side’, atau konsisten pada pola 5W + 1H, tetapi juga berupaya tampil dengan landasan kepustakaan. Olehnya, jurnal-jurnal ilmiah senantiasa menjadi pedoman penulisan informasi yang sifatnya tulisan monumental.
Ada hal yang menjadi harapan besar redaksi kepada pembaca sekalian, adalah membiasakan membaca media ini tak sekadar dari ‘judul’ belaka, tetapi seluruh informasi di dalamnya, agar tak terjebak dengan ‘kesalahan berpikir’ dan respon yang sekadarnya.
Sebagai media online, redaksi menyadari bahwa ‘musuh terbesar’ adalah informasi hoax dan serangan para pengguna media sosial. Insha Allah media ini jauh dari cara berpikir yang tak efektif itu. Butonmagz akan berupaya lebih profesional, dan berharap menjadi literasi bagi masyarakat di kawasan Kepulauan Buton.
Terakhir, kami berharap Butonmagz akan tumbuh sebagai bagian dari industri media yang profesional, itu sebab jadikan media ini sebagai mitra bisnis yang saling menguntungkan. Silakan menggunakan ruang-ruangnya untuk berpromosi, beriklan, bahkan menjadi donasi ekonomi. Hubungi kami di 0822 9601 7297.
Terima Kasih!
Baca sebelumnya : ButonMagz, Media Literasi Terkini ‘Miana Buton’
0 Komentar