Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)

Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan Buton

BUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari. Pada bagian ke-3 ini, mengisahkan peran politik dari sosok Sultan Mardan Ali. Berikut kisahnya;

Hubungan Buton dengan Belanda kurang baik sejak Sultan Mardan Ali menjabat sebagai Kapitalau panglima wilayah Timur Kesultanan Buton. Hal itu disebabkan karena kapal-kapal Belanda sering mengunjungi Buton sehingga Buton berada dalam cengkraman politik Belanda.

Menurut La Niampe (2019), Belanda tidak dapat diberi hati oleh Buton yang menyebabkan keretakan hubungan Buton-VOC yaitu peristiwa penyerangan kapal VOC bernama “Batavia” pada 30 Maret 1634. Peristiwa penyerangan itu dilakukan oleh dua ratus sampai tiga ratus orang Makassar di pelabuhan Baubau.

Kemudian perampokan dan pembunuhan awak perahu (fluit) Velzean pada Januari 1635 yang terdampar di Pulau Wawonii (dibagian utara pulau Buton) dalam Tahun 1636 sebuah kapal Belanda bernama (jacht) Sasker Douwensen milik VOC dirampok dan dibakar di pelabuhan Buton.

Pemilik kapal beserta 6 orang dan penduduk lainnya dibunuh berdasarkan perintah Sultan. Hal tersebut menyebabkan keretakan hubungan Buton dengan VOC.

Pada awal Januari, Van Diemen menjadi Gubernur jenderal berusaha secara pribadi memecahkan masalah-masalah yang dialami VOC di Maluku dan Makassar.

Dalam perjalanannya dari Maluku-Makassar, pada bulan Juni 1637 Van Diemen mampir di Buton. Kedua belah pihak bersikap berhati-hati sehingga tidak terjadi pertemuan pribadi antara Van Diemen dan Sultan.

Melalui para utusannya, Sultan mendapat pemberitahuan bahwa utusan Belanda ingin mengadakan perdamaian, asal masalah-masalah yang lalu tidak dibicarakan lagi. Namun Van Diemen minta agar semua barang yang dirampok dan dirusak sewaktu penyerangan, juga barang warga sipil yang telah dibunuh, diberi ganti rugi serta senjata-senjata yang dirampok.

Gubernur Jenderal Van Diemen mengunjungi Buton dengan angkatan lautnya dan menyatakan pada Sultan untuk menghentikan pembajakan kapa-kapal Belanda, karena kapal yang dibajak itu adalah kapal-kapal dagang yang harus dilindunggi.

VOC menemui sekutunya Sultan Mandarsyah (Sultan Ternate) untuk menjadi penengah dalam penyelesaian permasalahannya dengan Buton, maka Sultan Mandarsyah mengusulkan agar penyelesaian permasalahan ini ditempuh secara damai. Usul ini pun akhirnya diterima oleh kedua pihak (Buton dan VOC. (La Niampe, wawancara 5 Februari 2019).

Pada pertengahan tahun 1646, Mardan Ali datang ke Ternate memohon kepada Sultan Hamzia agar mau menjadi perantara dengan VOC untuk mengadakan perdamaian. VOC memberitahu untuk hal itu kami bersedia, asal saja untuk barang-barang warga kami dan meriam-meriam yang telah dirampok, diberi ganti kerugian.

Menurut Zahari, Maran Ali atau La Cila telah mengadakan persetujuan baru dengan VOC yang dikenal Buton sebagai persekutuan Ketiga Janji taluanguna dan keempat Janji pataanguna.

Isi perjanjian tersebut yaitu perjanjian La Cila Kapitaraja dari Buton dengan Kompeni Belanda di Amboina setelah Kompeni memenangkan perangnya dengan Inggris, Spanyol dan Protugis.

Penandatanganan yang tiga antara Buton dengan Kompeni Belanda berlangsung yang dilakukan oleh La Cila saat menjabat sebagai Kapitaraja Komandan Tentara Buton dengan Kompeni Belanda sesudah Kompeni mengalakan lawan-lawannya di Amboina (Ambon). Perjanjian ini turut pula disaksikan oleh La Balawa Saudara La Cila yang diperkirakan peristiwa ini terjadi dalam tahun 1643-1644 di masa pemerintahan Sultan Buton ke-6 (Zuhdi, 2010: 201)

Pada bulan Maret 1650, 3 tahun setelah menjalankan pemerintahan Sultan Mardan Ali mendapat berita bahwa telah terjadi peristiwa terdamparnya kapal VOC yang sementara dalam pelayaran menuju Ternate karam di Sagori dekat kabaena. Armada Kapal yang mengalami musibah tersebut terdiri dari 5 buah kapal masing-masing yaitu:

• De ijger (Kapal jelajah berat tipe retourschip kapsitas 1.000 ton)
• De Joffer (Kapal jelajah menenga tipe fluyt kapasitas 480 ton)
• Luijpaert (Kapal jelajah ringan tipe yachta kapasitas 320 ton)
• Bergen Op Zoom (Kapal jelajah ringan yacht kapasitas 300 ton)
• Aechtekercke (Kapal jelajah cepat tipe yacht kapasitas 100 ton)

Kelima kapal yang kandas itu memuat serdadu, perbekalan dan perlengkapan (senapan, meriam). Barang-barang dan penumpang kapal yang berjumlah 581 orang dapat tertolong.

Sebagian dari barang-barang itu dimuat kembali dalam kapal “Concordia” yang menyusul dari belakang dengan tujuan ke Ternate, sedang sisa barang beserta awak dan penumpang yang berjumlah 581 orang ditinggalkan untuk sementara di Buton (Kabaena).

Para pejabat tinggi Kesultanan menganjurkan kepada Sultan Mardan Ali agar orang-orang Belanda itu dibunuh saja dan barang-barangnya diambil sebagai hasil “Rampe”, akan tetapi Sultan tidak menuruti nasehat mereka, dan sebaliknya memberikan pertolongan kepada pelaut VOC yang karam itu sebab mengingat adanya suatu perjanjian untuk menolong siapa saja yang mendapat kecelakaan dilaut. Peristiwa itu dikenal dalam sejarah Buton sebagai “Kapala Yi Sagori”. (zah)

Baca sebelumnya:
Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 1)
Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)



  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...