![]() |
Prof. Musran dan Dr. Tasrifin, Ilmuwan asal Buton. Berpose di kawasan perkotaan Toronto-Canada |
BUTONMAGZ—Dua ilmuwan Buton yang saat ini berpredikat sebagai akademisi di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, masing-masing Prof. Dr. Musran Munizu, SE.,M.Si.,CIPM (Managemen) dan Dr. Tasrifin Tahara, M.Si (Antropolog) tengah berjibaku untuk menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Bila lolos, keduanya akan ditempatkan di negara sabahat RI.
Prof. Musran asal Bone-Bone (Baubau) memilih negara Thailand sebagai pilihan, sementara Dr. Tasrifin asal Melai-Keraton (Baubau) memilih Timor Leste. “Doakan kami berdua,” ungkap Tasrifin kepada Butonmagz malam ini (15/9).
Dari Pengumuman Kementerian Dikbud-RI Nomor 77659/A.A3/KP/2020, tertanggal 14 Setember 2020, Prof. Musran dan Dr. Tasrifin dinyatakan telah lolos seleksi administrasi bersama 40 calon atase lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Kendati begitu, keduanya masih harus mengikuti dua tahapan seleksi yakni, tahapan lanjutan pertama; psikotes, tes kemampuan Bahasa Inggris dan Leaderless Group Discussion yang dijadwalkan 17-18 September 2020. Sementara tahapan kedua berupa presetasi program kerja dan wawancara yang di jadwal pada 24-25 September 2020 dan 6-7 Oktober 2020.
Atase adalah ahli yang diperbantukan pada kedutaan untuk mengurus (mewakili) suatu bidang. Karena itu kedua calon Atdikbud ini nantinya akan mengurusi bidang pendidikan dan kebudayaan di kedutaan negara sahabat.
Data dari berbagai sumber valid menyebutkan adanya Atase Pendidikan di setiap Kedutaan Besar Republik Indonesia mutlak diperlukan, karena memegang peranan strategis sebagai perpanjangan tangan pemerintah Indonesia di luar negeri dalam misi pendidikan dan kebudayaan.
Pada tataran teknis, disamping tercapainya kerjasama bilateral dibidang pendidikan, atase pendidikan juga mepunyai peranan besar dalam membantu mahasiswa yang sedang menempuh studi di negara bersangkutan, sekaligus juga berperan besar bagi terciptanya layanan pendidikan yang umumnya bernaung di bawah Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN).
Beberapa atase yang biasanya ada di dalam sebuah kedutaan adalah atase militer, atase kebudayaan, atase sosial, atase perdagangan, atase pendidikan, dan sebagainya sesuai dengan keperluan masing-masing kedutaan. Biasanya, para ahli yang pernah menjadi atase di dalam sebuah kedutaan diangkat menjadi Duta Besar di kemudian hari.
Atase bertugas membantu pekerjaan seorang Menteri negara yang diwakilinya untuk melakukan promosi, kerjasama, fasilitasi, pengamatan dan diplomasi di bidang terkait dengan negara tempat para atase ditugaskan. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugasnya, Atase tidak hanya bertanggung jawab kepada Duta Besar tetapi juga bertanggung jawab kepada Menteri yang terkait dengan bidangnya. (zah)