![]() |
Prof. Dr. Jasruddin, M.Si saat memberi orasi ilmiah |
Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) Baubau sebagai salah satu kampus terbaik, dan swasta tertua di Sulawesi Tenggara, mendapat tantangan untuk menembus peringkat 100-an kampus terbaik di Indonesia.
Hal ini ditegaskan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2-Dikti) wilayah IX, Prof. Dr. Jasruddin, M.Si saat memberi orasi ilmiah pada pelantikan Rektor Unidayan periode tahun 2019-2023 – Ir. Syamsul Qamar, MT di Hall Baruga Hotel Rajawali Baubau, Rabu pagi ini, 16 Januari 2019.
“Jika saat ini Unidayan Baubau berada di rangking 300-an kampus terbaik di Indonesia, maka tahun depan sudah harus tembus rangking 100-an, jangan 200-an. Bercita-cita itu jangan setengah-setengah. Pesan Bung Karno, bercita-citalah setinggi langit, pun jika engkau terjatuh, akan jatuh di antara bintang-bintang,” tandas guru besar sosiologi ini disambut tepuk riuh hadirin.
Target tersebut bukan hal muluk-muluk bagi Unidayan dengan infrastruktur dan sumber daya manusia yang dimiliki saat ini. Termasuk penegasan untuk bekerjasama dengan pihak luar kampus dalam bentuk coorporate soscial responsibility (CSR), untuk merespon perubahan karena kemajuan teknologi informasi. contohnya bekerjasama dengan pihak perbankan.
“Semoga tahun depan, sudah ada Mandiri e-learning di Unidayan. Maksudnya, ini contoh bekerasama dengan Bank Mandiri, menyiapkan teknologi informasi untuk perkuliahan sistem media during. Sehingga di hutan pun, dosen dan mahasiswa bisa melaksanakan perkuliahan,” saran Prof. Jasruddin.
Target menembus peringkat 100 terbaik di Indonesia ini, harus pula didukung dengan pembukaan jurusan spesifik yang hanya ada di Unidayan, sehingga mahasiswa tak hanya berasal dari wilayah-wilayah Indonesia, tetapi juga bisa berasal dari luar negeri, tanpa harus bolak-balik merasa berarak dengan kampus. “sekarang masanya teknologi informasi, lakukan perubahan jika tidak ingin digilas oleh perubahan tersebut,” sergahnya.
Doktornya harus jadi guru besar
Prof. Jasruddin juga mengingatkan agar ‘doktor-doktor’ yang menjadi tenaga pengajar di Unidayan, untuk dapat mengurus kepangkatannya sehingga secepatnya menadi guru besar (professor). Sebab jika tidak sama saa dengan menzolimi diri sendiri dan keluarga.
“Bayangkan Professor itu gajinya Rp. 12 jutaan, kalau 24 doktor Unidayan tidak mengurus kepangkatannya sama saja menzolimi diri sendiri dan keluarganya. Belum lagi perputaran ekonomi di kota ini, jika semua sudah bisa professor,” tandasnya.
Senada dengan Prof. Jasruddin, Wali Kota Baubau – Dr. H. AS. Tamrin, MH dalam sambutannya mengatakan percepatan Unidayan menjadi kampus terbaik di Indonesia tentu akan di dukung dengan infrastruktur di sekitarnya, dalam hal ini keberadaan pemerintah daerah. “apalagi kami punya visi yang sangat kuat berkaitan dengan peningkatan SDM, harus saling menunjang dan kerjasama saling menguntungkan,” ujar wali kota.
Disebutkan kampus-kampus di wilayah Kota Baubau sejatinya fokus pada pendidikan moral, nasionalisme, dan pembinaan ahlak. “saya ingin sekali mahasiswa ini hadir di setiap upacara nasional di Palagimata. Implementasi nasionalisme kita itu secara sederhana ada pada saat kita menghormati Sang Merah Putih. Karena kita tahu bersama, mahasiswa adalah masa depan generasi bangsa ini,” imbau wali kota.
Banyak hal diungkap wali kota pada pelantikan ini termasuk keseriusannya untuk terlibat dalam banyak hal berkait pembinaan kampus-kampus di wilayahnya. Setidaknya agar Baubau benar menjadi kota pendidikan, dan tak perlu ke kota-kota lainnya menempuh perkuliahan. (ref)
0 Komentar