BUTONMAGZ--Tahun Baru Imlek merupakan hal yang sangat penting dan ditunggu-tunggu setiap tahun bagi masyarakat etnis Tionghoa ataupun keturunan China. Perayaan ini dirayakan tiap tanggal 1 penanggalan kalender khusus Tionghoa. Yuk simak fakta-fakta Imlek yang mungkin belum Anda ketahui.
Sempat Dilarang di Indonesia
Pada rezim Orde Baru, tahun baru ini tidak boleh dirayakan. Larangan ini terjadi selama tiga dekade melalui sebuah Instruksi Presiden Soeharto. Namun pada tahun 2000, instruksi ini dicabut oleh presiden Abdurrahman Wahid (alm) dan mulai tahun 2003 presiden Megawati Sokarnoputri menyatakan imlek sebagai hari libur nasional.
Fenomena Mudik Terbesar di Dunia
Puluhan juta pekerja urban jelang imlek berbondong-bondong pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga merayakan Imlek. Bagian terpenting dari Tahun Baru Imlek adalah reuni keluarga. Semua orang harus pulang untuk makan malam Tahun Baru Imlek. Migrasi ke rumah alias mudik ini disebut chunyun (春运), atau Spring Migration. Di Hongkong, saat malam Imlek di jalanan sepi, karena warga merayakannya di rumah bersama keluarga dan bersembahyang bersama.
Warna Merah Lambang Nasib Baik
Tahun Baru Imlek ditandai dengan warna merah. Bagi warga Cina, merah melambangkan nasib baik sesuai fengshui. Juga jangan lupa angpao atau hongbao dalam bahasa Mandarin, adalah amplop merah berisi uang tunai yang biasa dibagikan kepada anak-anak, keluarga, kawan dan pegawai.
Dirayakan di Seluruh Dunia
Seiring menyebarnya imigran Cina ke seluruh dunia tradisi perayaan tahun baru imlek juga ikut mengglobal. Di kota New York, AS semua sekolah diliburkan pada hari tahun baru Cina untuk memberi kesempatan warga merayakan imlek. London bahkan mengklaim perayaan imlek terbesar dan paling meriah di luar Cina. Di Indonesia juga, di berbagai kota seperti Jakarta, Lombok, Semarang, Singkawang dan kota-kota lainnya dirayakan secara meriah.
Banyak Pantangan
alam tradisi imlek tercatat 16 pantangan yang tidak boleh dilakukan saat merayakan tahun baru lunar Cina itu. Antara lain, dilarang menyapu dan membersihkan rumah di hari pertama, karena dianggap akan menolak rejeki. Beberapa larangan berkaitan dengan simbol bahaya maupun bunyi pengucapan bahasa Mandarin atau Kanton yang artinya mati, jahat atau kalah. (sumber : opini.id)
Sempat Dilarang di Indonesia
Pada rezim Orde Baru, tahun baru ini tidak boleh dirayakan. Larangan ini terjadi selama tiga dekade melalui sebuah Instruksi Presiden Soeharto. Namun pada tahun 2000, instruksi ini dicabut oleh presiden Abdurrahman Wahid (alm) dan mulai tahun 2003 presiden Megawati Sokarnoputri menyatakan imlek sebagai hari libur nasional.
Fenomena Mudik Terbesar di Dunia
Puluhan juta pekerja urban jelang imlek berbondong-bondong pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga merayakan Imlek. Bagian terpenting dari Tahun Baru Imlek adalah reuni keluarga. Semua orang harus pulang untuk makan malam Tahun Baru Imlek. Migrasi ke rumah alias mudik ini disebut chunyun (春运), atau Spring Migration. Di Hongkong, saat malam Imlek di jalanan sepi, karena warga merayakannya di rumah bersama keluarga dan bersembahyang bersama.
Warna Merah Lambang Nasib Baik
Tahun Baru Imlek ditandai dengan warna merah. Bagi warga Cina, merah melambangkan nasib baik sesuai fengshui. Juga jangan lupa angpao atau hongbao dalam bahasa Mandarin, adalah amplop merah berisi uang tunai yang biasa dibagikan kepada anak-anak, keluarga, kawan dan pegawai.
Dirayakan di Seluruh Dunia
Seiring menyebarnya imigran Cina ke seluruh dunia tradisi perayaan tahun baru imlek juga ikut mengglobal. Di kota New York, AS semua sekolah diliburkan pada hari tahun baru Cina untuk memberi kesempatan warga merayakan imlek. London bahkan mengklaim perayaan imlek terbesar dan paling meriah di luar Cina. Di Indonesia juga, di berbagai kota seperti Jakarta, Lombok, Semarang, Singkawang dan kota-kota lainnya dirayakan secara meriah.
Banyak Pantangan
alam tradisi imlek tercatat 16 pantangan yang tidak boleh dilakukan saat merayakan tahun baru lunar Cina itu. Antara lain, dilarang menyapu dan membersihkan rumah di hari pertama, karena dianggap akan menolak rejeki. Beberapa larangan berkaitan dengan simbol bahaya maupun bunyi pengucapan bahasa Mandarin atau Kanton yang artinya mati, jahat atau kalah. (sumber : opini.id)