Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Nusa Ela, dusun wisata yang sejarahnya pertama kali dihuni oleh perantau Buton abad-17

Salah satu keindahan resort di Dusun Nusa Ela-Maluku Tengah

Bagi orang yang berasal dari Maluku Tengah nama Nusa Ela sangat dikenal, kendati disebut sebagai dusun, namun pesona Nusa Ela begitu kesohor sebagai objek wisata. Di sana sejumlah resort telah berdiri, menunggu berbagai wisatawan ke dasar lautnya yang indah itu. Tetapi tahukah Anda, jika Dusun Nusa Ela yang pesolek itu ternyata pertama kali dihuni dan dibangun oleh perantau asal Buton. 

Catatan kecil dari Akbar, seorang alumni mahasiswa IAIN Ambon menuliskan bila Dusun Nusa Ela telah tercatat dalam sensus kependudukan yang merupakan salah satu dusun dengan negeri petuanan pada Desa Ureng Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.

Di dalam sejarahnya, cikal bakal terjadinya Dusun Nusa Ela sebagai salah satu perkampungan telah dirintis oleh mereka para pendahulu pulau ini yang terdiri satu orang, kemudian menjelma menjadi tiga orang yang berasal dari Pulau Buton, konon perantau Buton ini mendapat misi khusus dari pihak kesultanan/kerajaan Buton, yakni membawa misi agama. Tujuannya adalah untuk membawa serta menyebarluaskan agama Islam di Maluku dan sekitarnya yang diperkirakan pada akhir abad ke 17 yang lalu.

Tokoh yang dimaksud sebagai perantau tersebut adalah La Salebo dan istrinya Ratna. Dialah yang dianggap warga setempat sebagai penghuni pertama kali pulau ini. sebagai orang yang pertama hadir di Nusa Ela, maka warga di sana menganggapnya sebagai tetua kampung. Mediang Ibu Ratna disapa akrab warga dengan panggilan Ibu Kaminta. Bapak La Salebo berasal dari Pulau Buton dan bersuku Buton, sementara istrinya -  Ratna juga berasal dari Buton tetapi bersuku Jawa.

Keduanya, merantau ke Maluku Tengah untuk mencari suasana kehidupan yang baru dan menetap di Dusun Nusa Ela pada akhir abad 17 dan awal abad ke 18 silam. Keluarga La Salebo-Ratna memiliki putra pertama bernama La Tapu, yang makamnya masih di temukan di dusun ini. cerita ini masih terpelihara dengan baik di masyarakat Nusa Ela, termasuk dari cucu keturunannya yang masih tersisa hingga sekarang.

Pemberian nama La Tapu dimaknai sebagai ‘yang menetap’, konon menadi petanda menetapnya mereka di pulau kecil ini. Berselang waktu pasangan La Salebo-Ratna, memiliki anak kedua yang diberinya nama  La Ambo. Hingga sekarang, generasi La Salebo-Ratna, merupakan generasi lapis kelima yang mendiami dusun Nusa Ela.

Nusa Ela kini sangat kesohor, kawasan ini pula skarang dijuluki sebagai Dusun pulau tiga. Pemberian julukan ini oleh masyarakat sekitar pesisir Kecamatan Leihitu berdasarkan letak dan keberadaan pulau-pulau ini yang mana terdapat tiga kepulauan yang saling berdekatan antara jarak pulau yang satu dengan pulau-pulau yang yang lainnya. Yakni Pulau Nusa Hatala dan Nusa Lain.

Jarak antara ketiga pulau yang berstatus dusun ini sepantaran 1 Km. saja, Nusa Ela endiri menadi kawasan pemukimana dan wisata, sementara Nusa Hatala dan Nusa Lain dijadikan warga setempat sebagai tempat perkebunan dengan ditanami oleh beberapa tanaman diantaranya adalah cengkih, pala, kelapa, mangga dan lain-lain.

Secara umum letak geografis Dusun Nusa Ela sebelah timur berbatasan dengan pulau Ambon, sebelah barat berbatasan dengan selat Manipa, sebelah utara berbatasan dengan pulau Seram dan sebelah selatan berbatasan dengan lautan bebas. Letak keberadaan Dusun Nusa Ela ini merupakan keberadaan suatu wilayah yang terbilang sangat strategis bagi masyarakat pesisir yang berada pada daratan Kecamatan Leihitu maupun masyarakat lainnya.

Seringkali wilayah ini dijadikan tempat persinggahan sementara bagi para nelayan yang berasal dari wilayah lain, misalnya dari Pulau Seram dan pesisir Jazirah Leihitu dan dari tempat lainnya untuk sejenak berteduh dan berlabuh dalam waktu sementara keadaan cuaca yang buruk, maupun adanya tujuan-tujuan tertentu serta aktifitas lainnya di Dusun Nusa Ela tersebut. (ref)


  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...