Jika langit cerah, pulau Kabaena begitu mudah terlihat dari Kota Baubau, gunungnya menyembul tinggi berlapis awan nan indah. Kabaena, dulu adalah wilayah Kabupaten Buton dan sekarang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Bombana - Sulawesi Tenggara
Memang Buton, Bombana, dan Pulau Kabaena sendiri tak dapat dipisahkan dalam sejarah panjang negeri bertuah ini. Bombana adalah kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Buton. Sementara Pulau Kabaena adalah pulau terbesar di wilayah itu. Orang-orang Kabaena yang beretnis Moronene, raja-rajanya bergelar Mokole, punya negeri dan alam yang begitu memesona.
Pulau Kabaena memiliki luas daratan sekitar 873 km² . Tak susah memperoleh akses ke sana, tetapi dengan jalur laut, sebab belum terbangun bandar udara di sana.beberapa akses untuk menuju ke sana bisa dari Kota Baubau, juga dari Kasipute, Bombana – wiayah yang berada di dataran Sulawesi Tenggara.
Dari Kota Baubau, dengan menempuh kapal dari Jembatan Batu Kota Baubau dengan waktu tempuh sekitar 6 jam atau dengan kapal Ferry sekitar 5 jam, serta bisa naik kapal Jet dari Pelabuhan Murhum Kota Baubau Langsung Menuju pelabuhan Batuawu Kec.Kabaena Selatan dengan waktu 3 jam.
Wilayah Kabaena semakin ke tengah semakin semakin sejuk dengan suhu normal antara 25 derajat Celcius hingga 30 derajat Celcius. Secara administratif Pulau Kabaena terdiri dari 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Kabaena, Kecamatan Kabaena Barat, Kecamatan Kabaena Timur, Kecamatan Kabaena Selatan, Kecamatan Kabaena Utara, dan Kecamatan Kabaena Tengah.
Objek unggulan yang bisa memanjakan mata di sana adalah Batusangia, Goa Batuburi, Benteng Tutuntari, Air Terjun Ee Meroro, Air Terjun Wataroda, Sumur Air Panas Patungkoriu, Pantai Lanere, Pulau Sagori, Air Terjun Mata Lakambula, Gunung Sabampolulu dan Makam Mokole Pu’u Roda.
Masyarakat Kabaena juga terbilang kreatif. Ada satu desa di sana ditasbihkan menjadi desa wisata, namanya Desa Wisata Tangkeno. Status yang diprakarsai masyarakatnya sendiri yang ingin sejahtera dari sektor wisata, mereka juga ingin menjadi adalan pariwisata daerah. Maklum selain alamnya yang sejuk, indah, perempuan-perempuannya pun dikenal dengan kecantikan parasnya.
Desa Wisata Tangkeno ditunjang dengan hadirnya obyek-obyek wisata disekitarnya; ada bisa ke Batusangia dengan berjalan kaki; menikmati konstruksi rumah adat dan aktivitas masyarakat desa seperti pembuatan gula merah, menumbuk padi, musik bambu, Ore-ore, pembuatan lemang dan sebagainya serta wisatawan dapat berinteraksi secara langsung dengan masyarakat desa.
Pulau Kabaena memiliki luas daratan sekitar 873 km² . Tak susah memperoleh akses ke sana, tetapi dengan jalur laut, sebab belum terbangun bandar udara di sana.beberapa akses untuk menuju ke sana bisa dari Kota Baubau, juga dari Kasipute, Bombana – wiayah yang berada di dataran Sulawesi Tenggara.
Dari Kota Baubau, dengan menempuh kapal dari Jembatan Batu Kota Baubau dengan waktu tempuh sekitar 6 jam atau dengan kapal Ferry sekitar 5 jam, serta bisa naik kapal Jet dari Pelabuhan Murhum Kota Baubau Langsung Menuju pelabuhan Batuawu Kec.Kabaena Selatan dengan waktu 3 jam.

Objek unggulan yang bisa memanjakan mata di sana adalah Batusangia, Goa Batuburi, Benteng Tutuntari, Air Terjun Ee Meroro, Air Terjun Wataroda, Sumur Air Panas Patungkoriu, Pantai Lanere, Pulau Sagori, Air Terjun Mata Lakambula, Gunung Sabampolulu dan Makam Mokole Pu’u Roda.
Masyarakat Kabaena juga terbilang kreatif. Ada satu desa di sana ditasbihkan menjadi desa wisata, namanya Desa Wisata Tangkeno. Status yang diprakarsai masyarakatnya sendiri yang ingin sejahtera dari sektor wisata, mereka juga ingin menjadi adalan pariwisata daerah. Maklum selain alamnya yang sejuk, indah, perempuan-perempuannya pun dikenal dengan kecantikan parasnya.
Desa Wisata Tangkeno ditunjang dengan hadirnya obyek-obyek wisata disekitarnya; ada bisa ke Batusangia dengan berjalan kaki; menikmati konstruksi rumah adat dan aktivitas masyarakat desa seperti pembuatan gula merah, menumbuk padi, musik bambu, Ore-ore, pembuatan lemang dan sebagainya serta wisatawan dapat berinteraksi secara langsung dengan masyarakat desa.

Tangkeno adalah salah satu desa yang terletak di sebelah utara Gunung Sabampolulu, andalan kulinernya dikenal dengan nama ‘gula kelapa’ yang gurih, renyah, tentu sangat manis. Tetapi cemilan ini telah melagenda, sehingga kuliner ini juga mudah ditemukan di Kota Baubau – karena diburu banyak orang.
Tetapi mengunjungi Desa Wisata Tangkeno bukan cuma untuk berburu Gula Kelapa, sebab alam yang indah solah berada dalam satu kepingan surga, kerap juga ada festival budaya, bisa menikmati tarian Lulo Alu, Lumense, dan peragaan Busana.
Jika bersama pasangan, Tangkeno memang romantis, apalagi Anda menikmati secangkir kopi panas di beranda rumah kayu, sembari menatap benteng di atas Gunung Tangkeno ini.
Begitu syahdunya. Apalagi di sana terdapat air terjun yang memiliki ketinggian ratusan meter yang cocok untuk melepas lelah setelah menyusur desa ini seharian. Yuk berwisata ke sana! (ref)
Tetapi mengunjungi Desa Wisata Tangkeno bukan cuma untuk berburu Gula Kelapa, sebab alam yang indah solah berada dalam satu kepingan surga, kerap juga ada festival budaya, bisa menikmati tarian Lulo Alu, Lumense, dan peragaan Busana.
Jika bersama pasangan, Tangkeno memang romantis, apalagi Anda menikmati secangkir kopi panas di beranda rumah kayu, sembari menatap benteng di atas Gunung Tangkeno ini.
Begitu syahdunya. Apalagi di sana terdapat air terjun yang memiliki ketinggian ratusan meter yang cocok untuk melepas lelah setelah menyusur desa ini seharian. Yuk berwisata ke sana! (ref)
--------
foto-foto di repro dari web ceritadetisnasi