![]() |
Jembatan Teluk Kendari ini Progres konstruksi seluruhnya telah mencapai 97,33 %. (Dok. PUPR) |
BUTONMAGZ—Membelah teluk Kendari, menghubungkan dua kawasan perkotaan di ibu kota Sulawesi Tenggara, menyatukan kawasan industri, kawasan pelabuhan dan pemukiman baru, tampaknya menjadi haru biru pemanja mata. Karena sangat ikonik, jembatan baru ini yang sebelumnya disebut-sebut bernama jembatan Bahteramas menjelma layaknya ‘Golden Gate Bridge’ di Amerika Serikat.
Kini pembangunannya dalam tahap perampungan, boleh dibilang dalam ‘masa merapikan’, sebab proyek berjenis jembatan gantung cable stayed ini sisa dalam proses mempercantik, memberi warna, bahkan (mungkin) sekadar menunggu uji coba. Yang pasti, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mulai membahas serius tentang manfaat dan efek dominonya.
Di Pulau Sulawesi, jenis jembatan ikonik ini hanya dua, yakni Jembatan Soekarno di Manado, Sulawesi Utara diresmikan Mei 2015 silam, dan jembatan teluk Kendari yang sudah hampir rampung.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang menyelesaikan pembangunan jembatan sepanjang 1,34 km ini. Fungsinya menghubungkan kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pembangunannya bertujuan mendukung konektivitas bagi pengembangan wilayah selatan Kota Kendari yakni daerah Poasia dan Pulau Bungkutoko yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, Kendari New Port, dan kawasan permukiman baru.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien. Dengan konektivitas yang semakin lancar diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.
"Pembangunan infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan memperlancar konektivitas dan aksesibilitas lalu lintas, di samping memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktivitas perekonomian," kata Basuki dalam pernyataan resminya, Selasa, 25 Agustus 2020 kemarin.
Jembatan Teluk Kendari akan meningkatkan konektivitas jalan nasional dan jalan lingkar luar (Outer Ring Road) Kota Kendari. Berdasarkan roadmap, panjang pembangunan jalan lingkar luar sekitar 40 Km yang menghubungkan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe.
![]() |
Keren dan memesona sebagai ikon baru Sulawesi Tenggara |
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari ditangani oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari Sulawesi Tenggara Ditjen Bina Marga dengan Konsorsium kontraktor adalah PT. PP dan PT Nindya Karya dengan biaya APBN sebesar Rp 800 miliar melalui skema kontrak tahun jamak (MYC) 2015-2020.
Saat ini pengerjaan konstruksi Jembatan Teluk Kendari terdiri dari pembangunan jalan pendekat atau oprit (602,5 m), approach span (357,7 m), side span (180 m), bentang utama atau main span (200 m). Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar. Progres konstruksi seluruhnya telah mencapai 97,33 %.
Keberadaan Jembatan Teluk Kendari akan mempermudah akses masyarakat yang berada di kawasan Kota Lama atau Poasia yang selama ini dipisahkan oleh Teluk. Masyarakat harus menyeberangi Teluk Kendari menggunakan kapal ferry atau memutari teluk sejauh 20 Km dengan waktu tempuh 30-35 menit. Dengan adanya Jembatan Teluk Kendari maka jarak semakin dekat dan waktu tempuh yang dibutuhkan hanya sekitar 5 menit.
Kadis Perhubungan Sultra, Dr. Ir. Hado Hasina, MT menyebutkan jembatan teluk Kendari akan menjadikan terminal laut Kendari New Port termodern ke-3 di Kawasan Timur Indonesia setelah Makassar dan Bitung.
“Terintegrasi dengan terminal laut Nusantara dan Plabuhan Rakyat dalam sistem Pelabuhan Kendari akan makin memastikan sistem simpul dan ruas laut, darat (terminal A Puuwatu dan terminal B Baruga) serta simpul utama udara di Bandara Halu Oleo, menjadi mempertajam pelayanan transportasi yang efektif dan efisien, menurut Sistem Transportasi Nasional (Sstranas) dalam Tata Ruang Wilayah (Tatrawil) Sulawesi Tenggara. (zah)