Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

H. Irawan Laliasa, Angkat Citra Pramuka Sultra ke Level Humanis

H. Irawan Laliasa 'Kak Ira' - Ketua Gerakan Pramuka Kwartr Daerah Sulawesi Tenggara
 
BUTONMAGZ---Nama H. Irawan Laliasa, SE., M.Si- bagi masyarakat Sulawesi Tenggara, khususnya yang berdiam di jazirah Konawe dan Mekongga Raya bukan sesuatu yang asing, sebab ia terbilang eks tokoh birokrasi di berbagai jenjang karir yang kini memimpin organisasi Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Sulawesi Tenggara untuk masa bakti tahun 2019-2024. Tahun yang menjadi kepemimpinan periode kedua, setelah sukses memimpin di tahun 2014-2019.

Berpramuka bagi sosok pria kelahiran 26 Desember 1961 ini bukan yang hal instant. Organisasi ini memang telah ditekuninya sejak remaja, bahkan pernah menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Kerja Daerah (DKD) Gerakan Pramuka Sultra di bilangan tahun 90-an, posisi paling elite bagi peserta didik Pramuka di sebuah provinsi. Itu sebab namanya membumi bagi kalangan aktivis di daerah ini dengan sebutan ‘Kak Ira’.

H. Irawan, kini telah purnabakti di birokrasi setelah ‘kandas’ di perhelatan politik Kabupaten Konawe setelah berkompetisi dengan petahana yang juga kompatriotnya beberapa waktu lalu – Kerry Saiful  Konggoasa.

Jabatan strategis terakhir yang disandang H. Irawan di birokrasi yakni sebagai Kepala Badan Pendapatan Daerah Sulawesi Tenggara, sejak tahun 2017. Setahun sebelumnya (2016) ia pernah menyicip posisi strategis sebagai Pejabat Bupati Konawe Selatan kurun waktu enam bulan lamanya.

“Sebuah pengalaman penting  telah Tuhan perjalankan kepada saya. Kontestasi pemilihan kepala daerah di Konawe adalah pelajaran dan pengalaman paling berharga. Setidaknya saya berkesimpulan sementara, bila kepemimpinan itu ada di semua orang, tetapi Tuhan memberinya kepada yang benar-benar telah digariskannya,” katanya kepada Butonmagz di ruang kerjanya di Kwarda Sultra, akhir pekan lalu.

Apakah masih punya keinginan untuk berkompetisi di helatan politik? “Saya konsentrasi dulu di Pramuka. Sebab ini juga tugas mulia; menyiapkan, mendidik, mengorganisir kepramukaan di Sulawesi Tenggara ini. saya bersyukur di Kwarda ini memiliki kepengurusan dengan kualitas SDM yang bisa diandalkan. Kawan-kawan di sini pasti bisa mengangkat citra Pramuka Sultra ke level humanis,” kata ayah dari empat orang putra-putri ini.
 
 
H. Irawan Laliasa, SE., M.Si - saat masih aktif di birokrasi

Level humanis bagi seorang Irawan Laliasa bukan dimaknai sebagai ‘organisasi kemanusiaan’ belaka, tetapi bisa berkontribusi besar bagi daerah, bangsa dan negara. “Kwarda Sultra itu terbilang salah satu kwartir terbaik di Indonesia, bisa menjadi tuan rumah Munas; sukses mengirim anggota Pramuka ke jambore dunia; terlibat langsung dalam organisasi kemanusiaan (Pramuka Peduli), demikian pula berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pemerintahan, kemanusiaan, dan membumi di masyarakat,” tandasnya.

Tercatat (pula) sebagai Andalan Nasional

Sebagai penggiat Pramuka sejak remaja, Irawan tak hanya didapuk sebagai Ketua Kwarda Sultra, ia juga tercatat sebagai pengurus Kwartir Nasional atau lazim disebut Andalan Nasional – ia masuk di bidang Pengabdian Masyarakat. Karenanya urusan hilir mudik Kendari – Jakarta dan beberapa daerah lainnya di Indonesia menjadi kesehariannya. “Mungkin bisa disebut ‘pengabdian tambahan’ kepada negara. Jadi saya menjalaninya dengan penuh dedikasi, ketulusan, dan atas nama kebesaran organisasi Pramuka,” ujarnya.

Di Kwarda Sultra, posisinya sebagai ketua tak dijalaninya sekadar simbolik belaka. Terkadang pagi hingga malam hari, waktunya dihabiskan di sana, di penghujung Anduonohu, tempat yang tak seramai ketika Kwarda berkantor di bilangan Wua-wua yang kini menjadi salah satu pusat pertokoan terbesar di Kota Kendari.

“Itu sebab saya dan kawan-kawan lagi menggiatkan #RamaikanKwarda, sebagai bentuk dedikasi besar bagi pembinaan kepramukaan di Sulawesi Tenggara. Agar Kwarda bisa jadi rumah dan kantor kedua bagi para penggiat pramuka. Alhamdulillah saya didukung pengurus dari berbagai disiplin ilmu dan karir,” imbuhnya.

Memang, dari sejumlah pengurus Kwarda Sultra tercatat sejumlah nama aktivis, politisi, mantan ketua KPU, dosen, birokrasi, wartawan dan pekerja sosial masyarakat. “Kebanggaan saya saat ini, adalah dukungan besar dan pengabdian dari semua pengurus Kwarda. Saya pantas untuk berterima kasih kepada para pengurus dan kepada insan Pramuka se Sulawesi Tenggara. Mereka tak sekedar andalan pramuka, tetapi aset terbaik Sulawesi Tenggara” katanya. (ref)

Posting Komentar

0 Komentar



  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...