Mewacananya sejumlah nama elite di Kota Baubau, seperti Wakil Wali Kota La Ode Ahmad Monianse, Sekda Baubau Dr. Roni Muhtar, M.Pd, Asisten Pemerintahan Setda Baubau La Ode Aswad, S.Sos, M.Si dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Baubau, H. Idrus Taufiq Saidi, S.Kom., M.Si sebagai kandidat ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Baubau, mendapat respon beragam dari aktivis peramuka di kota ini.
Di grup whatsApp Purna Anggota Dewan Kerja (PADK) Kepulauan Buton, kepemimpinan Kwarcab Baubau di periode sebelumnya dinilai banyak mengalami kegagalan dari sejumlah program. Bahkan pelaksanaan apel besar pramuka saja yang menjadi ‘kewajiban moral’ kurun waktu dua tahun tidak pernah digelar dengan alasan mengikuti kegiatan nasional. Belum lagi digerus situasi politik praktis jelang Pilkada.
“Pengalaman buruk, kwarcab Baubau harus jauh dari pemain politik praktis. Sebab setiap mendekati Pilkada, Pramuka selalu terbawa-bawa. Lebih baik cari pimpinan yang bervisi untuk membesarkan Pramuka saja, bukan yang selalu bermain politik praktis,” tandas Maman – purna dewan kerja Kwarcab Baubau, kepada Butonmagz Senin, 28 Januari 2019
Kata Maman, memang sangat ideal jika Kwarcab dipimpin bapak La Ode Ahmad Monianse atau Bapak Roni Muhtar – sebab keduanya adalah petinggi Kota Baubau, namun harus dipertimbangkan sebab keduanya adalah ‘aktor’ yang kemungkinan besar akan ikut kontestasi politik Baubau di periode mendatang.
“Masih jauh memang Pilkada Baubau periode 2023-2028, tetapi harus dipertimbangkan, jangan sampai kondisinya sama seperti sebelumnya, masih banyak figur yang bisa membesarkan Kwarcab tanpa harus melirik figur-figur pemain politik praktis, ada Pak Idrus (Kadis Kominfo), Pak Aswad (Asisten I), ada Pak Tamsir Tamim (Ka Damkar) dan sebagainya,” imbuhnya.
Ketika pemberitaan sebelumnya (Baca di sini ) oleh Butonmagz, sempat direspon Andalan Nasional Gerakan Pramuka asal Sulawesi Tenggara, Jaenuddin Ladansa yang menyebutkan Kwarcab Baubau jangan terjebak kepemimpinan Kwarcab harus pejabat. “Siapapun, yang pasti tahu pramuka dan mau membesarkan Pramuka,” ujarnya.
Namun ada pula beberapa Purna Anggota Dewan Kerja (PADK) yang merespon program Kwarcab Baubau yang terlihat aktif, ketika mendekati momentum kegiatan nasional. “itu kurang bijak, apalagi terkesan yang diberangkatkan itu-itu saja, Kwarcab Baubau ke depan harus banyak berbenah” katanya tak hendak disebut identitasnya. (ref)
Di grup whatsApp Purna Anggota Dewan Kerja (PADK) Kepulauan Buton, kepemimpinan Kwarcab Baubau di periode sebelumnya dinilai banyak mengalami kegagalan dari sejumlah program. Bahkan pelaksanaan apel besar pramuka saja yang menjadi ‘kewajiban moral’ kurun waktu dua tahun tidak pernah digelar dengan alasan mengikuti kegiatan nasional. Belum lagi digerus situasi politik praktis jelang Pilkada.
“Pengalaman buruk, kwarcab Baubau harus jauh dari pemain politik praktis. Sebab setiap mendekati Pilkada, Pramuka selalu terbawa-bawa. Lebih baik cari pimpinan yang bervisi untuk membesarkan Pramuka saja, bukan yang selalu bermain politik praktis,” tandas Maman – purna dewan kerja Kwarcab Baubau, kepada Butonmagz Senin, 28 Januari 2019
Kata Maman, memang sangat ideal jika Kwarcab dipimpin bapak La Ode Ahmad Monianse atau Bapak Roni Muhtar – sebab keduanya adalah petinggi Kota Baubau, namun harus dipertimbangkan sebab keduanya adalah ‘aktor’ yang kemungkinan besar akan ikut kontestasi politik Baubau di periode mendatang.
“Masih jauh memang Pilkada Baubau periode 2023-2028, tetapi harus dipertimbangkan, jangan sampai kondisinya sama seperti sebelumnya, masih banyak figur yang bisa membesarkan Kwarcab tanpa harus melirik figur-figur pemain politik praktis, ada Pak Idrus (Kadis Kominfo), Pak Aswad (Asisten I), ada Pak Tamsir Tamim (Ka Damkar) dan sebagainya,” imbuhnya.
Ketika pemberitaan sebelumnya (Baca di sini ) oleh Butonmagz, sempat direspon Andalan Nasional Gerakan Pramuka asal Sulawesi Tenggara, Jaenuddin Ladansa yang menyebutkan Kwarcab Baubau jangan terjebak kepemimpinan Kwarcab harus pejabat. “Siapapun, yang pasti tahu pramuka dan mau membesarkan Pramuka,” ujarnya.
Namun ada pula beberapa Purna Anggota Dewan Kerja (PADK) yang merespon program Kwarcab Baubau yang terlihat aktif, ketika mendekati momentum kegiatan nasional. “itu kurang bijak, apalagi terkesan yang diberangkatkan itu-itu saja, Kwarcab Baubau ke depan harus banyak berbenah” katanya tak hendak disebut identitasnya. (ref)
0 Komentar