Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Dugong dan Legenda Duyung yang Pengasih dari Buton


Duyung dikenal sebagai hewan mamalia laut herbivor yang penyebarannya di wilayah Indo-pasifik. Dugong (Dugong dugon), merupakan satu-satunya spesies yang masih eksis di bawah famili Dugongidae dan sering digambarkan sebagai jelmaan putri duyung pada legenda dan cerita rakyat.

Dugong memiliki kemiripan dengan spesies manatee. Dugong digambarkan berbentuk seperti ikan yang tambun dengan bobot sekitar 300-500 kg dan panjang mencapai 3 meter. Memiliki ekor yang pipih, horizontal dan bentuknya bercabang seperti ekor paus dan lumba-lumba, tanpa mempunyai sirip punggung. Sama seperti kelompok mamalia laut lainnya, dugong juga berkomunikasi dengan menggunakan suara.

Terdapat puting susu pada ketiak dikedua sirip yang berfungsi untuk menyusui anaknya. Dugong juga dapat menyelam selama 3 – 5 menit untuk kemudian naik lagi ke permukaan untuk bernapas. Mata dugong memiliki ukuran kecil dan apabila diangkat keluar dari air akan mengeluarkan cairan yang dikenal sebagai “air mata duyung”.

Dugong termasuk sangat pemilih dalam urusan makan. Tidak seperti hewan herbivor lainnya yang lebih menyukai tumbuhan yang berserat atau berselulose, dugong lebih memilih jenis tumbuhan lamun yang lembut dan mudah dicerna tetapi mempunyai nilai gizi tinggi.

Bila dugong mencari makan didasar laut, sirip tebalnya dapat menopang tubuhnya untuk merayap ketika mencari makan. Adapun perilaku makan dugong secara merangkak dan mencabut seluruh tumbuhan lamun sampai ke akar- akarnya sehingga meninggalkan jejak atau jalur memanjang di dasar laut disebut feeding trail.
duyung

Berdasarkan hasil Simposium Nasional Dugong dan Habitat Lamun yang diselenggerakan oleh KKP, LIPI, IPB dan WWF Indonesia pada tanggal 20-21 April 2016 lalu di Bogor, memperlihatkan bahwa keberadaan dugong di Indonesia mengalamai penurunan dan terancam punah.

Berdasarkan kasus yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, menurunnya populasi dugong disebabkan ancaman dan pemanfaatan ilegal seperti praktik perburuan, konsumsi daging, pemanfaatan tulang, kulit, taring dan air mata yang seringkali dilakukan secara turun-temurun. Bahkan air mata dugong dipercaya sebagai bahan obat-obatan dan memiliki unsur magis.
Dugong masuk dalam daftar merah (Red List) IUCN (International Union for The Conservation of Nature) sebagai hewan dilindungi dan terdaftar pada Lampiran I CITES (Convention on the International Trade in Endangered Species of Fauna and Flora) serta dilindungi oleh negara melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

Disisi lain, terdapat sebuah keunikan dan tradisi dalam masyarakat di Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara yang dikenal sebagai tula-tulana “Wa Ndiu-ndiu”. Berdasarkan pemaparan makalah yang disampaikan oleh Nuraini pada simposium tersebut, Tula-tulana merupakan tradisi lisan dari orang-orang zaman dulu yang di dalamnya berisi nasihat berbentuk legenda ataupun kisah nyata yang kadang dibacakan sambil dilagukan. Menurutnya, dari sekian banyak tula-tulana, yang masih eksis hingga saat ini berjudul “Wa Ndiu-ndiu” yang dalam bahasa setempat bermakna puteri duyung (dugong).

Baca Juga : Kanakea, sejarah dan upaya melepas stigma negatif

Konon dalam legenda jelmaan putri duyung ini, awalnya merupakan sesosok perempuan (ibu) yang pengasih. Suatu hari ia pergi ke laut untuk mencari ikan yang akan diberikan kepada kedua anaknya, namun dalam pencariannya ia tidak kembali lagi ke daratan dan berubah menjadi seekor dugong. Oleh karena itu, masyarakat Buton mempercayai apabila menyakiti dugong sama saja dengan menyakiti seorang ibu.

Seperti yang disampaikan oleh Nuraini, hingga sampai saat ini populasi dugong di Kepulauan Buton dapat ditemukan dengan mudah dan sangat minim laporan bahwa hewan pendiam ini terganggu oleh ulah manusia di Kepulauan Buton. Penghormatan masyarakat Buton terhadap hewan mamalia ini dapat menjadi salah satu contoh dari upaya penyadartahuan dalam melindungi populasi dugong dan habitatnya yang berlandaskan kearifan lokal.** (dari berbagai sumber)

Baca Juga : Mr. Asaat, Presiden yang tak dihitung negara


  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...