Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Monianse Effect!


Tulisan ini tak hendak menggiring opini untuk berpetakonflik pada salah satu kandidat wakil walikota di Bumi Wolio ini, khususnya pada pribadi La Ode Ahmad Monianse, tokoh muda, penggiat sosial enterprneurship, mantan anggota dewan, Dirut PDAM, hingga ketua umum di partai penguasa tataran lokal Kota Baubau. Ia juga sosok yang tak banyak mengumbar bicara. 

Toh, jika Monianse adalah menjadi pilihan atau tidak, itu hak masing-masing orang. Semua harus dihormati tanpa perlu debat yang menohok urat syaraf. Sebagai pembelajar komunikasi politik, fenomena Ahmad Monianse baik menjadi kajian khusus di tingkat akademik, khususnya hubungan dan polarisasi “kekuatan orang” dengan “kekuatan organisasi politik” berbentuk partai.  Stressingnya di situ – pada pro kontra yang menggiringnya. Bukan dipilih atau tidak dipilih, agar tetap dalam koridor objektivisme politik.

Tatkala disandingkan dengan petahana, AS. Tamrin, dibanyak sisi Monianse diwacanakan lemah dukungan, dengan berkaca pada hasil Pemilu legislatif 2014 silam yang membenam namanya, padahal ia seorang ketua partai. Bahkan pragmatisme politik jelang Pilwali 2018 juga mengurung sosok aktivis sosial ini yang diwacanakan secara subjektif sebagai politisi yang ‘pas-pasan’ secara materil.  

Siapapun Monianse, ia teramat seksi dalam politik sekelas Pilwali, sekali lagi ini Pilwali,  bukan pemilu legislatif.  Ia memiliki kekuatan politik mumpuni secara struktural, terkecuali ia ‘dikudeta’ mendadak dalam posisinya sebagai ketua PDI-P jelang Pilwali. Sebab bagaimanapun partai besutan Megawati Soekarno Putri ini amat ditakuti lawan-lawannya karena jejaring kekuasaan yang begitu mengakar secara nasional. 

Di sudut ini, Monianse tentu tak bisa dipandang remeh, apalagi Baubau adalah “kota” yang tentu menjadi salah satu teropong  politik Senayan sepaket dengan Pilgub Sultra, di mana PDIP secara nasional memiliki ambisi merebut kuasa dari dominasi Partai Amanat Nasional (PAN) di Bumi Anoa ini di Pemilu 2019, sebab secara politik Sultra menjadi salah satu “aib politik” Moncong Putih. Singkatnya, hasil Pilkada di Sultra dan Baubau akan berbanding lurus dengan Pemilu 2019 nanti.

Andai saja, Monianse paten sebagai pasangan AS.Tamrin, dan paten sebagai ketua PDI-P Baubau,  maka segala “kekurangan” Monianse hanya terlihat hingga AS Tamrin mengakhiri masa jabatannya sebagai walikota  di bulan Pebruari 2018 nanti. Sebab, kekurangan itu muncul akibat dominasi AS Tamrin sebagai walikota yang dinilai memiliki basis pemilih tradisonal di beberapa kalangan.

Cara melihatnya secara objektif, yakni meletakkan AS. Tamrin sebagai kandidat walikota saja, sebagai ketua partai saja, bukan sebagai petahana, maka terlihat posisi AS.Tamrin dan Monianse, menjadi sejajar, tetapi secara struktural di politik nasional, Monianse tentu akan membaik, apalagi jika struktur-struktur itu akan bekerja maksimal. Di situ seksinya politik Monianse, ia bisa melahirkan banyak effek, bila saja terabaikan.  

Sekali lagi, catatan kecil ini tak hendak menggiring pilihan pada paket AS. Tamrin-Monianse, sebab kandidat pasangan lainnya tentu menawarkan visi-misi yang menjanjikan. Memilih adalah hak Anda yang dihormati regulasi. Sama dihormatinya, ketika AS. Tamrin memilih atau tidak Monianse sebagai pasangan politiknya d Pilwali. 

Ini sekedar catatan kecil yang berharap menuai makna, bahwa menghitung-hitung politik, bukan menghitung angka-angka paten, semua dipertimbangkan secara matang. Politik pun tidak selalu membuai rupiah sebagai jalan utama, tetapi menawarkan orang sebagai alat uji coba. Apalagi, PDI-P memiliki kebiasaan ‘bermain’ di akhir-akhir pertandingan. 

Kita tunggu saja, siapa pasangan paten Pak Tamrin yang didaftar di KPU, semua berpulang pada pilihan politiknya. Tuah dan resiko itulah seni dalam berpolitik, sebab kandidat lainnya pun telah menunggu dan bersorak untuk berkompetisi. Siapapun terpilih, berharap Baubau bisa lebih baik. Selamat malam.**

-----------------------------
Corat-coret jelang malam, 14 November 2017




  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...