BUTONMAGZ---Almanak 20 November 2020 pada dinihari pukul 00.00 wita menjadi denting penggenap usia Wali Kota Baubau, Dr. H. AS. Tamrin, M.H genap 68 tahun. Di balik suka cita, tersirat banyak keharuan di acara ulang tahun sederhana yang disiapkan keluarga dan staf di pelataran Bantea Umuri Bolu – Rumah Jabatan Wali Kota Baubau. Acara dimotori langsung Dr. Roni Muhtar, M.Pd., kerabat sekaligus Sekda Baubau saat ini.
Pak Tamrin didampingi istri dan putra sulungnya, Eko Pronajaya mengurai banyak cerita kehidupan. Tiga hal yang menjadi impian di usianya itu adalah konsistensinya membangun nilai, akhlak, dan moral. “saya ingin ketiga hal itu bersemayam dalam diri saya, dan diri kita semua, agar kita dan negeri ini baik-baik saja,” ucap tulus Pak Tamrin memulai ceritanya.
Nilai yang ia maksudkan adalah pengejawantahan Po-lima dalam kehidupan sehari-sehari, yang kemudian menjadi akhlak bersama yang menunjukkan moral bersama pula di kota ini.
“alangkah indahnya bila kita saling menyanyangi, saling menghormati, saling memelihara, saling menjaga aib dan malu, saling mengangkat derajat, dan saling tepa seliro, maka sungguh kita semua menjadi pribadi yang utuh di mata sesama dan di mata Allah, SWT,” paparnya.
Bagi Pak Tamrin, usia ke-68 tahun ini, adalah sebuah nikmat kehidupan sekaligus ujian tersendiri yang telah merekam banyak perjalanan kehidupan bersama istri dan anak-anaknya. Bagi banyak orang usia ini terbilang sepuh, namun bila membanding dengan yang lainnya, bisa jadi lebih muda.
“Artinya hidup ini, selain Tuhan, kita pun bisa menyetelnya untuk lebih baik. Perbaiki tiga hal yakni pola hidup, pola makan dan pola pikir. Insha Allah hidup akan lebih berkualitas,” imbuhnya.
Pak Tamrin di malam itu tak mengurai konsep masa depannya. “Hari ini saja adalah sebuah kesyukuran, apa yang akan terjadi di masa datang, saya menyerahkannya pada alam. Semesta-lah yang mengaturnya. Intinya mari saling mendoakan agar hidup lebih baik, lebih berkualitas dan dekat pada Sang Pencipta,” tandasnya.
Pak Tamrin percaya, doa adalah pamungkas terakhir kehidupan, doa baginya bisa mengubah sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin. Doa adalah jembatan antara mahluk dan penciptanya. “Mari saling mendoakan, agar kita bersama lebih mulia dalam hidup dan di mata Tuhan.” Imbuhnya. (**)