Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Saat Pak Prabowo Mempersunting Ibu Titiek

Pernikahan Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto, 1983. Foto: @imanbr
SUATU hari, Prabowo Subianto membuat ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo, terkejut. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, dia minta izin hendak memperkenalkan pacarnya. Bowo, sapaan akrab Prabowo, akhirnya mendapat lampu hijau.

Sumitro terkesan dengan kepribadian pacar anak ketiganya itu saat mereka bertemu kemudian. Pak Cum, sapaan akrab Sumitro, juga merasa mengenal perempuan itu. “Siapa wanita ini? She looks familiar,” ujar Sumitro membatin, tulis Hendra Esmara dan Heru Cahyono dalam biografi Sumitro Djojohadikusumo: Jejak Perlawanan Begawan Pejuang. Alih-alih menjelaskan lengkap, Bowo cuma memberitahu bahwa pacarnya itu termasuk salah satu murid Sumitro.

Belakangan, Sumitro mengetahui bahwa pacar anaknya adalah Siti Hediyati, putri keempat Presiden Soeharto. Selain senang, Sumitro juga agak khawatir dengan keseriusan anaknya menjalin hubungan dengan Titiek, sapaan akrab Siti Hediyati. Pasalnya, Sumitro tahu Bowo pernah menjalin hubungan dengan beberapa perempuan. Yang paling serius, saat Bowo menjalin hubungan dengan seorang gadis Yogya. Namun hubungan itu berakhir karena Bowo terlalu sibuk sebagai tentara.

Maka, kali ini Sumitro mewanti-wanti Bowo. “Kalau kali ini kamu tidak serius, payah deh kamu.”

Hubungan Bowo dan Titiek sudah berjalan hampir dua tahun kala itu. Selain kepada ayahnya, Bowo juga memperkenalkan Titiek kepada neneknya. Mengetahui itu, Sumitro baru yakin bahwa Bowo serius karena ibunda Sumitro adalah orang paling disegani dalam keluarga. Sama seperti Sumitro, neneknya juga menangkap kesan baik dari Titiek meski dia belum mengetahui siapa Titiek sebenarnya. Dia mengira Titiek anak Yogya yang kuliah di Jakarta dan mondok di kawasan sekitar Menteng. “Prabowo agaknya masih menyembunyikan identitas Titiek,” tulis Hendra dan Heru.

Seorang kemenakan Sumitro-lah yang kemudian mengenali Titiek sebagai keluarga Cendana. Kontan sikap nenek Bowo langsung sedikit berubah. Nenek Bowo antifeodal, jadi enggan karena tahu Ibu Tien Soeharto adalah keluarga Mangkunegaran. Tapi, baik dia maupun Sumitro sesungguhnya cukup tertarik dengan kepribadian Titiek.

Sementara, Keluarga Cendana pun sudah mengetahui hubungan Titiek dan Bowo. Ibu Tien juga pernah membicarakannya dengan Sumitro. Keduanya bersepakat untuk tidak mengumumkan apapun sampai ada kejelasan dari Bowo dan Titiek.

Hambatan budaya di antara kedua keluarga juga menjadi sebab tidak segera diumumkannya hubungan Bowo-Titiek. Sumitro, dengan latar belakang budaya egaliter, berpendidikan Barat, dan minim pemahaman terhadap budaya Jawa, mesti berhadapan dengan keluarga Cendana yang kental budaya Jawanya. Bowo pun demikian, dia menganggap aneh orang-orang yang hendak ikut campur dalam hubungannya dengan Titiek. Tapi dia mantap menjawab ketika sekali lagi ditanya keseriusannya oleh Sumitro. “Ya, nanti saya lamar,” jawab Bowo. Mendengar hal itu, Sumitro buru-buru menjelaskan bahwa dia tidak bisa melamar sendiri, tapi harus pihak keluarga.

Jalan terbuka ketika utusan keluarga Cendana menemui Sumitro dan memberitahu bahwa keluarga Sumitro diperkenankan melamar Titiek. Untuk menjembatani perbedaan budaya di antara kedua keluarga, Sumitro memilih untuk mengutarakan lamaran dalam bahasa Indonesia, lebih egaliter.

Proses lamaran pun berjalan lancar. Soeharto dengan senang hati menerima Bowo dan Titiek menikah. Kepada Sumitro, Soeharto meminta secara khusus untuk memberi nasehat kepada kedua calon mempelai sebelum pernikahan dilangsungkan. “Sumitro memahami ‘kecemasan’ Soeharto mengingat dua anak ini: yang satu seorang perwira tapi tak mengerti adat Jawa, dan yang wanita masih suka disco,” tulis Hendra dan Heru.

Bowo dan Titiek akhirnya melangsungkan pernikahan pada 8 Mei 1983 di Taman Mini Indonesia Indah. Jenderal TNI M. Jusuf bertindak sebagai saksi.** (dari berbagai sumber)

Posting Komentar

0 Komentar



  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...