BUTONMAGZ---Oleh-oleh telah menjadi sesuatu yang wajib dibawa oleh mereka yang bepergian jauh, untuk dibagikan kepada keluarga, teman, atau tetangga. Tak terkecuali mereka yang pergi untuk beribadah, seperti jamaah haji dan umrah.
Apalagi, ada kepercayaan bahwa barang-barang yang dibawa dari Tanah Suci Makkah, Arab Saudi, terutama yang terkait perangkat ibadah dan air zamzam, bisa memberi berkah bagi mereka yang menerimanya.
Karena itulah oleh-oleh haji menjadi yang paling ditunggu dan sang pelaksana ibadah tentu akan berupaya untuk tak mengecewakan para kerabat dan handai tolan.
Masalah yang dihadapi para pelaku ibadah itu adalah keterbatasan barang yang bisa dibawa masuk penumpang ke dalam pesawat. Mereka pun tak bisa membawa terlalu banyak buah tangan dari Makkah. Kalaupun bisa, tentu repot jika membawa berkarung-karung cendera mata.
Namun sekarang, para calon jamaah haji bisa lebih berkonsentrasi untuk beribadah. Mereka tak perlu direpotkan oleh urusan buah tangan.
Saat ini, berbagai toko perlengkapan haji dan umroh, termasuk oleh-oleh khas sana, sudah banyak tersedia di penjuru Indonesia. Bahkan di Jakarta, di lantai 3A Thamrin City, terdapat Pusat Oleh-oleh Haji dan Umrah.
Kawasan di lantai 3A ini memang dialokasikan khusus untuk menampung para pedagang oleh-oleh haji dan umrah. Begitu juga di kawasan Pasar Tanah Abang, banyak toko dan kios yang menjual oleh-oleh khas jamaah haji yang sengaja mereka impor dari sejumlah negara.
"Banyaknya yang belanja buat keluarga yang pergi haji, biar enggak repot bawa jauh-jauh, berat, dari Makkah. Barangnya yang dijual di sana (Makkah) juga sama kok, bukan buatan Arab," ungkap Sansan, penjual oleh-oleh haji di kawasan Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (28/7/2019).
Jadi, banyak jamaah haji atau umrah yang kini meminta bantuan saudara mereka untuk membeli oleh-oleh di Tanah Abang dan baru dibagikan saat mereka pulang.
Para pedagang di Tanah Abang tersebut bahkan telah menyediakan berbagai paket oleh-oleh haji. Mereka yang berminat tinggal menunjuk saja.
data dari portal Beritagar.id menyebutkan , ada tiga pernak-pernik yang biasanya ada dalam paket tersebut, yakni tasbih, sajadah, dan kopiah. Ketiga barang tersebut sebagian besar merupakan produk impor.
Dari negara mana saja pernak-pernik itu diimpor?
Oleh-oleh haji sebagian besar diimpor dari Tiongkok, Turki, bahkan Korea. Harganya bersaing dengan yang asli buatan Arab Saudi, maupun negara lain di Timur Tengah.
Kopiah adalah cendera mata dengan nilai impor paling besar sepanjang 2014-2018. Total nilai impornya mencapai 1,4 juta dolar AS (Rp19,6 miliar). Tasbih menyusul di posisi kedua dengan nilai impor 204,534 dolar AS, lalu sajadah 67,963 dolar AS.
Ada lima negara yang menjadi sumber impor kopiah terbesar, yakni Korea, Turki, Tiongkok, Malaysia, dan Pakistan. Negara-negara lain yang menjadi sumber impor kopiah ke Indonesia di antaranya Bangladesh, Inggris, India, Singapura, Thailand, Vietnam, Amerika Serikat, Jerman, Italia, bahkan Australia.
Kemudian tasbih. Barang ini, menurut Zein, seorang pedagang di Tanah Abang, menjadi favorit karena dianggap sebagai "jajan awet". "Malah kalau dipakai wirid, yang ngasih bisa kebagian pahala," jelasnya, saat ditemui Minggu (29/7).
Dia mengatakan, tasbih yang dijual para pedagang terdiri dari dua pilihan, yaitu buatan lokal dan impor. "Produk dari luar negeri itu (banyaknya) dari Tiongkok. Tasbih yang bahan batu-batu gitu. Tapi harganya enggak begitu mahal. Kalau (dari) dalam negeri yang bahan-bahan kayu," ujarnya.
Ihwal tasbih, dari data yang diolah Beritagar.id, sebagian besar tasbih untuk oleh-oleh memang produk impor. Barang itu paling banyak didatangkan dari Tiongkok. Empat negara asal produk tasbih terbesar lainnya adalah Hong Kong, India, Arab Saudi, dan Australia.
Kemudian tasbih. Barang ini, menurut Zein, seorang pedagang di Tanah Abang, menjadi favorit karena dianggap sebagai "jajan awet". "Malah kalau dipakai wirid, yang ngasih bisa kebagian pahala," jelasnya, saat ditemui Minggu (29/7).
Dia mengatakan, tasbih yang dijual para pedagang terdiri dari dua pilihan, yaitu buatan lokal dan impor. "Produk dari luar negeri itu (banyaknya) dari Tiongkok. Tasbih yang bahan batu-batu gitu. Tapi harganya enggak begitu mahal. Kalau (dari) dalam negeri yang bahan-bahan kayu," ujarnya.
Ihwal tasbih, dari data yang diolah Beritagar.id, sebagian besar tasbih untuk oleh-oleh memang produk impor. Barang itu paling banyak didatangkan dari Tiongkok. Empat negara asal produk tasbih terbesar lainnya adalah Hong Kong, India, Arab Saudi, dan Australia.
Murah tapi berkualitas
Selain kopiah dan tasbih, sajadah juga jadi favorit. Alasannya, alas untuk salat ini bisa dimanfaatkan untuk waktu yang lama.
"Pilihan produk sajadah banyak sekali, dari mulai yang murah sampai yang mahal. Ada yang buatan Timur Tengah kayak Turki, India, dan Banglades, ada juga yang buatan China," ungkap seorang karyawan toko Oleh-oleh Haji di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Menurutnya, sebagian besar pembeli lebih memilih sajadah buatan Tiongkok lantaran harganya murah namun kualitasnya bagus. "Yang murah tapi berkualitas (produk Tiongkok) ini, harga per kodinya bisa lebih murah Rp100 ribu-Rp150 ribu dibanding buatan (negara) lainnya," terang dia.
Data BPS mengonfirmasi klaim pedagang itu. Sepanjang tahun lalu, produk Tiongkok mendominasi sajadah impor yang dijual di Indonesia. Nilainya mencapai 25.300 dolar AS, naik 100 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. (**)