Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Baubau, Monianse, dan Rekonsiliasi Pembangunan

La Ode Ahmad Monianse

BUTONMAGZ---Jelang bulan Ramadhan biasanya perkotaan sedikit senyap, sebab orang-orang lebih memilih ‘kembali’ ke keluarga untuk menyambut kesucian bulan umat Islam itu. Tetapi Kota Baubau berbeda, sepekan jelang puasa ini kota ini begitu terasa memadat, pusat-pusat perekonomian seolah berpeluh, dan fasilitas akomodasi dari hotel, motel, villa, wisma hingga penginapan tak ada yang lowong. Semua terisi dari tetamu yang berdatangan dari ujung kampung Batu Putih Kolaka Utara hingga Binongko kabupaten Wakatobi.  Seperti itu kondisi Kota Baubau di penghujung Maret 2022 ini.

Sepekan ini, Kota Baubau memang menjadi tuan rumah dua even regional Sulawesi Tenggara, dari rapat Koordinasi Daerah (rakorda) BPPD hingga Musyawarah Perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat Prov Sultra. Sebelumnya event-even lokal juga banyak di gelar di Kota ini.

Catatan Bappeda Sultra menyebut setidaknya 1500-an ASN berkumpul di Kota Baubau. adapula yang mencatat sekitar 5 ribuan orang hadir di kota ini. Tiap kabupaten kota datang setidaknya membawa 20 kendaraan dinas dari masing-masing daerahnya. Baubau terasa hangat, ekonomi terlihat memutar, UKM-UKM berjubel memasang lapak-lapak memasarkan apa yang bisa menjadi buah tangan para tetamu. Tak ketinggalan pusat-pusat kepariwisataan dan kesejarahan ramai dikunjungi.

Dinamika perkotaan ini memang seperti ‘by desain’ di Bulan Maret, bukan hanya memosisikan Kota Baubau sebagai central of network kawasan kepulauan Buton, tetapi juga menghangat dengan kehadiran pemimpin baru, La Ode Ahmad Monianse yang saat ini dipercayakan negara sebagai Plt. Wali Kota Baubau, pasca-berpulangnya ‘tokoh polima’ Dr. H. AS. Tamrin, MH – 13 Januari 2022 silam.

Pak Monianse dalam kepemimpinannya terlihat tak banyak bernarasi, ia dengan karakteristik diamnya hanya mengajak perangkatnya untuk memberi yang terbaik bagi kota ini. Ia menggunakan metode evolusi untuk membuat perubahan, menilai dalam senyap namun tetap ramah dalam sapa dan pikiran.

Pak Moni – begitu sapaan akrabnya, seolah tak ingin terjebak dengan dinamika politik perkotaan. Ia ingin membangun kesadaran bersama bila Kota Baubau tetap harus menjadi magnet terbesar di kepulauan Sulawesi Tenggara, menjadi pusat perdagangan antar pulau di wilayah tengah Sulawesi dan pulau-pulau di sekitar Maluku. Ia ingin Baubau kembali ke posisinya sebagai kota budaya yang masih bernama, dan kota modern yang akan tumbuh sebagai calon ibu kota provinsi Kepulauan Buton, kelak di kemudian hari.

Pak Moni tahu apa dinamika perkotaan ini. Ia tetap menempatkan dirinya sebagai ‘adik’ bagi banyak senior. Ia menggemgam tangan DPRD, dan Forkopimda kota ini, agar Baubau kembali bersemangat membangun masa depannya. Ia paham siapa yang harus ‘diundang’ untuk kembali mengingatkan desain masa depan Baubau. agar tetap menjadi magnet utama di kawasan hinterland-nya.

Kendati tak cukup 2 tahun memimpin dan membangun Kota Baubau ke depan, Pak Moni sadar pentingnya rekonsiliasi pembangunan. Ia pernah menjadi saksi desain kota ini ketika ia menjabat sebagai anggota DPRD Kota Baubau.  Niat besar rekonsiliasi pembangunan ini ia lakukan dengan menghadirkan Mz. Amirul Tamim, anggota DPD-RI yang dikenal sebagai peletak dasar pembangunan Kota Baubau. Kota yang pernah dipimpinnya 2 periode.

Pak Moni, tahu bagimana Pak Amirul meletakkan dasar pembangunan Kota Baubau berdasarkan topografi wilayahnnya. Kawasan utara Baubau yang terbangun sebagai kota satelit, di timur sebagai kota mandiri, di tengah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi modern dan selatan Baubau dengan konsep Kasiba-Lisiba-nya.

Semua pesan itu menjadi catatan penting pak Moni untuk memberikan pelayanan tanpa sekat pada masyarakatnya. Semua ingin aparatur dan masyarakatnya membangun sikap positif dan bersama-sama membuat Baubau kembali ke posisi awalnya sebagai salah satu kota dengan dinamika besar di Sulawesi Tenggara. Semua sektor harus tumbuh dengan keadilan dan pelayanan yang berimbang. Begitu pikirannya.

Pak Monianse seolah ingin  bercerita banyak, bila Kota Baubau akan tumbuh dengan rekonsiliasi pembangunannya dari dulu, sekarang hingga masa depan. Ia ingin meletakkan perspektif kota ini bukan hanya 5 tahun ke depan, tetapi 10, bahkan 25 tahun. Mungkin, dan kita doakan niat itu tercapai.

Besar harapan publik kepadanya, agar selalu lahir akselerasi, menyambung yang baik, menghentingkan yang sia-sia. Sebegitu pentingnya rekonsiliasi pembangunan di kota ini. (red)



  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...