BUTONMAGZ--Sebanyak 120.643 siswa SMA/SMK sederajat diterima masuk perguruan tinggi negeri tanpa tes yang diumumkan Selasa (29/3/2022). Peserta yang diterima di 125 perguruan tinggi negeri ini diminta untuk memanfaatkan kesempatan kuliah di program studi yang dipilih. Peserta jalur undangan yang tidak mendaftar ulang tidak bisa ikut seleksi tes lewat jalur ujian tulis berbasis komputer.
Pengumuman dapat diakses di 31 laman secara daring mulai pukul 15.00. Peserta yang lolos harus mendaftar ulang di perguruan tinggi negeri yang dipilih sesuai jadwal yang ditetapkan.
”Penerimaan di jalur masuk prestasi atau seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) ini berkisar 20 persen. Sayang sekali jika siswa yang lolos tidak mendaftar ulang. Kasihan siswa lain yang juga punya prestasi bagus tetapi kehilangan kesempatan,” kata Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mochamad Ashari di Jakarta.
Sebenarnya, daya tampung SNMPTN tahun ini sebanyak 122.651 kursi atau sekitar 20 persen. Namun, peserta yang dinilai memenuhi syarat hanya 97,38 persen. Dari pendaftar yang diterima, sebanyak 35.570 orang atau 23, 48 persen mendapat beasiswa kuliah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Jumlah total pendaftar SNMPTN sebanyak 612.049 siswa SMA/SMK sederajat yang lulus tahun ini. Jumlah tersebut meningkat dari tahun lalu yang hanya 593.667 siswa.
Salah memilih prodi
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek Nizam mengatakan, pemilihan program studi (prodi) oleh siswa dipengaruhi sejumlah pertimbangan, mulai dari pilihan orangtua, ikut teman-teman, atau karena cerita-cerita orang lain. Tidak heran, jika setelah menjalani kuliah, ada mahasiswa baru yang merasa tidak cocok atau tidak sesuai bayangan yang ke depan bisa menghambat keberhasilan kuliah.
”Kita berharap siswa membuka wawasan luas dalam pemilihan prodi. Namun, jika ada yang merasa salah pilih, tetap bisa menjalani karena bisa diatasi dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM,” ujar Nizam.
Menurut Nizam, program Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengambil mata kuliah tiga semester di luar program studi. Bahkan, mahasiswa bisa mengambil mata kuliah di perguruan tinggi lain. Selain itu, mahasiswa bisa juga mencari tambahan kompetensi di dunia kerja.
”Program MBKM ini juga bisa sebagai jawaban untuk mahasiswa yang merasa salah memilih prodi sehingga mereka tetap bisa kompetitif dan fleksibel,” kata Nizam.
Dari pemilihan prodi untuk bidang sains dan teknologi, terlihat rumpun ilmu kesehatan diminati. Prodi seperti keperawatan, farmasi, dan gizi banyak dipilih peserta selain kedokteran. Demikian pula psikologi tetap dilirik. Di bidang teknologi, bidang terkait teknologi informasi dan komunikasi serta komputer tetap punya banyak peminat.
Sementara di bidang sosial dan humaniora, prodi komunikasi hingga bisnis digital punya keketatan persaingan yang cukup tinggi. Mahasiswa pun terbuka untuk mendaftar di perguruan tinggi di sejumlah daerah. (sumber : Kompas)