Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

ROEPELIN di Tahun 1935, Organisasi Pelayar Buton, Pesaing yang Ditakuti Belanda.

BUTONMAGZ—Buton adalah negeri dengan wilayah kepulauan, bahkan sejarah mencatatnya sebagai negeri maritim di Timur Nusantara. Warganya pun banyak berprofesi sebagai pelayar. Perahu-perahu layar mereka merupakan alat pengangkut perdagangan antara pulau yang cukup potensial di Indonesia bagian Timur.

Data yang diperoleh Butonmagz dari buku ‘Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi Tenggara’ yang diterbitkan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya - Depdikbud di tahun 1978/1979, menuliskan bahwa sebelum tahun 1938 di Baoe-baoe (Baubau-Buton) muncul perhimpunan penduduk dari mereka berprofesi sebagai pedagang/pelayar. Namanya Roekoen Pelayaran Indonesia atau ROEPELIN.

Kendati pengurusnya adalah pedagang dan pelayar asal Buton, namun ROEPELIN tidak berkedudukan di Baubau, melainkan di Kota Surabaya. Organisasi profesi ini dibawah pimpinan Najamuddin Daeng Malewa, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Duane. Najamuddin Daeng Malewa adalah politisi kelahiran Baubau tahun 1907 yang kemudian dikenal sebagai Perdana Menteri Negara Indonesia Timur (NIT) di tahun 1946-1947.

ROEPELIN didirikan Najamuddin sebagai upaya menyaingi Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) yang memonopoli perdagangan laut di Indonesia.

Najamuddin Daeng Malewa adalah anak dari Abd. Rahim, Kapita (Bugis) di Bau-Bau. Haji Abd. Rahim bersaudara dengan Haji Abdul Karim, Imam masjid Bau-Bau yaitu bapak dari Komisaris Besar Polisi M. Jasin (Bapak Bromob Indonesia). Jejak-jejak keluarga ini masih bisa ditemui di Baubau, karena dulu mereka berdiam di kawasan BRI Baubau saat ini.

Memang, di Baubau sejak lama bermukim pendatang-pendatang dari Bugis Makassar dan mempunyai kedudukan tersendiri dalam kegiatan ekonomi dan agama. Mereka mempunyai kepemimpinan sendiri yang terpusat pada seorang Kapita.

Tentang ROEPELIN, dalam catatan sejarah buku Depdikbud tersebut  dianggap menyaingi kapal-kapal Belanda dalam lalu lintas perdagangan di Indonesia bagian Timur dalam hubungan wilayah ini dengan Surabaya dan malah dengan Singapura.

Pada 1938 perahu-perahu layar RUPELIN ditahan dan dilarang berlayar dengan dalih menyelundupkan teh ke Singapura. Banyak perahu layar kepunyaan rakyat Buton ditahan di pelabuhan Baubau dan nakhoda-nakhodanya ditangkap.

Najamuddin Daeng Malewa (paling kanan) bersama beberapa tokoh Buton di Konfrensi Malino 15-25 Juli 1946


Rupelin adalah Sayap Partai Parindra, Buka Cabang di Baubau

Organisasi profesi ROEPELIN adalah organisasi sayap Parindra (Partai Indonesia Raya),  partai yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi dan paling dominan dalah Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) yang didirikan dr. Soetomo di Kota Surabaya tahun 1930.  Najamuddin Daeng Malewa sendiri adalah anggota Perserikatan Celebes yang kemudian terpilih sebagai ketua Perserikatan Celebes di tahun 1920 se pulangnya ke Makassar, belakangan kemudian menyatakan bergabung dengan Parindra

Parindra didirikan dengan tujuan meraih Indonesia yang mulia dan sempurna. Parindra awalnya merupakan penggabungan beberapa organisasi non politik dari masyarakat pelajar. Di antaranya adalah Serikat Ambon, Serikat Celebes, beberapa serikat pemuda lain dari wilayah di Indonesia. Tetapi yang paling berpengaruh adalah adanya campuran sejarah berdirinya Budi Utomo yang akhirnya mengalami peleburan ke dalam organisasi ini.

Parindra menggerakkan organisasinya dengan cara mendirikan kelompok-kelompok berdasar kepentingan yang tetap akan dipantau oleh pemerintah Belanda. Para petani yang tergabung dalam Parindra dimasukkan ke dalam Rukun Tani. Sementara Rukun Pelayaran Indonesia (Rupelin) didirikan sebagai wadah bagi para pekerja di dunia perkapalan.

Parindra berdiri atas izin pemerintah Belanda yang ketika itu dipegang oleh Jenderal Van Starkenborg sebagai pemimpin pengganti De Jonge yang mengakhiri jabatannya di tahun 1936. Memang sejak awal pendiriannya, Parindra menjadi organisasi kooperatif yang terbuka dengan kerjasama eksternal. Parindra tidak menutup diri dengan tawaran-tawan pemerintah Belanda untuk bergerak seiringan. Itu sebab partai ini membesar.

Di awal pergerakannya saja, Parindra langsung mendapat dukungan besar dari rakyat. Dukungan ini dibuktikan dengan jumlah anggota awal Parindra yang menyentuh angka 2.425 orang yang tersebar pada 52 cabang Parindra seluruh Indonesia. Ketika tahun 1936, kekuatan Parindra bertambah 1000 orang anggota dengan persebaran cabang yang bertambah menjadi 57 unit seluruh Indonesia. Belakangan partai ini dianggap membahayakan Belanda.

Salah satu cabang terbesar Parindra dan satu-satunya di Sulawesi Tenggara, adalah di Baubau. Maklum, kota tua ini merupakan tempat kedudukan Asisten Residen Afdeling Buton dan Laiwui yang juga merupakan ibu kota Kesultanan Buton.

Besarnya Parindra di Baubau saat itu karena mampu menampung aspirasi dari kesadaran politik baik dari kalangan penduduk asli Buton maupun golongan yang berasal dari kalangan pendatang. Pimpinan-pimpinannya kebanyakan berasal dari pegawai pemerintah · Belanda maupun swapraja antaranya:
1 ). Laode Trom (Toromu) Klerk Swapraja
2). Lampou (Polisi)
3). Abd. Samad (Swasta)
4). La Ode Muh. Rusli (guru)
5). La Ode Abd. Majid (guru)
6). La Ode Bosa.

Gerakan politik dari Parindra tidak ada yang menonjol, kecuali membawa misi modernisasi kepada rakyat dan sosial kontrol tidak langsung pada pemerintah. Sedikit banyaknya pada saat itu di Bau-Bau telah timbul suatu kesadaran berorganisasi.

La Ode Manarfa dan La Ode Nafsahu berusaha mendirikan organisasi kepanduan NIP (Nederlandsch Indische Padvinderij) tetapi tidak mernperoleh simpati banyak dari kalangan pemuda. Keduanya adalah anak Sultan Buton pada waktu itu (Sultan Buton terakhir La Ode Muh. Falihi). Dari kalangan guru-guru dengan koordinator Abd. Latif didirikan organisasi VOB (Volks Onderwijzer Bond) dan OSV (OnderwijzerSport Vereniging).(zah)



  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...