
BUTONMAGZ---Beberapa bulan di medio tahun 2020, nama Dr. Roni Muhtar, M.Pd.- Sekretaris Daerah Kota Baubau dikenal jajarannya sebagai sosok paling sibuk. Tak berlebihan bila ia terbilang pejabat Sekda paling aktif di Sulawesi Tenggara.
Ia tak sekadar memimpin jalannya administrasi pemerintahan mendampingi pemerintahan Tampil Manis- akronim kepemimpinan Wali Kota Dr. H.AS. Tamrin, M.H dan wakilnya La Ode Ahmad Monianse. Ia pula dikenal sebagai dirgen pergerakan Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Baubau. Tak berbilang pula tugas-tugas sosial kemasyarakatan kerap diwakilkan kepadanya dari pimpinan daerah.
Namun begitu, dibalik aktivitas padatnya ia terbilang sosok yang kerap diterpa ujian bahkan fitnah yang menguji nyali kepemimpinannya.
“Ini pelajaran berharga, bahwa kerja keras tidak selalu ternilai positif, membangun trust (kepercayaan) kepada publik itu tak mudah. Karena itu tetap bekerja profesional, tulus dan ikhlas. Itu modal kami sebagai aparatur di daerah,” ujar Dr. Roni Muhtar dalam bincang malamnya dengan Butonmagz usai memimpin rapat terbatas Satgas Covid-19 Baubau dengan wedding organizer se Kota Baubau, 23 September 2020.
Mengapa merasa terfitnah? Dosen senior Universitas Halu Oleo Kendari ini tak menjawab lugas. Ia hanya membuat logika pengibaratan agar tak mencederai yang lainnya.
“Bila publik tak mengetahui secara utuh terhadap sesuatu, apalagi berkaitan dengan kinerja pemerintah, maka segala kemungkinan persepsi akan hadir. Bisa dianggap menyembunyikan sesuatu, tidak terbuka, bahkan mungkin berkait penyalahgunaan,” katanya.
Maka resep menjawab banyaknya makna dari sebuah persepsi, Kata Dr. Roni Muhtar adalah memaksimalkan kinerja, memfungsikan semua roda-roda mesin ASN sebagai penyelenggara pemerintahan, dan melakukan keterbukaan informasi ke publik sesuai mekanisme perundang-undangan yang berlaku.
“Tentu masih banyak kekurangan, ASN tentu harus berbenah, berubah, apalagi ini masa pandemi Covid-19 belum berakhir. Ekstra kerja keras dan berpeluh adalah sesuatu yang biasa, sebab berkait kemaslahatan masyarakat. Tetapi pimpinan daerah tentu memberikan apresiasi besar bagi ASN yang berkerja profesional, loyal, tulus dan ikhlas,” sergahnya.
Tenang dalam Sorotan
Satu hal yang menjadi penciri kepribadian dari sosok Dr. Roni Muhtar adalah ketenangan menyikapi sesuatu dibalik sikapnya yang periang, dan majas bahasa yang kerap mengeras khas orang Timur Indonesia. Bahkan di media sosial, kerap dijadikan bulan-bulanan yang mengarah kepada kehidupan pribadinya. Baik di persoalan penanganan Covid-19 hingga administrasi keuangan daerah.
Apa tidak merasa terganggu? “Sangat manusiawi bila ada kekesalan, seolah-olah kami ini rusak semua. Tetapi kadang harus mengalah dan bersandar kepada Tuhan. Mungkin begini ujiannya. Sebab hidup memang tak selalu mulus untuk dijalani. Tapi kita tetap rukun-rukun saja, baik-baik saja,” tandasnya dengan banyak tawa.
Memang, perangai sosok ini bagi yang tak mengenalnya (mungkin) kerap mengelabui pandangan mata. Menjadi sesuatu yang berbeda bila telah akrab dengannya. Terbilang ramah, bersahabat dan humoris. Bahkan ketika sadar telah melontar kalimat yang dinilainya kasar pada kawan diskusinya termasuk pada stafnya. Maka tak sungkan ia melontar kalimat permohonan maaf.
“Maafkan saya, bila saya keliru dan menyinggung perasaan kawan-kawan,” begitu verbal kehangatan sebagai pencair suasana yang diciptakannya.
Di balik sorotan yang kerap diterimanya, satu hal yang patut diapresiasi adalah sosoknya yang pekerja keras. Luangan waktu terasa begtu padat bila bekerja bersamanya. Bangun di subuh hari, berolah raga, lalu ke kantor secara hilir mudik. Dari kawasan Balai Kota Palagimata hingga pukul 13.00, kemudian ke kawasan Lipu guna menggerakkan dua institusi yang selalu dikawalnya. Sebagai pelaksana di Badan Kepegawaian Daerah, hingga penggerak Satgas Covid-19 Baubau, yang menyita waktunya hingga pukul 22.00 malam hari.
Bila senggang, kerap ia terlelap di kursi kerjanya di Satgas Covid - mengasoh badan yang lelah dalam beberapa menit. Menenangkan pikiran yang jelimet dalam banyak pekerjaan kedaerahan. (zah)