Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Dokter Lukman, antara Jubir Covid-19 Kota Baubau dan Kesibukan Sosial

dr. Lukman, Sp.PD

BUTONMAGZ---Salah satu orang tersibuk di Kota Baubau kurun waktu beberapa bulan belakangan ini, pantas disematkan kepada seorang dr. Lukman, Sp.PD – dokter ahli dalam yang saat ini dipercaya Pemerintah Kota Baubau sebagai juru bicara (jubir) Satgas penanganan Covid-19 di daerah ini.

Sebegitu sibuknya, sebagian besar waktunya dicurahkan untuk aktifitasnya; sebagai jubir, sebagai dokter; koordinasi dengan pimpinan daerah; hingga urusan sosial kemasyarakatan. Boleh dikata, dokter Lukman sejak pagi hingga jelang tengah malam hidupnya berjarak dengan keluarga.

“Tidak juga seperti itu, semua berjalan sesuai skenario Tuhan, saya menjalankannya saja,” kata dokter Lukman saat dicandai Butonmagz sebagai salah satu figur super sibuk di beberapa kesempatan.
 
Melihat sosoknya, ia terbilang pendiam namun tegas dalam menyampaikan pendapat. Sosoknya terbilang penyabar, dan tak mudah goyah oleh kritik tajam publik. Beberapa kali mendapat unjuk rasa soal penanganan Covid-19, ia seolah menikmatinya dan tak terbesit sedikitpun kegalauan baik dipikiran, ucapan, maupun tindakannya.

“Ada kritik dan unjuk rasa itu semata karena minimnya pengetahuan publik berkait Covid-19, itu juga karena regulasi yang kerap berubah dari WHO dan Pemerintah Pusat. Tugas kita bersama tak perlu bosan menyampaikan itu ke publik, dan jangan menyalahkan siapa-siapa,” katanya.

Dokter Lukman sangat konsisten sebagai juru bicara, setiap sore jelang malam rilis media ia siapkan, terkadang ia hanya ditemani beberapa staf BPBD.  Sama konsistennya menyampaikan pesan pentingnya protokol kesehatan, penggunaan masker, hand sanitizer, berjarak dan sebagainya. Ia pun konsisten menyampaikan apresiasi besar pada TNI-Polri, pada pemerintah dan pada masyarakat yang patuh dengan aturan itu.

Saking konsistennya, komunikasi verbal dokter Lukman terbilang datar. Ia memang bukan pembicara yang berapi-api, atau seorang orator ulung, terkesan cenderung membosankan. Tetapi sosoknya yang bersahabat, membuat siapa saja suka berdiskusi dengannya, sebab ia terbilang sosok pemikir dan administrator yang rapi.

Administrator yang rapi? Boleh dibilang seperti itu, sebab berkas-berkasnya tak pernah diam di satu tempat. Bila dari rumah, setumpuk berkas-berkas itu selalu dibawanya, begitupun ke rumah sakit, ke gugus tugas, hingga pulang ke rumah.

Dua pekan lalu, di penghujung Agustus 2020. Dokter Lukman kelelahan, tubuhnya melunglai hingga terbaring sakit. Ia hanya memilih istrahat di rumah. Namun ia masih memberikan pelayanan konsultasi kepada partner kerjanya maupun tenaga kesehatan yang meminta pendapat medisnya, kendati sekadar melalui aplikasi Whatsapp.

Terpapar Covid? “Alhamdulillah tidak, mungkin kelelahan saja,” timpalnya pria Kaledupa-Wolio ini.

Lalu bagaimana menjaga keluarganya dari Covid, sementaranya dirinya banyak berhubungan dengan virus berbahaya ini. “Konsisten menerapkan protokol kesehatan, itu kuncinya. Bila pulang ke rumah, saya lewat pintu belakang, melepaskan pakaian sebelum masuk ke rumah, lalu mandi, setelah itu baru berani bertemu keluarga, kami sehat-sehat saja,” katanya.

Sebagai figur yang setiap hari wara-wiri di pemberitaan media. Dokter Lukman lekat pula dengan kritik tajam, terkadang dianggap mengeruk keuntungan, dan terkadang figur tertutup.

“Kami menomorsatukan kemanusiaan, bila ada yang kurang mari kita diskusikan bersama. Covid-19 bukan sekadar urusan pemeritah, dan Satgas, jubir dan sebagainya ini urusan semua orang. Bila mau beribadah melalui tugas kemanusiaan ini masanya. Mari bersama, tak ada yang kesulitan bila kita bersama,” paparnya.

Doter Lukman menyadari tugas berat masih membentang luas. Ia pula sadar bila aktifitasnya bersama Pimpinan Daerah, bersama relawan Satgas, bersama Nakes, Surveillans tentu belum mampu memuaskan semua pihak. Tetapi ia selalu berharap, Covid-19 segera berlalu, segenap masyarakat sehat sejahtera. Harapan yang menjadi pinta semua orang.

Selamat bekerja dokter! (ref)



  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...