BUTONMAGZ—Kendati masa jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara baru akan berakhir di September 2023, namun beberapa kandidat tampaknya telah menyiapkan diri sebagai calon pengganti Gubernur H. Ali Mazi, S.H, semisal Kerry Saiful Konggoasa - Bupati Konawe saat ini terbilang salah satu figur yang mulai sibuk dengan urusan ini.
Melalui beberapa orang yang (mungkin) menjadi tim suksesnya (Timses) telah menyebar peraga sosialisasi, bukan hanya di pusat perkotaan, tetapi telah merambah hingga ke desa-desa.
Pandangan mata Butonmagz di Desa Kastura Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka pada Minggu, 23 Agustus 2020, tampak beberapa orang memasang peraga sosialisasi milik Kerry Saiful Konggoasa di beberapa tempat strategis. Bahkan bila memasang di rumah penduduk, maka timses tersebut memberi ‘bonus’ berupa kemasan gula dan lainnya.
“Kami diberi gula oleh orangnnya Pak Kerry, kita terima saja, sebab ia minta izin pasang baliho di depan rumah. Silakan saja,” kata seorang ibu rumah tangga yang enggan disebut identitas pribadinya
Masuknya Timses Kerry Saiful Konggoasa ke Desa Kastura, menandakan bila mesin politik Kerry sudah mulai bekerja. Sebab Desa Kastura, merupakan satu dari dua desa di ujung selatan Kabupaten Kolaka. Jaraknya sekitar 115 Km dari pusat perkotaan dan berbatasan dengan Kabupaten Bombana. Boleh dibilang masih terpencil.
Menanggapi hal itu, Analis Komunikasi Politik - Dr. Hamzah Palalloi yang juga owner media Butonmagz kepada wartawan di Kolaka, tidak menyoal hal itu. “Sah-sah saja seseorang melakukan sosialisasi sebagai cara untuk menyampaikan pesan politiknya, bila ia hendak berkompetisi di pentas politik. Itu hak seseorang, mungkin ingin berburu tingkat popularitas” tandasnya.
Satu hal yang menjadi tugas moril dari seorang kandidat kata Dr. Hamzah Palalloi, adalah pentingnya memberi pendidikan politik pula kepada masyarakat, bukan dengan hal-hal yang berbau pragmatisme. “Jangan dulu yang pragmatisme, sekarang masih Pandemi Covid, warga harus diingatkan untuk tetap mengikuti Protokol Kesehatan Covid-19 dan sebagainya,” imbuhnya.
Hal lain kata Hamzah, dalam kondisi Pandemi seperti ini, aparat wilayah khususnya di pedesaan, harus lebih ketat ‘menjaga’ orang masuk dengan pemberlakuan protokol kesehatan dimaksud, jangan sampai menjadi carier penghubung dan cluster baru penyebaran Covid-19. “Jangan sampai lahir Cluster Tim Sukses,” sergahnya. (zulahmad)