Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Dr. Roni Muhtar : “Ini Zaman Percepatan, ASN Harus Berubah”



Di banyak forum, Sekretaris Daerah Kota Baubau - Dr. Roni Muhtar, M.Pd, tak pernah luput ‘menyuntik’ pikiran-pikiran jajarannya, khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Baubau untuk terus berbenah, seiring dinamika zaman yang begitu cepat, dan tuntutan publik perkotaan yang sangat dinamis. Banyak hal terekam dalam benak dan gerak lelaki Wolio ini, seperti terulas pada wawancara singkat berikut ini;

Anda tak pernah bosan bicara pada berbagai forum tentang pelayanan ASN Kota Baubau pada publiknya. Apa karena itu rutinitas seorang Sekda dari masa ke masa? Atau ada harapan lebih dari itu?

Ada benarnya, tetapi ini bukan sekadar persoalan Tupoksi seorang Sekretaris Daerah. Paling penting diketahui, bila saat ini zaman percepatan, bukan zaman perlambatan. Di zaman seperti bukan saja adapatasi ASN pada dinamika zaman, tetapi perubahan harus terjadi hingga publik dan warga Kota Baubau umumnya memperoleh pelayanan lebih prima. Perlu membangun sistem tata kerja baru. Bila itu terjadi, Insha Allah warga akan senang.

Sistem tata kerja baru. Bukankan setiap ASN sudah diatur dalam Tupoksi-nya sendiri?

Tupoksi itu pasti harus terpenuhi dengan baik, namun ‘sistem kerja baru’ sejatinya dimaknai sebagai sebuah lompatan berpikir untuk melahirkan inovasi-inovasi yang bersesuaian dengan zaman teknologi informasi saat ini. kerangka pikirnya seperti itu, dan pasti jabarannya harus lebih detail dan mengena pada sasaran. Sasarannya seperti apa? Intinya ada dikemudahan pelayanan. 


 

Apakah hanya sesederhana itu? bukankah itu sejak dulu (juga) dikemukakan para petinggi ASN di berbagai daerah, termasuk para kepala daerah?

Intinya begini, dalam bekerja harus ada standar pelayanan tertentu. Kami di Kota Baubau mengingatan bila ada yang disebut dengan ‘Total Quality Management’. Jabarannya singkatnya; kita ASN adalah pelayan, warga adalah rajanya. Dalam melayani, semua harus cepat, profesional, ramah, murah senyum. Agar warga yang terlayani tidak merasa kesusahan.

Disini, koordinasi antar instansi harus bejalan, tak boleh ada ego sektoral. Saya mencontohkan pemberian izin, KTP; KK harus cepat jadi, kan teknologi sudah mendukung. Warga tidak boleh bolak balik dari rumah ke kantor, hanya karena sesuatu yang harusnya cepat. Tahun 2020 kita mengarahkan Kota Baubau sebagai kota berciri ‘smart city’, kota yang cerdas mengelola pelayanan dengan percepatan teknologi. Tetapi ingat jangan sampai teknologi malah memperlambat. Itu artinya kesiapan SDM aparatur juga harus digenjot.

Apakah Anda sangat optimis untuk itu? Bukankah kita banyak kendala untuk mewujudkan itu? penganggaran, kualitas SDM dan sebagainya?

Harus optimis, agar warga juga optimis terlibat dalam proses pembangunan di daerah, pikiran-pikiran pesimis kita buang jauh-jauh. Semua OPD di Kota Baubau harus ‘respon time’. Pemkot Baubau ingin segera melakukan itu, kalau itu terbangun warga kita akan senang. Karena itu infrastruktur komunikasinya juga harus terbangun cepat. Perencanaan pembangunan harus mengarah ke sana. Seperti progres pembangunan di tahun 2002 sudah harus di siapakan di tahun 2021.

Respon Time? Kongkritnya seperti apa?

Bahasa sederhananya, ASN dan perangkat Kota Baubau lainnya harus cepat dalam merespon keluhan dan aduan warga. Bila ada aduan, jangan langsung dipersepsi sebagai sesuatu yang negatif. Sebab bila itu terjadi maa ita hanya bisa melakukan ‘counter attack’. Lihatlah aduan dan keluhan itu dalam kacamata yang positif.  Perhatikan Perpres No 76 tahun 2013, bahwa aduan menjadi bahan evaluasi pada ketidaksesuaian standar pelayanan publik; bahan evaluasi pada pengabaian kewajiban oleh penyelenggara negara; dan evaluasi pada pelanggaran larangan oleh penyelenggara layanan. Kami sebagai Sekda, dan kepemimpinan di kota ini memiliki komitmen besar dan kuat untuk itu.

Inti pembicaraan saya ada di sini. Bahwa ASN harus punya etos kerja yang kuat, punya komitmen dan integritas kerja. Kita semua harus menjadi pelayan yang baik, warga yang datang harus nyaman, merasa terlayani dengan baik. Urusan warga, hari itu juga harus selesai. Harus ada interaksi komunikasi yang berkesinambungan.

Setidaknya informasi dari warga harus terserap cepat. RT harus bisa membuat grup WA dengan warganya. RW harus ada grup WA bersama Lurah dan RT-nya; sampai ke atas seperti itu, dan memastikan bila arus komunikasi itu berfungsi dengan baik.

Apakah Pemkot Baubau secara perlahan melakukan itu?

Bukan perlahan. Kami harus lebih cepat. Terima kasih.(**)


  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...