BUTONMAGZ--Masjidil Haram, Mekah merupakan tempat berdirinya Kabah dan bangunan suci sekaligus jadi pusat kiblat seluruh umat muslim dari seluruh dunia. Baik saat melakukan ibadah umrah ataupun musim haji di tahun ini.
Para Jemaah pun sudah pasti akan melangsungkan prosesi tawaf atau berjalan mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali dan sa'i yaitu berlari lari kecil sebanyak 7 kali antara bukit safa dan bukit marwah sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap perjuangan Ibrahim dan sang istri Siti Hajar saat berjuang mencari air dalam sebuah proses ujian dari Allah terhadap keimanannya.
Bicara soal Masjidil Haram, di Indonesia sendiri telah memasuki musim haji sejak tanggal 5 Juli 2019 nanti. Oleh karena itu bisa dipastikan para Jemaah haji gelombang pertama yang diberangkatkan ke Mekkah akan merasakan cuaca panas.
Para Jemaah akan berhadapan dengan suhu yang dikabarkan menembus 50 derajat Celcius di sejumlah titik, termasuk Kota Mekkah. Bisa dihitung, dengan tawaf dan sa?I yang akan berlangsung total sejauh 4,5 sampai 6,5 kilometer ini, para Jemaah akan berhadapan dengan suhu 50 derajat Celcius.
Uniknya, meskipun di cuaca panas lantai yang berada di sekitar Masjidil Haram justru terasa dingin. Hingga para Jemaah pun tetap fokus melakukan kewajiban ibadahnya sebagai seorang umat muslim yang taat.
Lantai dingin yang ada di sekitar Masjidil Haram ternyata dikarenakan penggunaan material marmer yang sudah disesuaikan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi agar tetap terasa dingin walaupun di suhu panas sekalipun.
Marmer yang digunakan di Masjidil Haram ternyata bukan sembarang marmer. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Arabian Journal of Geosciences pada tahun 2018, bahan marmer Tanah Suci diimpor dari Pulau Thassos.
Pulau ini ada sekitar tujuh mil atau sekitar 11,2 kilometer sebelah selatan daratan Yunani. Pulau itu berada di Laut Aegean paling utara, di seberang pantai Makedonia Timur dan memiliki luas 369 kilometer persegi.
Marmer di pulau tersebut punya karakteristik unik dibandingkan marmer lain. Buktinya berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasilnya marmer asal pulau Thassos ini punya tingkat Pancaran Sinar Matahari, Konduktivitas Termal, serta Kualitas Struktur dan Kristal yang lebih baik daripada marmer lain yang ada di dunia.
Jadinya, meskipun suhu berada diangka 50 derajat Celcius, marmer tidak akan mengalami kenaikan dengan suhu udara di sekitarnya guys. Seperti diketahui, sebelumnya beredar asumsi jika pihak Arab Saudi menaruh pipa air di bawah lantai agar tetap sejuk, namun hal ini sudah dibantah oleh pihak berwenang dari Kerajaan. (**)
0 Komentar