![]() |
Pelabuhan Murhum Baubau |
BUTONMAGZ---Pelabuhan Baubau atau dikenal dengan nama Pelabuhan Murhum Baubau merupakan salah satu yang tersibuk di Indonesia saat ini. Karena telah menjadi penghubung kawasan Barat dan Timur Indonesia, maka memasuki pelabuhan ini Anda tak sebebas dulu lagi, sebab harus melalui pemeriksaan X-ray terlebih dahulu, layaknya bandar udara.
Pelabuhan ini pula memiliki pesona laut yang mengagumkan. Airnya sangat jernih dan terlihat hingga ke dasar. Ikan-ikan pun lalu lalang tanpa ada yang mengganggu. Maka jangan heran bila Anda memasuki kawasan laut pelabuhan ini bisa menyaksikan sekerumunan ikan-ikan seukuran betis orang dewasa bersilewaran di sana, layaknya sengaja dibudidayakan. Mau mancing? tak bisa lagi, sebab ada larangan khusus ke arealnya bagi masyarakat umum. beda beberapa tahu sebelumnya, warga Kota Baubau terkadang menafaatkan kawasan laut pelabuhan untuk berenang atau sekadar memancing.
Data yang diperoleh Butonmagz, menyebutkan Pelabuhan Baubau 'mulai modern' keberadaannya sejak zaman penjajahan Belanda, sejak itulah peningkatan volume kegiatan bongkar/muat penumpang maupun hewan terus meningkat setiap tahunnya, oleh karena itu perkembangan pelabuhan Baubau sangat pesat dari tahun ke tahun.
Sumber resmi Kementerian Perhubungan menyebutkan di tahun 1967 dibangunlah kantor perhubungan laut secara resmi dengan istilah wakil syahbandar yang dipimpin oleh seorang kepala bernama H. Thabrani, kemudian berjalan selama tiga tahun tepatnya tahun 1970 kantor wakil syahbandar diserah terimakan ke W.Mangori sebagai pemimpin priode kedua, dan selanjutnya dibangunlah talud dengan bentuk leter T yang berfungsi sebagai dermaga untuk semua kegiatan bongkar/muat barang hewan dan manusia.
Kurun waktu tiga tahun kemudian kepemimpinan diserahkan lagi pada Babo Daeng Rilawang tepatnya tahun 1973 sampai dengan tahun 1979 pada periode tersebut beliau melakukan terobosan untuk membangun dermaga perintis dengan tiang beton yang berlantaikan kayu dan dua unit rumah dinas yang berada di Jl. Kelapa. Pada periode yang ketiga di bawah kepemimpinan Babo Daeng Rilawang ini dibentuklah semacam organisasi yang bernama UKA (Usaha Karya) yang antara lain terdiri dari perusahaan-perusahaan pelayaran, buruh pelabuhan guna menangani kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan.
Sejalan dengan meningkatnya arus penumpang, maupun barang dengan jumlah kunjungan kapal yang begitu padat, khususnya arus penumpang maka dermaga perintis sudah tidak dapat lagi melayani kapal nusantara, lokal / rakyat yang melakukan kegiatan embarkasi / debarkasi dan bongkar muat barang.
Pada tahun 1979 terjadi lagi pergantian pimpinan yaitu Drs. H.A.Munir Hamid selaku pemimpin pada periode keeempat. Dalam perjalanannya Munir Hamid sangat gesit melakukan terobosan dalam pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat khususnya pada pengguna jasa. Hingga pada tahun 1984 Pelabuhan Murhum Baubau telah disinggahi oleh pelayaran nasional PT. PELNI sebagai pelayaran pertamanya dengan KM. Rinjani di pelabuhan Baubau.
Dalam kurun waktu 9 tahun pelabuhan Baubau kembali berganti pimpinan lagi yaitu Bapak Drs. H. Nadjamuddin Sultan, MBA tepatnya tahun 1988 dalam periode yang kelima.
Melihat dengan perkembangan arus penumpang maupun barang semakin menjanjikan maka dibangunlah fasilitas pelabuhan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang tersebut. Pada tahun 1988 / 1989 dibangun dermaga beton, tristel beton, dolphin sebanyak 2 unit dengan anggaran APBN.
Pada tahun 1989 / 1990 diurug / ditimbun untuk pembuatan talud dan Alhamdulillah pada tanggal 13 maret 1990 Bapak Presiden Soeharto meresmikan secara simbolis pembangunan dermaga Baubau yang ditandai dengan pemasangan Prasasti yang diletakan pada talud sebelah timur terminal penumpang.
Pada tahun 1990 / 1991 dibangun terminal penumpang, resivoir air kemudian jaringan pipa, genset dan rumah pompa. Terdapat sebuah prasasti tua bertanggal 13 Maret 1990, Pelabuhan Baubau diresmikan oleh Presiden Soeharto kala itu.
Dari perkembangan tahun ketahun pimpinan pun silih berganti, hingga pada periode yang keenam Kantor Pelabuhan Baubau dipimpin lagi oleh Drs. Djafar Wachid sejak Desember 1993, dalam sistem manajemen yang dipimpinnya, maka pada tanggal 19 Januari 1993 berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 1993 tentang organisasi dan tata kerjaKantor Pelabuhan Baubau dinaikan statusnya dari kelas V (lima) menjadi kelas III (tiga).
Pada tahun 1999 Kantor Pelabuhan Baubau kembali dipimpin oleh Capt. Abd. Rahman Noer, SH. Dalam periode yang ke-VII pelabuhan Baubau semakin melaju untuk melayani para pengguna jasa dengan berbagai masalah dan tantangan, namundapat diatasi. Dengan kunjungan kapal PELNI yang begitu pesat,maka kepemimpinan Abd. Rahman Noer, SH hingga sampai Agustus 2004 karena beliau dimutasikan ke Sulawesi Tengah Kantor Adpel Kelas III Pantoloan.
Pada tahun 2004 pelabuhan Baubau dipimpin lagi oleh Bapak Drs. Abd. Karim Dama sejak tanggal 30 Agustus dalam periode yang ke-VIII pada periode ini. Dimana sistem pelayanan di pelabuhan semakin diperketat teratur dan terkendali sempai dengan sampai berakhirnya tahun 2008.
Dalam periode yang ke-IX kepemimpinan diambil alih oleh Bapak Capt. Robertus Maturbongs, MM sejak kepindahannya tanggal 29 Oktober 2008 dari kantor Adpel Tanjung Intan Cilacap ke Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I Baubau hingga tanggal 8 November 2013.
Dalam kepemimpinannya beliau melakukan terobosan-terobosan untuk pengembangan pelabuhan Baubau termasuk pelabuhan-pelabuhan yang ada di wilker-wilker. Alhamdulillah pada tahun 2013 telah diusulkan proyek pengembangan fasilitas pelabuhan sebanyak 17 titik, sementara rehab total kantor sudah disetujui untuk tahun anggaran 2014 dan untuk rumah dinas akan diusulkan rehabnya pada tahun anggaran 2015.
Dari 17 (tujuh belas) titik faspel yang ada selama tahun anggaran 2013 telah dilakukan pembangunannya baik yang baru maupun lanjutan 66, 33 % atau Rp 105.397.457.400 dengan perjalanan kepemimpinan Robertus Maturbongs, MM kembali kepemimpinan diserahkan lagi kepada Capt. Bukhari, SH, M.Mar berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan No. 493 Tahun 2013 tanggal 8 November 2013.
![]() |
Kapal PELNI yang berlabuh di Pelabuhan Murhum Baubau |
Pada bulan Desember 2013 terobosan pertama yang dilakukan adalah penambahan teras belakang terminal yang berbentuk kanopi yang panjangnya sama dengan terminal, yang sekaligus dengan perbaikan teras depan kantor dalam hal ini pergantian plafonnya. Dan pada bulan Maret 2014 penataan taman dan areal parkir dalam pelabuhan dan penanaman pohon pelindung. Sejalan dengan itu panitia pembangunan Mesjid pelabuhan juga dibentuk oleh kepemimpinan Beliau.
Dan pada bulan April dibangunlah Mesjid yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I Baubau dengan ukuran 24 x 12 Meter dengan anggaran biaya swadaya masyarakat serta insane pelayaran ditambah dengan sejumlah dermawan, termasuk KSOP Nunukan, KUPP Raha dan Pelindo IV Makassar. Kemudian akhir bulan September 2014 pembangunan gedung kantor pelabuhan untuk tahap pertama juga sudah dimulai pembangunannya. Disamping pengurusan persertifikatan tanah pelabuhan menjadi prioritas utama bagi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan periode ke X ini.
Tepat, 2 Mei 2016 pelabuhan ini kembali diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI kala itu, Ignatius Jonan, yang prasatinya terpasang di pintu keluar pelabuhan ini. (ref dari berbagai sumber)