Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Mudik, Begini Sejarahnya, Ow bukan ke Udik?


BUTONMAGZ--Lebaran SEPERTI Hari Raya Idul Fitri 1440 H tahun 2019 ini selalu menjadi momentum untuk masyarakat Indonesia pulang ke kampung halaman atau dinamakan mudik. Tiap tahunnya ketika menjelang Lebaran, maka istilah mudik ini menjadi hal yang akan sangat sering kita dengar.

Tetapi pernahkan kita penasaran dan bertanya, mengapa pulang kampung saat Lebaran itu dinamakan mudik? Istilah mudik ternyata punya arti tersendiri, lalu apa ya artinya?

1. Asal mula kata mudik


Jika menurut pada Wikipedia, mudik diartikan sebagai kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Namun ternyata kata mudik ini sebenarnya merupakan singkatan yang berasal dari Bahasa Jawa Ngoko.

Kata mudik merupakan singkatan dari 'mulih dilik' yang artinya adalah pulang sebentar. Jadi sebenarnya kata mudik ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Lebaran.

Namun seiring perkembangan, kata mudik kini telah mengalami pergeseran makna.

Mudik dikaitkan dengan kata 'udik' yang artinya kampung, desa, dusun, atau daerah yang merupakan lawan kata dari kota.

Dengan pendekatan itu, maka kata mudik diartikan sebagai kegiatan seseorang pulang ke desa atau kampung halamannya.

2. Awal mula tradisi mudik

Sebenarnya tradisi mudik ini sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Dahulu para perantau pulang ke kampung halaman untuk membersihkan makam para leluhurnya. Hal ini dilakukan untuk meminta keselamatan dalam mencari rezeki.

Namun istilah mudik Lebaran baru berkembang sekitar tahun 1970-an. Saat itu Jakarta sebagai ibukota Indonesia tampil menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang mengalami perkembangan pesat.

Bagi penduduk lain yang berdomisili di desa, Jakarta menjadi salah satu kota tujuan impian untuk mereka mengubah nasib. Lebih dari 80 persen para urbanis datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.

Mereka yang sudah mendapatkan pekerjaan biasanya hanya mendapatkan libur panjang pada saat lebaran saja. Momentum inilah yang dimanfaatkan untuk kembali ke kampung halaman.

Sama seperti halnya di Jakarta, mereka yang bekerja di kota hanya bisa pulang ke kampung halaman pada saat liburan panjang yakni saat libur lebaran. Sehingga momentum ini meluas dan terlihat begitu berkembang menjadi sebuah fenomena. (Malvyandie Haryadi/tribun)

Posting Komentar

0 Komentar


Memuat...