Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Ustaz Arifin Ilham Wafat, Bagaimana Khas Dakwahnya?

Ustaz Arifin Ilham bersama KH. Makruf Amin

BUTONMAGZ--Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kabar meninggalnya Ustaz Arifin Ilham dibenarkan oleh Adit, manajer Muhammad Alvin Faiz, anak sulung Ustaz Arifin Ilham.

"Iya benar, valid baru aja. Doain ya mas," kata Adit melalui sambungan telepon kepada Suara.com, Rabu (22/5/2019) malam ini. Menurut keterangan Adit, Ustaz Arifin Ilham meninggal sekira pukul 22.45 WIB. "Sekitar 15 menit yang lalu saya dikabarin," sambung Adit.

Sayang, belum diperoleh informasi pasti kapan jenazah Ustaz Arifin Ilham akan dipulangkan ke Indonesia dari Rumah Sakit di Malaysia. "Kelanjutan bagaiman saya belum tahu. Ini saya baru mau jalan ke (pesantren) Azzikra," tutur Adit.

Sebelumnya, putra Arifin Ilham, Alvin mengabarkan sang bapak meninggal dunia memalui Instagram pribadinya.

"Innalillahiwainnailaihirojiun Telah wafat Abi kami tercinta Abi @kh_m_arifin_ilham. Semoga Allah terima amal ibadahnya, diampuni semua dosanya, dimasukkan ke surganya Allah swt, aamiin," tulis Alvin.

Dalam keterangan selanjutnya, Ustaz Arifin Ilham rencananya secepatnya dibawa ke Indonesia dari Malaysia dan dikubukan di Pesantren Azzikra, Gunung Sindur

"Insya Allah secepatnya Abi dipulangkan dari Malaysia dan dimakamkan di pesantren Azzikra gunung sindur bogor. Sekiranya jika ada salah kata atau perbuatan dari abi, mohon dibuka permintaan maaf sebesar besarnya. Ya Allah, jika ini yang terbaik, kami ikhlas ya Allah, kami ridho ya Allah," tutup Alvin

Tentang Sosok Arifin Ilham
Ustaz Muhammad Arifin Ilham punya khas tersendiri dalam berdakwah. Suara dan tema yang disampaikannya menggetarkan jiwa dan menenangkan hati. Suaranya serak-serak basah dan bertenaga menyentakkan semua orang yang mendengarnya.

Kalimat tauhid, takbir, tahmid bagian dari zikir yang merupakan tema-tema yang dibawakan Arifin Ilham.  Setiap ia menyampaikan persoalan apapun, ia tak jauh mengingatkan akan zikir kepada Allah dengan lantunan kalimat-kalimat baik tersebut. 

Ustaz Arifin Ilham lahir di Banjarmasin 8 Juni 1969. Ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara dan menjadi satu-satunya anak laki-laki dari pasangan Ismail Marzuki-Nurhayati. Ayahnya merupakan keturunan ketujuh dari Syeh Al-Banjar, seorang ulama besar di tanah Kalimantan. Arifin memiliki dua istri; Wahyuniati Al-Waly dan Rania Bawazier.

Sejak kecil, Arifin dikenal sebagai anak nakal. Bahkan, ia pernah kecebur di sungai. Beruntung, dalam laman pribadinya, ibunya berhasil menolongnya. Bahkan saat SD pun predikat nakal dan pemalas masih bertengger di dirinya hingga baru bisa baca tulis huruf latin waktu kelas 3 SD. Ia sekolah di SD Muhammadiyah. Namun sayang, ia harus pindah sekolah karena berkelahi sampai bonyok dengan temannya. Akhirnya Arifin melanjutkan sekolahnya di SD Rajawali.

Saat menginjak masa SMP pun kenakalannya justru bertambah. Ia terpengaruh berbagai macam kenakalan remaja seperti merokok, berjudi dengan kelereng, mencuri uang ayahnya. Bahkan ia pernah mengancam  akan membakar rumahnya gara-gara minta dibelikan motor trail tidak dipenuhi ayahnya.

Hingga tiba saatnya orang tuanya pergi haji pada tahun 1982. Pikirannya mulai tidak tenang dan mencoba membenahi diri. Betapa terkejut kedua orang tuanya saat mereka kembali dari tanah suci melihat perubahan sikap anaknya yang drastis. Arifin minta dimasukan ke pesantren. Padahal ia baru kelas 1 SMP.

Pada tahun 1983, ia pun dimasukkan ke Pesantren Darunnajah Ulujami, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Di sini ia hanya  sampai kelas dua aliyah. Pada 1987, ia meneruskan kelas dua aliyah hingga kelas 3 di Pesantren Assyafi’iyah di Bali Matraman, Tebet, Jakarta Selatan. Sejak di pesantren, ia sudah berceramah. Baik ceramah di kampung halamannya maupun di Jakarta dan sekitarnya.

Setelah lulus dari pesantren, ia melanjutkan ke perguruan tinggi. Ia masuk FISIP, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Nasional (Unas), Jakarta. Ia lulus pada tahun 1994 kala usia 25 tahun.

Berbekal gelar sarjana, ia mengajar di Universitas Borobudur. Di sisi kehidupan lainnya, Ustaz Arifin dikenal sebagai seorang penyayang binatang. Ia memelihara burung hantu, ayam kate, bahkan kera. Pada awal April 1997, Ia diberi ular hasil tangkapan warga kampung di semak belukar. Namun, hal nahas pun terjadi, ular tersebut menggigitnya hingga keadaanya kritis.

Ia pun dilarikan ke rumah sakit. Namun, beberapa rumah sakit yang dikunjungi tidak menerimanya karena alasan perlengkapan medis sementara kondisi Arifin makin kritis. Sampai akhirnya, ia dibawa oleh Cut Tursina, ibu angkatnya, ke RS St. Carolus, Jakarta. Di sini Arifin dapat pertolongan dan pengobatan.

Tapi, keajaiban terjadi. Setelah 1 bulan melalui masa kritis. Akhirnya Arifin memasuki masa penyembuhan. Selama kritis, ia mendapatkan pengalaman spiritual dari alam bawah sadarnya. Hal tersebut semakin mengkukuhkan hatinya untuk jadi pengingat manusia agar selalu berzikir kepada Allah.

Sejak itu, ia mulai kembali mendalami dan berkonsentrasi di bidang agama. Yang tadinya dosen, ia beralih menjadi penceramah. Ia mulai hadir sebagai penceramah pengganti bila ustaz utamanya tidak hadir. Mulai dari sana, namanya mulai dikenal jemaah pengajian. Bahkan jamaah langsung meminta Arifin mengisi pengajian sebagai penceramah utama.

Pada tahun 1999, ia pindah ke depok dan mulai memimpin zikir di Masjid Al-Amr Bittaqwa di Perumahan Mampang Indah II, Depok. Ia mengenalkan zikir berjemaah. Pada awalnya dihadiri oleh tiga orang. Selanjutnya, jemaahnya terus bertambah. Alhasil, pengajian zikir yang digelar selalu dipenuhi jemaah dengan seragam baju warna putih. Sejak itu, tempat kegiatan Arifin Ilham dikenal sebagai Majelis Az-Zikra.

Namanya pun makin populer sebagai ustaz dengan suara khas dengan lantunan lapaz-lapaz zikir kepada Allah. Ia mulai tampil di acara-acara besar dan beberapa media televisi. Jemaahnya makin banyak. Ia pun mengembangkan majelis zikirnya ke luar daerah Depok. Pada 7 Juni 2009, majelis zikir secara resmi dipindahkan ke kawasan perumahan Bukit Az-Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat.(**)

KELUARGA     
Orang Tua                      : Ismail Marzuki-Nurhayati
Istri                                 :  Wahyuniati Al-Waly
                                          Rania Bawazier
Anak                              : Amtaza Syahla Arifin
                                        Alaa Hifzhiyah Arifin
                                        Muhammad Alvin Faiz
                                        Muhammad Amer Azzikra
                                        Muhammad Azka Najhan

PENDIDIKAN
TK Aisyiah, Banjarmasin, selesai
SD Muhammadiyah, Banjarmasin, tidak selesai
SD Rajawali, Banjarmasin, selesai
SMP Negeri 1, Banjarmasin, (sampai Kelas 1), 1984
Pesantren Darunnajah di Ulujami, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sampai kelas 2 Aliyah
Pesantren Assyafi’iyah di Bali Matraman, Tebet, Jakarta Selatan, sampai selesai
S1, FISIP, Hubungan Internasional, Universitas Nasional, Jakarta,1994

KARIER
Dosen, Universitas Nasional (Unas), Jakarta
Penceramah
Pendiri Majelis Az-Zikra


  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...