BUTONMAGZ—Kabupaten Wakatobi di Sulawesi Tenggara tak pernah kehabisan daya tarik bagi mereka ‘penggila’ panorama laut. Banyak catatan penting tertoreh di sana, menyimpan kesan yang tak terlupakan. Catatan dari Ilyas Abibu – mantan Sekretaris daerah Wakatobi melukis ceruk keping-keping surga di sana. Ia tuliskan khusus ke Butonmagz, Rabu pagi ini (31/2) tentang bening laut Kapota, dan atraksi ‘dolphin’ mamalia laut yang menggemaskan itu di pulau cantik milik Wakatobi itu.
---------------------
Pulau Kapota yang membentang didepan pulau Wangi-wangi bagaikan gadis cantik "pagar ayu pada sebuah pesta perkawinan, meskipun masih berdandan ala kampung. Infrastruktur belum memadai, namun secara perlahan telah berdandan.

Di pulau ini ada sebuah danau yang selama ini juga telah ramai dikunjungi wisatawan, namanya Ta’ilaronto Oge. Menuju danau Kapota cukup berjalan kaki melalui jalan setapak yang telah dibangun untuk memfasilitasi pejalan kaki.
Dibagian barat pulau ini, pasir putih membentang dibibir pantai yang belum terjamah lingkungannya dengan bangunan. Menikmati Pasir putih di saat sunset menambah excotic pemandangan sore hari. Kadang kita bisa menyaksikan kapal-kapal barang dan penumpang melintasi alur pelayaran laut menuju timur Indonesia, didepan perairan pulau Kapota
Di Wakatobi banyak keragaman potensi atraksi selain melakukan penyelaman. Sebut saja atraksi lumba watching dolphin di perairan Kapota, pulau yang berhadapan dengan pulau wangi-wangi.
Pertunjukan lumba dapat dinikmati setiap hari antara pukul 06.00-07.30 pagi, selepas itu pasti sudah terlewati. Atraksi lumba laksana barisan ‘Tujuhbelasan’ yang sedang melakukan formasi barisan didepan panggung kehormatan.
Formasi lumba-lumba kadang-kadang membentuk barisan saf sholat lurus untuk menghalau ikan-ikan kecil dan kemudian membentuk lingkaran dan secara bergantian sarapan pagi "breakfast" ala hotel bintang lima, sambil melompat ke atas tanda mereka sedang menyantap ikan-ikan kecil.
Jumlah mereka cukup banyak sehingga semakin menarik ditonton. Uniknya perlombaan makan pagi turut ‘nimburung’ ikan Cakalang dan burung-burung camar yang berterbangan sambil menukik untuk menangkap ikan dengan paruhnya.
Formasi Lumba-lumba, ikan Cakalang dan burung Camar semakin memperkaya variasi atraksi pagi hari di laut Kapota. Para nelayan suku Bajo Mola, turut mengambil bagian untuk mengejar tangkapan ikan Cakalang dengan menggunakan perahu fiber berbobot 5 grosston dengan kecepatan 15 sd 18 knot, seolah tontonan race speed boat. Datanglah ke sana! **
0 Komentar