![]() |
Aktivitas 'mobile' Taman Baca Hayluz di Kotamara-Baubau |
BUTONMAGZ---Memulai sesuatu dengan niat baik, adalah visi sederhana Taman baca (TB) Hayluz – Kota Baubau. Sebuah taman baca sederhana seukuran tak lebih dari 4x3 meter di bilangan Polsek Murhum- jalur protokoler Betoambari. Kendati terbilang berukuran kecil namun dipadati tumpukan buku aneka jenis; dari buku fiksi, pelajaran umum, majalah Bobo, hingga buku-buku ‘berat’ dan ringan. Campur baur pokoknya. Pelajar pun berjibun ke sana, menikmati sajian ilmu gratis dari kakak-kakak mereka.
Sesekali taman baca ini ‘mobile’ menuju kawasan Kotamara, membuka lapak di sana. Tetapi tak hendak berjualan melainkan membuka bacaan gratisan. Siapa saja boleh’nimbrung’.
Hayluz diasuh sekelompok anak muda kreatif, rata-rata sarjana ‘jomblo’ dengan latar belakang keilmuan beraneka ragam. Ada jurusan komunikasi, teknik, atropolog, pendidikan, dan sebagainya. Mereka punya mimpi meningkatkan minat baca pelajar, pemuda, dan masyarakat umum.
“Terlalu muluk-muluk rasanya jika kami mengatakan ingin meliterasi remaja di kawasan Kepulauan Buton khususnya di Kota Baubau, tetapi kami akan tersenyum bangga, merasa riang bila adik-adik kami tumbuh sebagai generasi yang memiliki minat baca yang tinggi,” ujar Zulya, koordator TB. Hayluz yang juga alumni ‘Komunikasi’ UIN Makassar ini ke Butonmagz, sabtu siang ini, 16 Februari 2019.
![]() |
Situasi di Taman Baca Hayluz Baubau, membaca dan belajar |
Menghadirkan taman baca dimulai secara swadaya, buku-buku terkumpul dari sumbangan para anggota terlebih dahulu, rajin menyambangi pihak-pihak yang peduli dengan masa depan generasi muda Buton. Hasilnya, ada yang membantu, ada yang cuek, ada pula yang tak bersikap. Mereka tak peduli apapun hasilnya, sebab mereka sadar tak mudah mengajak seseorang untuk terlibat dalam hal-hal yang tak bernilai ekonomis.
“Biasa kak, kita jalani saja. Toh ini cita-cita mulia, menjadikan adik-adik kami menjadi generasi gemar baca, berpengetahuan dan terhindar dari hal-hal yang merugikan diri sendiri,” tandas Zulya didampingi penggiat Haylus lainnya.
Giat Sederhana, Cita Mulia
Dua hari ini (Sabtu dan Minggu), mereka menggelar pelatihan dasar jurnalistik bagi pelajar SMA/SMK/MA se Kota Baubau. Berbekal proposal ‘seadanya’ dengan nilai sejutaan rupiah, Hayluz menggelar pelatihan sederhana, tetapi tidak menyederhanakan sesuatu.
Bersyukur mereka memperoleh ruang gratis di aula Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindukan Anak (P3A) Kota Baubau. Pematerinya Dr. Hamzah – owner majalah online Butonmagz, dan juga dari komunitas fotografer. Kunjungan media, mereka meminta kesediaan ‘Buton Pos’ – koran terbesar di kawasan kepulauan Buton. Acara ini secara resmi dibuka oleh Kabid Perpustakaan – Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Baubau.
Terenyuh rasanya melihat geliat anak-anak muda di Hayluz, mereka bertindak profesional di balik kesederhanaannya. Andai saja ini di gelar pemerintah, maka dipastikan dana yang dikeluarkan berbilang puluhan juta. Hendak berkata yang ekstrim, “harusnya pemerintah daerah mensupport penuh kegiatan ini, sebab mereka telah mengambil peran besar dalam keterbatasan”.
“Biasa kak, kita jalani saja. Toh ini cita-cita mulia, menjadikan adik-adik kami menjadi generasi gemar baca, berpengetahuan dan terhindar dari hal-hal yang merugikan diri sendiri,” tandas Zulya didampingi penggiat Haylus lainnya.
Giat Sederhana, Cita Mulia
Dua hari ini (Sabtu dan Minggu), mereka menggelar pelatihan dasar jurnalistik bagi pelajar SMA/SMK/MA se Kota Baubau. Berbekal proposal ‘seadanya’ dengan nilai sejutaan rupiah, Hayluz menggelar pelatihan sederhana, tetapi tidak menyederhanakan sesuatu.
Bersyukur mereka memperoleh ruang gratis di aula Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindukan Anak (P3A) Kota Baubau. Pematerinya Dr. Hamzah – owner majalah online Butonmagz, dan juga dari komunitas fotografer. Kunjungan media, mereka meminta kesediaan ‘Buton Pos’ – koran terbesar di kawasan kepulauan Buton. Acara ini secara resmi dibuka oleh Kabid Perpustakaan – Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Baubau.
Terenyuh rasanya melihat geliat anak-anak muda di Hayluz, mereka bertindak profesional di balik kesederhanaannya. Andai saja ini di gelar pemerintah, maka dipastikan dana yang dikeluarkan berbilang puluhan juta. Hendak berkata yang ekstrim, “harusnya pemerintah daerah mensupport penuh kegiatan ini, sebab mereka telah mengambil peran besar dalam keterbatasan”.
![]() |
Menggelar pendidikan dasar jurnalistik bagi pelajar Kota Baubau |
Anak-anak Hayluz tak jumawa, tak hendak menyalahkan siapa-siapa. “kami sudah dapat dukungan kak, sudah di beri ruangan, sudah ada komsumsi sekenanya, sudah pemateri, sudah ada yang membuka acara. Jika nanti pemerintah daerah hendak memberi dukungan penuh masih ada kegiatan-kegiatan kami berikutnya,” ujar Zulya berharap.
Pastinya, mimpi meliterasi remaja Buton di masa datang adalah mimpi besar di kepala mereka. Bergerak di ranah sosial, mengetuk hati para sukarelawan, dan berbangga bila suatu saat kelak, Haylus mendapat kunjugan dari Wali Kota Baubau.
“Kak ini sedikit dana transportnya, terima kasih kesediaannya memberi materi di kegiatan kami” ujar koordinator acara.
Hendak menolak pemberian itu, tetapi tangan begitu kuasa menerimanya, sebagai pembelajaran bahwa segala sesuatunya memang harus berjalan profesional di balik kesederhanaan dan cita-cita besar. Selamat Hayluz!!! (ref)
0 Komentar