Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Banjir Sulsel, terparah dalam 10 tahun terakhir



Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemprov Sulses, Devo Khaddafi, kepada BBC Indonesia (24/1) menyatakan, banjir dan longsor yang terjadi tahun ini adalah bencana terbesar yang dialami provinsi tersebut dalam satu dekade terakhir.

"Skala luas area yang terdampak pada bencananya yang paling luas, karena sekarang saja sudah 10 kabupaten yang terkena bencana. Kalau dulu kayaknya nggak sampai sebanyak ini," tutur Devo.

Ia menyatakan banjir memang rutin terjadi akibat meluapnya Sungai Jeneberang dan Kelara, tetapi sebelumnya tidak pernah menyebabkan puluhan korban tewas dan ribuan orang mengungsi.

Hujan lebat yang terus mengguyur sebagian besar daerah Sulsel sejak Senin (21/1) menjadi salah satu penyebabnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memang telah mengeluarkan peringatan tingginya intensitas hujan di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan, hingga akhir Januari.

Sama seperti diutarakan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, perusakan lingkungan di kawasan hulu sungai, menyebabkan parahnya banjir dan longsor yang terjadi kali ini.

"Ada beberapa perusakan-perusakan yang berada di area hulu, sehingga ini juga akan menjadi perhatian pemerintah kabupaten dan provinsi untuk segera menangani kawasan-kawasan yang kritis ini, agar di tahun depan hal seperti ini bisa dicegah," kata Devo.

5 ribuan warga mengungsi, 26 meninggal dunia
Korban bencana banjir dan longsor yang mendera 10 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan terus bertambah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, hingga Kamis (24/1/2019) sudah 26 warga meninggal dunia dan lebih dari 5.000 orang harus mengungsi.

Kepala BPBD Sulsel, Syamsibar, memaparkan kepada Antaranews.com, korban tewas terbanyak ada di Kabupaten Gowa (12 orang), kemudian Kabupaten Jeneponto (10 orang), dan Kabupaten Maros (4 orang). Selain itu 24 orang dinyatakan hilang.

Sementara itu, korban terdampak bencana mencapai 5.825 jiwa. Sebanyak 3.321 warga harus mengungsi dan 46 orang menderita sakit. Sebanyak 1.400 bangunan terendam air--25 di antaranya rusak parah--juga 10.021 hektare sawah.

Syamsibar menyatakan, pihaknya bekerja sama dengan TNI, Polri, Basarnas, dan Tagana, terus menyisir daerah bencana untuk melakukan pencarian dan evakuasi korban, terutama di Gowa yang terdampak paling parah.

Hal yang menerbitkan optimisme dalam proses mitigasi, menurut Syamsibar, adalah curah hujan yang menurun sehingga tingkat permukaan air di Bendungan Bili-Bili, Gowa, juga turun.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ), Teuku Iskandar, kepada SINDONews mengatakan, pihaknya mulai menutup dua pintu air secara bertahap sejak Kamis (24/1), pukul 4.30 WITA. Status Bili-Bili dinyatakan normal setelah tinggi mata air (TMA) mencapai 99,47 meter pada dini hari tadi.


 
Sejak saat itu BBWS-PJ langsung mengurangi tinggi bukaan pintu air secara bertahap, mulai dari 3,5 meter menjadi 2,50 meter pada pukul 4.50 WITA, lalu dikurangi lagi menjadi 1,5 meter pada pukul 09.15 WITA.

Kabupaten Gowa memang terdampak paling parah karena letak pemukiman yang dekat dengan bendungan seluas 40 ribu hektare itu dan Sungai Jeneberang. Tak hanya banjir, tanah longsor juga terjadi di beberapa titik. Sementara sejumlah jembatan hancur, memutus akses wilayah.

Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT), dalam siaran persnya (24/1) melaporkan, titik longsor berada di Desa Lonjoboko di Kecamatan Parangloe, Desa Datara, Tompobulu, Bilanrengi, juga Desa Parigi. Kemudian ada Desa Bili-bili di Kecamatan Bontomarannu, dan yang paling parah menerjang Desa Pattallikang di Kecamatan Manuju.

Bahkan seluruh wilayah Dusun Pattiro di Desa Pattallikang terkubur, menyebabkan sejumlah warga hilang. Tim Emergency Response ACT Sulsel Nur Ali Akbar mengatakan, mereka akan menuju lokasi tanah longsor tersebut.

"Ini lokasinya di Sapaya, di pelosok, jarak tempuh kurang lebih 80 kilometer dari kota Gowa," jelas Nur Ali. Ia menambahkan, ACT telah membangun empat posko di dua wilayah, yaitu Gowa dan Makassar.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo, menyatakan tim BNPB telah tiba di Makassar pada Rabu (23/1) malam dan hari ini, Kamis (24/1), empat orang lagi, termasuk dirinya, akan menyusul.

"Dana untuk bantuan operasional pagi ini kita upayakan sudah tersalurkan dulu ke empat kabupaten, yaitu Maros, Makassar, Gowa, Jeneponto. Masing-masing besarnya Rp250 juta," kata Doni kepada wartawan, usai melaporkan situasi banjir Sulsel kepada Presiden Joko Widodo, di Istana Negara.

Bantuan operasional, menurutnya, akan diprioritaskan kepada kabupaten yang terdampak paling parah dan risikonya paling besar.

"Pengelolaan bantuan? Ya, nanti kita akan koordinasi dengan instansi terkait. Terutama yang kerusakannya berat, seperti jembatan dan jalan," jelas Doni, menambahkan bahwa Presiden telah menyetuji rencana tersebut.

Ia menyatakan belum mengetahui apakah Presiden bakal berangkat ke Sulsel untuk mengunjungi daerah-daerah terdampak bencana.(ref)


  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...