LIPUTAN KHUSUS (3). Pemerintahan Kota Baubau di bawah kepemimpinan Wali Kota Dr. H. AS. Tamrin, MH dan wakilnya La Ode Ahmad Monianse (akronim Tampil Manis), tak ingin membangun wilayahnya dengan kekuatan berpikir sendiri. Selain memaksimalkan kualitas sumber daya manusia aparatnya, kepemimpinan Tampil Manis juga mencoba menghadirkan ‘pemikir-pemikir’ yang kualified di bidangnya masing-masing..
Beberapa akademisi dihadirkan untuk membahas dinamika yang akan dihadapi Kota Baubau di masa depan. Teranyar, Pemkot Baubau menggandeng Prof. Dr. Ir. Rohimin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan perikanan RI yang dikenal pula sebagai pakar ekonomi kelautan, sekaligus guru besar Institut Pertanian Bogor.
Kacamata Rohimin Dahuri menyarankan agar Kota Baubau menjadikan dirinya sebagai pusat logistik, industri dan ekonomi Kawasan Timur Indonesia (KTI) karena posisinya yang strategis sebagai penghubung pelayaran antara kawasan barat dengan kawasan timur Indonesia. Antara Surabaya dan Makassar, antara Maluku dan Papua.
Pernyataan ini dikemukakan langsung guru besar Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan IPB ini saat menjadi pembicara utama dalam diskusi terbatas bertajuk “Bumi Seribu Benteng: Penyangga Kawasan Indonesia Timur” di Kantor Media Group – Induk Metro TV Jakarta Barat, Senin 3 Desember 2018 lalu,
Prof. Rohimin menilai posisi Kota Baubau sebagai kawasan penyangga, ditopang posisi strategis dengan keberadaan pelabuhan alamnya yang menghadap ke utara yang merupakan pelabuhan utama dan menjadi penghubung antar kawasan Barat dan Timur Indonesia pada jalur pelayaran Nusantara.
Hal ini menyebabkan sejak dulu kala daerah atau kota Baubau menjadi pusat sirkulasi dan distribusi barang kebutuhan bagi daerah-daerah dalam kawasan sekitarnya termasuk barang-barang hasil laut, hasil hutan, hasil pertanian ke luar daerah.
“Dengan menjadikan Kota Baubau sebagai pusat logistik, industri, dan ekonomi KTI seperti Kota Makassar, maka masalah disparitas pembangunan antar wilayah dan ketimapangan sosial akan secara signifikan dapat diatasi. Dan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Baubau akan lebih besar dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK),” ujar pakar ahli PDIP ini.
Selain Prof. Rohimin Dahuri, sebelumnya Pemkot Baubau juga menghadirkan Prof. Susanto Zuhdi – sejarawan Universitas Indonesia, pada Rabu 22 November 2018. Target Wali Kota AS. Tamrin dengan kehadiran penulis sejarah Buton ini, adalah ingin mengangkat harkat generasi muda Buton dengan nilai-nilai kebudayaannya. Ia ingin spirit kebesaran sejarah menjadi bekal generasi muda membangun Kota Baubau di masa datang. Prof Susanto didampingi budayawan lokal, Dr. La Ode Munafi, M.Si
Keseriusan Wali Kota AS Tamrin, melibatkan para akademisi sebagai pemikir dalam meletakkan kelanjutan pembangunan di Kota Baubau tampak pula dari seminar-seminar ilmiah yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Baubau.
Ada yang berasal dari Universitas Hasanuddin Makassar, ada pula yang berasal dari Universitas Halu Oleo Kendari untuk membahas pertumbuhan tentang sektor-sektor perekonomian Kota Baubau, apalagi digagas pendirian ‘Perusahaan Daerah Po-5’, untuk menggenjot sektor-sektor Pendapatan Asli Daerah.
Peneliti Funsional dari Kementerian Dalam Negeri RI juga dihadirkan sebagai bentuk memikirkan program pembangunan Kota Baubau yag berbasis penelitian (riset). “Intinya akademisi dihadirkan agar pola pembangunan perkotaan dan dinamika masyarakatnya benar-benar berdasarkan kajian, bukan pendekatan common sense belaka,” tandas H. Idrus Taufiq Saidi, S.Kom., M.Si - juru bicara Pemerintah Kota Baubau kepada Butonmagz dalam bincang tutup tahun 2018, Sabtu 15 Desember 2018. ** (Ref- Liputan Khusus akhir tahun 2018- seri 3)
Beberapa akademisi dihadirkan untuk membahas dinamika yang akan dihadapi Kota Baubau di masa depan. Teranyar, Pemkot Baubau menggandeng Prof. Dr. Ir. Rohimin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan perikanan RI yang dikenal pula sebagai pakar ekonomi kelautan, sekaligus guru besar Institut Pertanian Bogor.
Kacamata Rohimin Dahuri menyarankan agar Kota Baubau menjadikan dirinya sebagai pusat logistik, industri dan ekonomi Kawasan Timur Indonesia (KTI) karena posisinya yang strategis sebagai penghubung pelayaran antara kawasan barat dengan kawasan timur Indonesia. Antara Surabaya dan Makassar, antara Maluku dan Papua.
Pernyataan ini dikemukakan langsung guru besar Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan IPB ini saat menjadi pembicara utama dalam diskusi terbatas bertajuk “Bumi Seribu Benteng: Penyangga Kawasan Indonesia Timur” di Kantor Media Group – Induk Metro TV Jakarta Barat, Senin 3 Desember 2018 lalu,
Prof. Rohimin menilai posisi Kota Baubau sebagai kawasan penyangga, ditopang posisi strategis dengan keberadaan pelabuhan alamnya yang menghadap ke utara yang merupakan pelabuhan utama dan menjadi penghubung antar kawasan Barat dan Timur Indonesia pada jalur pelayaran Nusantara.
Hal ini menyebabkan sejak dulu kala daerah atau kota Baubau menjadi pusat sirkulasi dan distribusi barang kebutuhan bagi daerah-daerah dalam kawasan sekitarnya termasuk barang-barang hasil laut, hasil hutan, hasil pertanian ke luar daerah.
“Dengan menjadikan Kota Baubau sebagai pusat logistik, industri, dan ekonomi KTI seperti Kota Makassar, maka masalah disparitas pembangunan antar wilayah dan ketimapangan sosial akan secara signifikan dapat diatasi. Dan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Baubau akan lebih besar dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK),” ujar pakar ahli PDIP ini.
Selain Prof. Rohimin Dahuri, sebelumnya Pemkot Baubau juga menghadirkan Prof. Susanto Zuhdi – sejarawan Universitas Indonesia, pada Rabu 22 November 2018. Target Wali Kota AS. Tamrin dengan kehadiran penulis sejarah Buton ini, adalah ingin mengangkat harkat generasi muda Buton dengan nilai-nilai kebudayaannya. Ia ingin spirit kebesaran sejarah menjadi bekal generasi muda membangun Kota Baubau di masa datang. Prof Susanto didampingi budayawan lokal, Dr. La Ode Munafi, M.Si
Keseriusan Wali Kota AS Tamrin, melibatkan para akademisi sebagai pemikir dalam meletakkan kelanjutan pembangunan di Kota Baubau tampak pula dari seminar-seminar ilmiah yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Baubau.
Ada yang berasal dari Universitas Hasanuddin Makassar, ada pula yang berasal dari Universitas Halu Oleo Kendari untuk membahas pertumbuhan tentang sektor-sektor perekonomian Kota Baubau, apalagi digagas pendirian ‘Perusahaan Daerah Po-5’, untuk menggenjot sektor-sektor Pendapatan Asli Daerah.
Peneliti Funsional dari Kementerian Dalam Negeri RI juga dihadirkan sebagai bentuk memikirkan program pembangunan Kota Baubau yag berbasis penelitian (riset). “Intinya akademisi dihadirkan agar pola pembangunan perkotaan dan dinamika masyarakatnya benar-benar berdasarkan kajian, bukan pendekatan common sense belaka,” tandas H. Idrus Taufiq Saidi, S.Kom., M.Si - juru bicara Pemerintah Kota Baubau kepada Butonmagz dalam bincang tutup tahun 2018, Sabtu 15 Desember 2018. ** (Ref- Liputan Khusus akhir tahun 2018- seri 3)