Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Pelayar Buton dikenal berjiwa nasionalis dan berwawasan kebangsaan (Bagian-4)

Dalam melakukan pelayaran, para pelaut Batuatas menjalankan kegiatan dagang. Barang komoditi ekspor yang dibawa oleh pelayar niaga dan pelayar Buton pada umumnya adalah rotan, damar, agel, kopra, cengkeh, pala, teripang, dan berbagai hasil laut lainnya.

Komoditas rotan, damar, kopra, cengkih, pala, kulit binatang, dan teripang diekspor ke Singapura dan Malaysia, sedangkan ke Cina di ekspor agel dan teripang. Sejak 1926, dimulai perdagangan kopra, cengkih, dan pala dari Kepulauan Maluku yang dibawa ke kawasan barat Nusantara sampai ke mancanegara yakni Singapura dan Malaysia.

Pada mulanya perdagangan tersebut mendapat rintangan dari pemerintah Belanda karena keuntungannya berlipat ganda sehingga para pedagang harus melakukan pelayaran secara ilegal terutama ke Singapura dan Malaysia. Fenomena tersebut berlanjut hingga akhir abad ke-20 ketika
pelayar niaga orang Batuatas, orang Buton, dan Buton Selatan pada umumnya, tetap melakukan pelayaran niaga ke Singapura, Malaysia, Filipina, Australia, dan wilayah Pasifik lainnya.

Pada awal abad ke-20 barang komoditi impor dari mancanegara masih terbatas pada keramik dan tekstil. Kemudian pada pertengahan abad ke-20 meningkat baik volume maupun jenis barang termasuk elektronik.

Keramik (guci, mangkuk dan piring) didatangkan dari Cina dan Thailand yang ditukar atau imbal beli dengan agel dan kopra. Hal itu berlangsung hingga pertengahan abad ke-20. Elektronik, teksitl yang  dikenal dengan akronim RB ‘rombengan’ atau pakaian bekas didatangkan dari Singapura dan Malaysia (Johor, Pulau Penang, dan Tawau di Sabah) secara ilegal.

Barang-barang komoditi impor dijual ke wilayah Buton, Kndari, Muna, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, dan Timor Timur.

Dalam proses transaksi dagang dan pergaulan dengan orang-orang dari berbagai suku bangsa lain yang dijumpainya, pelayar Buton sejak awal berusaha keras menggunakan bahasa Indonesia dengan baik.

Dalam percakapan ternyata mereka lebih mampu berbahasa Indonesia daripada orang-orang dar komunitas petani, peternak, pedagang, dan perantau Buton lainnya yang hidup di pulau dan di daratan. Diakuinya kelancaran transaksi dagang yang mereka kelola banyak ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan mitra dagang dan konsumen, buruh-buruh pelabuhan, aparat pemerintah dan sebagainya.


Diasumsikan bahwa segenap pengalamanan, pengalaman berinteraksi dan saling kenal dengan orang-orang Indonesia yang berbeda suku bangsa terlibat secara mendalam dan mematuhi segala peraturan dengan memahami keberagaman atau keseragaman simbol-simbol itulah yang menumbuhkan wawasan kebangsaan, kesatuan Tanah Air, kesatuan bahasa, dan kesatuan bangsa Indonesia.

Bagi pelayar Buton, pengalaman pengembaraan yang panjang diakuinya telah memperkaya pengetahuan dan wawasan ruang samudera dan dunia internasional serta sikap keterbukaan.

Para pelaut niaga Buton lebih dominan memperdagangkan kopra dan cengkih ke wilayah Jawa, sedangkan untuk wilayah Jakarta adalah hasil laut, yakni Teripang laut. Sementara hasil yang dibawa pulang kembali dari hasil perdagangan itu adalah barang kebutuhan pokok, seperti pakaian, semen, gula, dan beras.

Hal itu menunjukkan bahwa dalam berusaha mencari nafkah, khususnya di bidang pelayaran niaga atau perdagangan antarpulau, pelaut Buton menggunakan perahu dan/atau kapal.

Artikel ini merupakan kelanjutan dari tulisan bertajuk ‘bagi orang Buton, perahu adalah desa kecil yang mengapung di laut,  yang dipetik dalam jurnal “melacak jalur rempah pelayaran dan migrasi Orang Buton di Kepulauan Maluku” karya Tasrifin Tahara, dalam ‘jejak nusantara’ vol. 04 November 2016 ** (Bersambung ke bagian 5)

Baca sebelumnya : Siapa sebenarnya Buton dalam sejarah Nusantara? (bagian-3)


  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...