Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Kaleidoskop informasi dan pembangunan Kota Baubau Tahun 2018 (Bagian 2)


Hut Sultra, pemberian gelar La Ode, Wacana penegerian STAI Baubau

Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara, Drs. Teguh Setyabudi, M.Si dan 17 Kepala Daerah termasuk DPRD tingkat Provinsi, kabupaten dan kota pada 28 Maret 2018 lalu telah menandatangani komitmen bersama ‘program pemberantasan korupsi terintegrasi Provinsi Sulawesi Tenggara’. Hal itu merespon banyaknya pejabat daerah yang tertangkap KPK, sekaligus ingatan terhadap komitmen dan keberpihakan pada masyarakat Sulawesi Tenggara.

Sebulan setelah itu, digelar Ulang Tahun Sultra ke-54 tanggal 26 April 2018 di Kota Kendari, ada yang menarik dari peringatan ini, Gubernur Teguh Setyabudi tampil menjadi inspektur upacara tampak sangat berwibawa menggunakan busana khas Kesultanan Buton, demikian halnya dengan kepala daerah yang berasal dari wilayah Kepulauan Buton juga menggunakan busana senada dengan gubernur, sehingga suasana panggung utama seperti panggung para raja dan jajarannya.

Sehari sebelum peringatan HUT Sultra ini, 25 April 2016 di Baruga Keraton Buton - Gubernur Teguh memperoleh gelar ‘La Ode’ dengan sematan adat Buton “ Lakina Bhawagina Sulawesi Tenggara” atau pemimpin bijaksana Sulawesi Tenggara.

Pada penyematan gelar tersebut Sultan Buton ke-40, YM. dr. La Ode Izaat Manarfa, M.Si dalam sambutannya mengatakan jika gelar kehormatan ini sebagai bentuk persaudaraan dan kekerabatan sekaligus menjadi sesepuh di Kesultanan Buton. “Gelar ini bentuk persaudaraan dan kekerabatan sekaligus menjadi sespuh Kesultanan Buton dan resmi menjadi orang Buton,” tegas Izaat Manarfa.

Memasuki bulan Mei 2018, bersamaan dengan ‘hari buruh’ di Kota Baubau dilaksanakan penanaman pohon magrove (bakau) sebanyak 18 ribu pohon yang dipusatkan di Kelurahan Lowu-Lowu Kecamatan Lealea Kota Baubau, yang dipimpin langsung Sekda Kota Baubau, Dr. Roni Muhtar, M.Pd mewakili Wali Kota.

Tiga hari kemudian, tepatnya  4 Mei 1018 puluhan hektar tanaman Padi persawahan di Kelurahan Nkaring-ngkari Kota Baubau yang masuk dalam program Upaya khusus (UPSUS) Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Pemkot Baubau dan Makodim 1413 Buton, Jumat pagi ini (4/5) di panen secara bersama-sama oleh jajaran terkait.

Kepala Dinas Pertanian Kota Baubau, Ir. Bahara, M.Si (kini almarhum) mengemukakan jika Panen ini merpakan sebuah bentuk keberhasilan dari program UPSUS musim tanam I periode Oktober 2017-Maret 2018, dengan luas areal sebesar 1.287 Hektar. “Sekarang kita telah memasuki Musim Tanam II (April-September 2018 dengan luas 1.099 Hektar,” tandas Bahara.

Berkaitan dengan UPSUS kata Ir. Bahara meliputi tiga hal yakni; peningkatan indeks pertanaman (PIP); Perluasan Areal Tanam (PAT) dan peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) yang diikuti denganpengalokasian Alat dan Sistem Pertanian (ALSINTAN) untuk Kota Baubau seperti Traktor Roda Empat; Hand Traktor; Rice Transplanter (Mesin Tanam).

“Atas panen bersama Padi Sawah ini kami mengapresiasi positif langkah para petani yang ddidukung dengan pengawalan dan pendampingan pihak Kodim 1413 Buton, serta keseriusan camat dan lurah terkait denga UPSUS ini, ini upaya besar mensejahterakan masyarakat,” sambut Bahara.

Wacana Penegerian STAI Baubau
Kabar menggembirakan bagi masyarakat Kota Baubau dan umumnya di kawasan Kepulauan Buton, sebab di tahun 2018 ini, kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) YPIQ Sultan Qaimuddin Baubau sebentar lagi akan berubah status menjadi perguruan tinggi negeri dengan status STAIN. Hal ini ditegaskan Ketua Komisi VIII DPR-RI, Dr. H. Muhammad Ali Taher Paresong, SH., M.Hum Jumat, 11 Mei 2018 di acara ramah tamah dengan Pemerintah Kota Baubau di Bantea Umuri Bolu Rujab Wali Kota Baubau.

“Harusnya STAI Baubau langsung bisa menjadi IAIN, tetapi karena urusannya sangat panjang, ya kita terima dulu jadi STAIN, insha Allah 5 tahun kemudian bisa menjadi IAIN, dan seterusnya menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Kita lakukan saja bertahap dulu, sambil menyiapkan semua infrastruktur pendukungnya,” tegas Ali Taher yang juga dikenal sebagai sosok ulama di kalangan DPR-RI ini.

Kepastian perubahan status menjadi kampus negeri ini menurut mantan staf ahli Menteri Kehutanan RI ini karena urusannya di Departemen Agama RI dan Kementerian Pendayaagunaan Aparatur Negara (Menpan) dalam proses finishing, dan secara politik telah mendapatkan persetujuan politik dari pihaknya selaku pimpinan Komisi III-DPR-RI.

“Bukan hanya perubahan STAIS Baubau STAIN Baubau, tetapi di Sulawesi Tenggara ini juga dilakukan penegerian 25 Madrasah, termasuk disetujuinya pembangunan Asrama Haji di Kendari. Yang pasti kehadirannya di Baubau menjadi jaminan jika cita-cita itu akan terlaksana secepatnya. Apalagi pendidikan merupakan pembangunan peradaban jangka pendek. Karena itu ia sangat mengapresiasi langkah positif atas usulan dari Kepala Kanwil Kementerian Agama Sultra, Kepala Kementrian Agama Kota Baubau atas usulannnya ke Jakarta beberapa waktu lalu. Sekali lagi, sebelum Wali Kota Baubau Hado Hasina melepas jabatannya, STAIS Baubau telah berubah menjadi STAIN,” tandasnya.

Ia juga menceritakan ikhwal pengusulan kampus eks filial IAIN Makassar ini ke Menteri Agama, dengan mengingatkan jika STAIN Baubau adalah usulan dari sebuah negeri bernama Kesultanan Buton, yang sejatinya memang sejak dulu harus memiliki kampus Agama Islam Negeri, dan menteri kemudian langsung meresponnya juga beberapa pihak terkait.

Berkaitan dengan peradaban Islam di Tanah Buton, ia juga berjanji akan memperdalam pengetahuan keislamannya di negeri ini. Bahkan dalam beberapa pidato pengantarnya banyak mengurai Buton sebagai negeri berkah dengan sejumlah warisan budaya Islam yang masih terpelihara hingga saat ini.

Di awal memberikan sambutan, Muhammad Ali Taher ikut terpesona dengan pidato pengantar wali Kota Baubau Hado Hasina yang banyak menukil penggalan ayat suci alquran dan hadist sehingga memanggil Wali Kota dengan sebutan “Al Mukarram Kyai Haji Dr. Hado Hasina” sebagai bentuk penghargaan akan pemahaman Islam dan kesultanan Buton yang dimilikinya. “Andai saya Menteri Dalam Negeri, mungkin masa jabatan Pejabat Wali Kota ini saya perpanjang menjadi 5 tahun,” canda Ketua Komis VIII ini.

Sementara itu, Wali Kota Dr. Ir. H. Hado Hasina, MT dalam pidato sambutan pengantarnya memperkenalkan Kota Baubau sebagai kota warisan keratuan dan kesultanan Buton yang berjalan lebih dari 700 tahun dengan jalannya pemerintahan yang memiliki pola keislaman yang kuat. Sehinga harapan besarnya adalah memastikan jika Kota Baubau harus ada kampus negeri. “sebab tujuan pembangunan bukan hanya sekadar aspek lahiriah saja, tetapi juga aspek batiniah,” pngkasnya.

Berkaitan dengan hubungan sosial kemasyarakatan di Baubau dan Buton pada umumnya ditopang oleh falsafah Sarapataaguna, yang mencerminkan adanya hubungan saling menghormati, saling menyayangi, saling memelihara, saling mengangkat derajat dan toleransi, yang terhimpun dalam “bhinci-binciki kuli” atau tenggang rasa. “Tugas kami sebagai pemimpin daerah adalah memelihara hal tersebut, karena tujuan pembangunan daerah ini kami sebuah dengan Atumpu Yincana Mangamia Bhari, atau kepuasan publik. (Customer Satisfacion),” tandasnya.

Karenanya kehadiran ketua Komisi VIII DPR-RI ini benar-benar dapat dimaksimalkan untuk terwujudnya penegerian Kampus STAIS Baubau dan tugas-tugas lain berkaitan dengan Komisi VIII yang berhubungan dengan sosial budaya, pendidikan dan pemberdayaan perempuan.

Acara ramah tamah ini selain dihadiri Wali kota dan ketua Komisi VII DPR-RI bersama rombongan, juga Kepa;a kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tenggara bersama kepala Kemeterian Agama Kabupaten dan Kota se Sultra, ketua DPRD Kota Baubau, segenap anggota Forkopimda, dan segenap pimpinan SKPD se Kota Baubau.


Debat Publik Pilkada Baubau ‘Live’ I-News TV

Jalannya pelaksanaan debat publik Pilkada Kota Baubau tahun 2018 yang diselenggarakan oleh KPU Kota Baubau dengan menggandeng pihak I-News TV untuk menyiarkan secara langsung secara nasional yang digelar Sabtu 12 Mei 2018 di gedung Maedani berlangsung dalam keadaan kondusif, aman dan tertib.

Sebelum debat dimulai, para pendukung 5 Paslon mulai memadati kawasan Stadion Betoambari ini sejak pukul 19.00 wita juga dalam suasana damai, dengan pengawalan dari aparat Polres Baubau dan beberapa personil dari Makodim 1413 Buton. Bahkan tampak beberapa tim sukses bercengkrama satu sama lain dalam suasana penuh kekerabatan, sebelum memasuki pintu utama gedung Maedani yang terbilang padat.

Wali Kota Baubau, Dr. Ir. H.Hado Hasina, MT dan jajarannya beserta Ketua DPRD Baubau, H. Kamil Ady Karim - ikut hadir pada acara tersebut, dan memasuki Gedung Maedani sekitar pukul 19.30 wita. Tepat pukul 19.45 wita, acara debat publik dimulai dengan hiburan pengantar dengan lagu bernuansa nasionalisme oleh Mona Idol, berjudul “Gebyar-gebyar” karya Gombloh yang membawa suasana dalam kegembiraan oleh masing-masing Paslon dan segenap pendukungnya.

Tepat pukul 20.00 wita acara dimulai oleh dan bertindak sebagai Moderator debat adalah Yusfitri Nesha dari I-News TV memulai dengan menjelaskan jika acara ini merupakan sebuah perjalanan sejarah dan sebagai proses demokrasi di Kota Baubau, yang selanjutnya mempersilahkan masing-masing Paslon dimulai dari Paslon No. 1 Pasangan Roslina-La Ode Yasin, Paslon No.2 pasangan AS.Tamrin La Ode Ahmad Monianse; Paslon No.3 pasangan Wd. Maasra Manarfa-Ihsan Ismail; Paslon No.4 pasangan H.Yusran-Ahmad; Paslon No. 5 pasangan Ibrahim-Ilyas; untuk menempati posisinya masing-masing di atas panggung utama berdasaran urutan masing-masing.

Sebelum memulai debat diawali dengan lagu Indonesia Raya bersama seluruh hadirin dipimpin Mona Idol, selanjutnya sambutan Ketua KPU Kota Baubau, Dian Anggraeni, S.Hut. Dalam sambutannya Dian Anggraeni menyatakan jika debat publik ini bertujuan untuk membangun sinergitas Baubau yang berkemajuan dan berkeperadaban. “debat ini jhuga untuk menyebarluaskan visi-misi Pasangan calon dan menjadi referensi publik dalam menentukan pilihannya, sekaligus peningkatkan partisipasi masyarakat,” jelasnya.

Dijelaskan pula jika debat publik ini melibatkan 4 orang panelis dalam merumuskan materi debat dengan membangun ide dan gagasan dari masing-masing visi misi Paslon. Keempat panelis tersebut masing-masing; Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M.Hum dari Universitas Indonesia-Jakarta; Prof. Ir. La Sara, MS.Ph.D dari Universitas Halu Oleo Kendari; Prof. Ir. Sumbangan Baja, M.Phill.Ph.D dari Universitas Hasanuddin-Makassar dan Prof. Dr. Hasanuddin Bua dari Universitas Halu Oleo Kendari.

Adapun materi debat dibagi ke dalam 5 (lima) segmen. Segmen pertama dimulai dengan penyampaian visi-misi secara berurutan dari pasangan Roslina-La Ode Yasin; pasangan Tamrin-Monianse; pasangan Wd. Maasra-Ihsan Ismail; pasangan Yusran-Ahmad dan pasangan Ibrahim-Ilyas. Untuk segmen kedua yakni moderator memberikan pertanyaan dari panelis yang berdasarkan visi-misi masing-masing Paslon. Sesi ini dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada pasangan Tamrin-Monianse; pasangan Wd. Maasra-Ihsan Ismail; pasangan Yusran-Ahmad; pasangan Ibrahim-Ilyas, dan teralhir pasangan Roslina-La Ode Yasin.

Segmen ketiga, giliran Calon Wakil Wali Kota untuk memilih soal, selanjutnya memberikan pertanyaan untuk ditanggapi kepada Calon wakil yang dituju untuk dijawab selama 1 menit, dan ditanggapi balik oleh penanya juga dalam waktu satu menit.

Pada sesi ini dimulai oleh Cawali No.3 Ihsan Ismail yang bertanya ke Cawali No.4 Ahmad Arfa; kemudian dilanjutkan Cawali No. 4 Ahmad bertanya ke Cawali No.5-Ilyas; selanjutnya Cawali No.5 Ilyas bertanya ke Cawali No. 1- La Ode Yasin. Berikutnya Cawali Nomor 1-La Ode Yasin bertanya ke Cawali Nomor 3-Ihsan Ismail, dan terakhir Cawali Nomor 2-Ahmad Monianse bertanya ke cawali Nomor 3-Ihsan Ismail.

Pada segmen keempat, dilakukan adu argumentasi masing-masing calon wali kota, yang dimulai dari calon No.4 H.Yusran bertanya ke Calon No.3-Wd. Maasra Manarfa; berikutnya calon no.5 Ibrahim Marsela bertanya ke calon No.2-AS.Tamrin; selanjutnya Calon Nomor 1-Roslina bertanya ke Calon No.5 Ibrahim Marsela. Berikutnya, Calon No.2-AS.Tamrin bertanya k Calon No.1-Roslina, dan terakhir calon Nomor 3 – Wd. Maasra bertanya ke Calon No.4- H.Yusran.

Metode segmen keempat ini sama dengan segmen ketiga, yakni calon bertanya ke calon yang dituju untuk dijawab, kemudian ditanggapi kembali oleh calon yang bertanya; juga dengan durasi waktu yang sama dengan segmen sebelumnya.

Segmen terakhir adalah segmen kelima, dimana moderator meminta Paslon untuk menyampaikan ‘closing statemen’ mengapa mereka layak untuk dipilih. Dimulai dari pasangan Ibrahim-Ilyas; selanjutnya Paslon Roslina-Yasin; Paslon Tamrin-Monianse; Paslon Maasra-Ihsan; dan Paslon Yusran-Ahmad.

Keseluruhan segmen acara beralngsung tepat waktu, moderator pun tidak pernah memberikan teguran kepada audien dalam gedung sebab berlangsung dalam suasana yang sangat tertib, aman dan terkendali. Acara kemudian ditutup dengan penampilan Mona Idol yang tampil menyanyikan lagu “Jingle Pilwali Kota Baubau”.

Kunjungan Raja Masohi, Pelantikan Pejabat Pemkot, dan Penetapan Wali Kota-Wawali Baubau Terpilih

Sekitar 21 orang perwakilan masyarakat keturunan Buton di Masohi Maluku Tengah - Sabtu 26 Mei 2018 diterima kedatangannya oleh jajaran Pemkot Baubau yang dipimpin Sekda Kota Baubau, Dr. Roni Muhtar M.Pd atas nama Wali Kota Baubau, dan juga pemangku Sultan Buton ke -40 YM. dr. LM. Izaat Manarfa, M.Kes.

Kedatangan warga Masohi keturunan Buton ini dipimpin ‘Raja Negeri Waraka Masohi, Yang Mulia Raja Yang Bertahta (RYB) La Ilosa, SH. Ia menjelaskan warga Buton di Masohi dan Pulau Seram pada umumnya berjumlah kurang lebih 10 ribu orang, yang hidup rukun damai dengan penduduk setempat, bahkan juga telah banyak berpartisipasi di pemerintahan maupun politik di sana.


Tepat lima bulan kepemimpinan sebagai Penjabat Wali Kota Baubau, Dr. Ir. H. Hado Hasina, MT mengambil langkah strategis dengan melakukan penyegaran pejabat di jajarannya. Pada 30 Mei 2018 untuk kali pertama ini Hado melantik 8 orang pejabat, dan yang paling menarik perhatian publik, Hado menggeser posisi Muh. Salim S.Pd, ST, MT yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum menjadi Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi dan Pembangunan. Posisi jabatan Kadis PU menjadi lowong kemudian ‘dirangkap’ Armin, SE., M.Si, yang juga asisten III Setda Kota Baubau.

Pada Kamis 5 Juli 2018, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Baubau telah melaksanakan pleno rekapitulasi hasil perolehan suara Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baubau. Hasilnya, pasangan AS Tamrin-Ahmad Monianse meraih suara terbanyak. Pasangan nomor urut dua yang dikenal dengan slogan Tampil Manis ini memperoleh 23.573 suara, unggul dari empat rivalnya.

Tampil Manis hanya dibayang-bayangi oleh pasangan nomor urut 4, H. Yusran-Ahmad yang berada diposisi kedua dengan 19.959 suara. Keduanya terpaut angka yang cukup jauh yaitu sebanyak 3.614 suara. Kemudian, pasangan nomor urut 1, Roslina Rahim-La Ode Yasin menduduki peringkat ketiga dengan perolehan 18.367 suara.

Disusul lagi pasangan nomor urut 5 jalur perseorangan, Ibrahim Marsel-Ilyas (IBM-Ilyas) dengan 9.371 suara. Sementara untuk pasangan nomor urut 3, Wa Ode Maasra Manarfa-Ihksan Ismail (Mama Iklas) berada diurutan terakhir dengan perolehan 4.503 suara.

Pada 27 Juli 2018 Kota Baubau mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Assosiasi Pemerintah Kota (APEKSI) yang dirangkai dengan Expo Smart City di Kota Tarakan Kalimantan Utara. Kontingen Baubau sempat memukau di sana lewat pawai budaya yang menyusuri protokol utama kota Tarakan. Peserta Baubau yang tampil dengan pakaian khas Buton terbagi dalam tiga kelompok busana adat; busana kesultanan, parabela dan sentuhan khas Buton. Juga rombongan penari Galangi yang menyedot perhatian warga Tarakan.

30 Juli 2018 sebanyak 179 orang Jamaah haji Kota Baubau, yang terdiri dari 74 orang pria dan 103 wanita, plus 1 orang tenaga kesehatan dan 1 orang pendamping, Senin siang, 30 Juli 2018 dilepas keberangkatannya untuk menunaikan ibadah haji oleh Pj. Wali Kota Baubau, Dr. Ir. H. Hado Hasina, M.T, di Bantea Umuri Bolu Rumah Jabatan Wali Kota Baubau.

21 Agustus, Wali Kota Hado Hasina jadi Khatib Idul Fitri  mengangkat tema ibadah haji dan qurban sebagai sarana penguatan persaudaraan dan solidaritas sosial, sebagai materi inti khutbah. Menurutnya terdapat 3 peristwa sakral dan agung di hari raya Idul Adha, yakni penyembelihan oleh Nabi Ibrahim atas Nabi Ismail sebagai simbol jiwa pengorbanan dan ketaatan terhadap perintah Allah SWT. Kedua, 10 zulhijjah adalah yaumul hajjil akbar atau hari raya besar haji, dan ketiga; disyariatkannya ibadah qurban yang di awali dengan Salat Idul Adha.** (ref)

Posting Komentar

0 Komentar



  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...