Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Tugu Aspal Pasarwajo, Terbesar di Seantero Kepulauan Buton

SETIAP orang yang pernah berkunjung ke Pasarwajo - ibukota Kabupaten Buton pasti melewati tugu ini, namun hanya sedikit orang yang memahami latar-belakang kelahiran ikon kota aspal itu. Bahkan nyaris tak ada publikasi berkaitan kehadirannya, padahal ia terbilang tugu terbesar di seantero Pulau Buton. Ada pendapat yang mnyebut minimnya informasi berkaitan Tugu Aspal ini karena warga sudah terbiasa melewatinya. Begitu penjelasan singkat dari Alimuddin Matu, Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Buton kepada ButonMagz.

Ada beberapa predikat yang pantas disematkan dengan kehadiran tugu ini, selain terbesar di kawasan Kepulauan Buton; disebut pula sebagai ikon Pasarwajo, juga berpredikat sebagai ‘titik nol’ wilayah penghasil Aspal terbesar di dunia itu. Orang-orang Pasarwajo sendiri kerap mencandai tugu ini dengan sebutan “Monas-nya Buton”. Kok bisa? Mungkin sekedar pengandaian akan kemegahannya.

Informasi yang diperoleh dari, Nurul Kudus Tako – perancang pendirian tugu ini; bahwa bangunan monumental ini setinggi 16 meter dengan cengkraman kaki yang punya makna filosofis. Mulai dirancang di tahun 2012 di masa pemerintahan Bupati Ir. HLM. Sjafei Kahar, tetapi direalisasi pekerjaannya di zaman pemerintahan Penjabat Bupati Buton Ir. Nasruan, tetapi peresmiannya di zawal pemerintahan Bupati Buton, Samsu Umar Abdul Samiun. “Melewati tiga pemerintahan kepala daerah,” kata Nurul Kudus – yang kini menjadi kepala bidang  di Dinas Perumahan Rakyat Kabupaten Buton, Kamis siang ini. (1/11).

Awalnya tugu ini dirancang setinggi 24 meter dengan ditopang 4 buah penyanggah utama untuk mengenang masa pemindahan pemerintahan Kabupaten Buton dari Kota Baubau ke Pasarwajo, tanggal 24 April. Begitu pula di puncaknya direncanakan terdapat ‘patung Parabela’ sebagai ikon dan simbol adat daerah itu. Di situ renacana pemaknaan nilai historisnya, termasuk menjadi landasan filosofi pendiriannya.

Tetapi filosofi itu terabaikan, sebab setelah terbangun tingginya hanya 16 meter, dan puncaknya juga berganti dari ‘patung Parabela’ menjadi tumpukan Aspal hitam di puncak. Karena itu namanya pun diganti menjadi ‘tugu Aspal’. Tak masalah, sebab Aspal memang menjadi kebanggan masyarakat Buton sejak dulu.

Tahu tidak, tugu semegah ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp 1,2 Milyar didesain oleh putra lokal, kontraktor lokal, tetapi dengan tenaga-tenaga profesional dari Kota Surabya, sehngga terdesai rapi.

 
Konstruksi tugu ini setelah jadi, terdiri lima lapis bagian. Dari dasar sebagai lapis pertama dibuat melingkar sebagai pelingkar tiga jalan protokol utama Kabupaten Buton, yakni poros utama Takawa-Pasarwajo, poros ke Baubau dan poros Lasalimu. Dilapis kedua terdapat 9 bentuk penyanggah dengan ketinggian 4 meter yang melambangkan 9 daerah yang berada di Sulawesi Tenggara ( sebelum mekar menjadi 12 kabupaten kota). Dilapis ketiga terbangun 4 buah pilar penyangga dengan konstruksi keramik, yang menunjukkan 4 wilayah Sulawesi Tenggara setelah berpisah dari Sulawesi Selatan, yakni Buton-Muna-Kolaka-Kendari. Tingginya sekitar 12 meter.

Di lapis keempat terdapat cangkang melingkar sebagai gambaran bumi Buton yang banyak menyimpan aneka tambang mineral, dan yang paling kesohor adalah Aspal alam yang terbangun dilapis puncak. Soal aspal, jangan ditanya. Buton pernah kesehor di seluruh penjuru Tanah Air di era tahun 1980-an dengan kejayaan PT. Pertambangan Aspal Nasional (PAN).
Saat itu Pasarwajo tumbuh sebagai kota industri yang benyak dikunjungi tetamu dari seantero Nusantara. Bahkan setiap pekan, warga di sekitarnya termasuk Kota Baubau harus ke Pasarwajo untuk melihat keramaian di sana. Bisa dibanyangkan, aspal Alam di Buton tidak seperti tambang-tambang lainnya.
Di beberapa kawasan tampak bukit-bukit legam karena aspal, bahkan beberapa diantaranya terlihat keluar dari perut bumi seperti dodol hitam. Begitu pula teknologi pengelolaannya menjadi aspal cair masih terus diinovasi, agar lebih ekonomis dan bisa berkompetisi dengan aspal-aspal buatan lainnya.

Hampir lupa, Tugu Aspal ini terletak di Keluarahan Wakoko-Pasarwajo, tepatnya di jalan 25 Wakoko menuju kompleks pemerintahan Kabupaten Buton di kawasan Takawa. Lokasi tugu ini disebut juga sebagai ‘titik nol’ Pasarwajo.  Ah..negeri Buton memang kaya! (ref)

Posting Komentar

0 Komentar



  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...