Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Pasar Butung Makassar, Imbas Kesepakatan Perjanjian Bungaya tahun 1667

Passer Botoeng tahun 1917

Banyak yang bertanya, apakah Pasar Butung di Makassar – Sulawesi Selatan adalah dulunya entitas masyarakat Buton di Tanah Daeng? Ada benarnya. Cerintanya begini. Nama Pasar Butung dulunya dinamakan 'Passer Boetoeng' oleh Belanda, terletak 7 km dari pusat kota saat itu yaitu 'koningsplein' (lapangan Karebosi sekarang), tepatnya di distrik wajo' kampung Butung.

Dinamakan demikian, konon karena dulu penduduknya di dominasi orang asal Buton yang merupakan imbas hasil kesepakatan perjanjian Bungaya tahun 1667, yang lama kelamaan di eja dalam kalimat "Butung" oleh masyarakat.

Sejak dahulu kampung Buton atau Butung menjadi kawasan segitiga emas perdagangan di Makassar karena terletak diantara kawasan pecinan, tepatnya alan Bali dan sekitarnya, perkantoran Belanda ( jalan Karaeng Riburane dan sekitarnya) serta pintu I Pelabuhan laut (Pelabuhan Soekarno Hatta sekarang).

Sekedar diketahui, sejumlah literatur menyebutkan bibir pantai pelabuhan sekitar awal abad 19 masih berbatasan dengan pintu pasar lama sebelah barat atau temple straat' (sekarang jalan Sulawesi). Itu  berarti sekarang sudah terjadi terjadi pendangkalan yang signifikan dan hebatnya tahun 1922. Dalam sejarahnya Pasar Butung juga punya terminal stasiun kereta api, rutenya menghubungkan pelabuhan Makassar, Sungguminasa sampai ke kota Takalar.

Diresmikan oleh belanda thn 1917, dirintis oleh calon Wali Kota Makassar yang pertama berkebangsaan Belanda bernama J.E. Dambrink yang dikukuhkan menjabat dari tahun 1918-1927. Ia juga yang merintis peraturan zonasi 'Bouw en Woonverordening voor de Gemeente Makassar' serta membangun gedung sekolah, rumah ibadah dan masterpiece 'Societed de harmonie' (gedung kesenian DKM sekarang).

Pada masa tersebut Pasar Butung merupakan pasar yang terbesar dan teramai di Makassar dan juga tertinggi penghasilannya dibandingkan pasar tradisional yang ada, tercatat jumlah pemasukan sebesar f3975,46 pada tahun1941.

Pada hari Rabu siang, bulan Maret tahun 1943, salah satu bangunan pasar disebelah timur (sekarang jalan kalimantan) hancur terkena bom tentara sekutu yang menyerang angkatan laut Jepang di Pelabuhan Makassar, banyak yang tewas saat itu mengingat para pekerja pelabuhan sementara melaksanakan aktifitas harian dan tidak menduga serangan bom tersebut, Pasar Butung kemudian dibangun kembali secara darurat serta menjadi tempat bergantian mangkal para gerilyawan dan gerombolan hingga tahun 1950-an.

Eh, namanya juga pasar, kondisi keamanan pada awal kemerdekaan masih rawan karena pasar dijadikan sarang penjudi dan pemabuk, bayangkan saja hari pasar cuman dicatut sampai jam 12 siang selanjutnya jadi arena sabung ayam dan judi sampai pagi, dan konon para jagoan makassar belum dikatakan jagoan kalau belum menguasai Pasar Butung.

Karena posisi Pasar Butung yang strategis, berdampak terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya, tidak heran di Boetoeng Weg (jalan butung sekarang) hadir sarana hiburan seperti lokalisasi 'Tata molle' yang merupakan cikal bakal lokalisasi Jalan Nusantara, kemajemukan masyarakat dilingkungan pasar juga melahirkan tokoh dan usahawan yang ulet dan mengakar sampai saat ini seperti moyang pengusaha Hari Darmawan dengan 'Matahari-nya; serta 'Waroeng Kopi Phoenam'. Darisana pula asal keluarga Shihab yg bersahaja dan sekarang anak-anaknya dikenal sebagai pejabat publik seperti Alwi Shihab dan Quraish Shihab.

Tahun 1977 dilakukan pembangunan gedung tambahan 2 lantai disebelah timur dan barat 1 lantai pasar butung tanpa mengganggu struktur asli bangunan tengah yang dibangun belanda tahun 1917.
Bangunan asli Belanda masih bertahan sampai pada saat peremajaan Pasar Butung yang normal dikerjakan tahun 1997. ( Dari berbagai sumber)


  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...