Parisadha Hindu Dharma Kota Baubau Senin siang (12/11) menggelar lomba Utsawa Darmagitha tingkat Kota Baubau, lomba membacakan ayat suci weda yang dipusatkan di Banjar utama Pura Agung Ngkari-ngkari Baubau. Lomba ini menjadi rutinitas dua tahunan bagi pemeluk Hindu Dharma dan telah dilaksanakan dalam skala nasional.
Dirilis Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Baubau, H. Idrus Taufiq Saidi, S.Kom., M.Si, lomba Utsawa Dharmagitha ini mengambil tema ‘wahana penguatan, pemahaman, penghyatan dan pengamalan ajaran suci weda sebagai wujud revolusi mental dan Po-5, dengan menghadirkan Wali Kota Baubau Dr. H. AS. Tamrin, MH untuk membuka acara ini dan juga beberapa tokoh masyarakat Hindu Dharma se Kota Baubau.
Wali kota dalam sambutannya mengapresiasi acara ini sebagai harapan bersama mencari bibit terbaik untuk mewakili Kota Baubau pada ajang utsawa dharmagitha pada level provinsi dan tingkat nasional dapat terpenuhi. Sultra sendiri pernah menjadi tuan rumah utsawa dharmagitha tingkat nasional yang dipusatkan di pelataran tugu persatuan (MTQ) Kota Kendari beberapa tahun silam.
Dirilis Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Baubau, H. Idrus Taufiq Saidi, S.Kom., M.Si, lomba Utsawa Dharmagitha ini mengambil tema ‘wahana penguatan, pemahaman, penghyatan dan pengamalan ajaran suci weda sebagai wujud revolusi mental dan Po-5, dengan menghadirkan Wali Kota Baubau Dr. H. AS. Tamrin, MH untuk membuka acara ini dan juga beberapa tokoh masyarakat Hindu Dharma se Kota Baubau.
Wali kota dalam sambutannya mengapresiasi acara ini sebagai harapan bersama mencari bibit terbaik untuk mewakili Kota Baubau pada ajang utsawa dharmagitha pada level provinsi dan tingkat nasional dapat terpenuhi. Sultra sendiri pernah menjadi tuan rumah utsawa dharmagitha tingkat nasional yang dipusatkan di pelataran tugu persatuan (MTQ) Kota Kendari beberapa tahun silam.
“ajang ini menjadi salah satu pilar utama mewujudkan harmonisasi, toleransi yang mengarah pana peningkatan keimanan pemeluk agama Hindu Dharma sekaligus momentum memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Lomba ini juga jangan sekadar rutinitas dua tahunan, idealnya dijadikan sebagai momen untuk pengetahuan, penghayatan, dan pengamalan kitab suci yang teraplikasi mulai dari lingkungan keluarga sampai pada masyarakat,” tandas wali kota.
Pada kesempatan ini, sebagai wujud toleransi dan pembina kerukunan ummat beragama se Kota Baubau, Wali Kota AS Tamrin hadir dalam nuansa budaya Bali, menggunakan Udeng dan sarung khas Bali. ** (dra)
0 Komentar