Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Kanakea, Dari Kekayaan Sejarah hingga Upaya Melepas Stigma Negatif


KANAKEA, nama dari salah satu kampung tua di Kota Baubau, posisinya sangat strategis karena berada di tepi sungai bernama Kali Baubau – sering pula disebut Kali Ambon. Sungai yang membelah kota bersejarah pusat peradaban Kesultanan Buton masa lalu ini, merupakan jalur pelayaran strategis di masa lalu.

Entah apa makna nama Kanakea dalam bahasa Wolio-Buton, tetapi beberapa pendapat tetua di sana menyebut Kanakea jika diartikan secara bebas berarti “sudah mengena, cocok’ dan lain sebagainya – kendati banyak versi pula tentang penamaannya.

Namun begitu, kampung yang menjadi salah satu kawasan ternama di Kelurahan Nganganaumala Kota Baubau saat ini, bukan kawasan yang serta merta hadir, tetapi menyimpan jejak sejarah ke-islaman Buton masa lalu. Sebut saja, ‘Uwe Kanakea’ yang berarti ‘Air Kanakea’ – dipercaya masayarakat setempat sebagai sumber air pertama yang digunakan Syek Abdul Wahid untuk berwudu ketika pertama kali menginjakkan kakinya di kawasan itu. Lokasinya sekitar 300 meter dari Jembatan Gantung Baubau.

Syekh Abdul Wahid adalah tokoh penyebar Islam pertama di Pulau Buton, bernama lengkap Syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani. Namanya begitu melagenda karena ulama inilah Karena ulama inilah yang mengislamkan Raja Buton ke-6, Timbang Timbangan atau Lakilaponto yang bergelar Sultan Murhum. Sultan pertama di Buton.

Menurut beberapa riwayat Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani sebelum sampai di Buton pernah tinggal di Johor. Selanjutnya bersama isterinya pindah ke Adonara (Nusa Tenggara Timur). Kemudian dia sekeluarga hijrah ke Pulau Batu Atas pada tahun 933H/1526M yang termasuk dalam pemerintahan Buton.

Di Pulau Batu Atas, Buton, Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani bertemu Imam Pasai yang kembali dari Maluku menuju Pasai (Aceh). Imam Pasai menganjurkan Syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani pergi ke Pulau Buton untuk menyebarkan agama Islam. 

Kembali ke soal “uwe Kanakea”, - Sebagai bentuk penghormatan warga Kanakea terhadap ulama besar itu, warga di sana mendirikan masjid  juga bernama Masjid Syeikh Abdul Wahid. Juga terdapat  pendidikan usia  dini bernama ‘Raudatul Atfal (RA) Syeikh Abdul Wahid”.

Hal lain yang menjadi khazanah kekayaan budaya dan sejarah Kanakea, adalah keberadaan ‘situs Batu Galampa’. Situs ini tak banyak diketahui warga Baubau, sebab tidak selalu terlihat secara kasat mata. Maklum, situs ini terletak di dasar Kali Baubau, jaraknya sekitar 10 meter dari jembatan Gantung.

“Situs ini berupa batu besar hanya terlihat ketika air sungai Kali Baubau surut, tetapi ia juga banyak cerita dan sejarah di dalamnya, karenanya sangat dihomati keberadaannya oleh warga kanakea,” ujar Arief Budianto Gavoer, SH.MH, tokoh pemuda setempat sekaligus pimpinan OKP Pekalape Baubau yang berpusat di Kanakea kepada ButonMagz, Selasa (6/11). 


Kanakea zaman modern

Kanakea memang kampung tua dalam peradaban Buton masa silam yang dulu banyak tumbuh bambu, pisang, dan kelapa. Tetapi kini menjadi salah satu kawasan padat di Baubau. Kendati hanya satu bagian lingkungan dari Keluarahan Ngaganaumala, tetapi penduduk khusus Kanakea lebih dari 1000 kepala keluarga.

Diperoleh data sekitar bulan April 2018 lalu, dari Almarhum Drs. H. La Afie-mantan Sekretaris Kota Adminitratif Bau-Bau yang pertama menyebutkan Kanakea mulai terbangun sebagai kawasan pemukiman padat sejak tahun 1984, di mana penduduknya banyak dari migrasi dari kawasan sekitarnya yakni kampung Wajo dan Lamangga, dua kampung yang kini berstatus sebagai kelurahan di Kecamatan Betoambari.
Kini, Kanakea hidup dalam multikultural penduduk, ada yang berasal dari pulau-pulau di sekitar pulau Buton, dari kawasan Gulamastra (Gu, Lakudo, Mawasangka dan Talaga Raya), juga dari wilayah Pulau Muna lainnya. Mereka banyak hidup sebagai pedagang ekonomi mikro perkotaan.  Itu sebab warga Kanakea dikenal juga sebagai penggerak ekonomi perkotaan.
Namun seiring perjalanannya, Kanakea sempat di cap sebagai kawasan ‘texas’ di Kota Baubau – ungkapan untuk menyebut sebuah kawasan dihuni kelompok-kelompok marginal preman. Bahkan beberapa kejadian sempat meredam nama Kanakea sebagai kampung berstigma negatif.

Bagi pemuda di sana, muncul kesadaran tinggi. Mereka tak ingin di cap stigma negatif. Dimotori Arief Budianto Gavoer, Minggu 4 November 2018 kemarin mereka mendirikan organisai kepemudaan bernama Pemuda Kanakea Lentera Pembaharu Baubau – disingkat Pekalape Baubau – atau juga bermakna memperbaiki Baubau.
 
Organisasi ini beranggotakan 110 orang pengurus, bergerak di bidang sosial dan perekonomian. “Intinya pemberdayaan masayarakat. Pemudayanya kreatif dengan kegiatan-kegiatan ekonomi. Sementara programnya kami susun,” tandas Arif Budianto.

Ini juga direspon pihak Pemerintah Kota baubau, melalui Wakil Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse menggagas lahirnya Kanakea sebagai kawasan segi tiga  ekonomi kreatif. “Di Kanakea ini banyak pelaku ekonomi perkotaan, pemuda Kanakea bisa menggagas lahirnya Kawasan Segi Tiga Ekraf. Insha Allah ke depan Kanakea akan lebih produktif, dapat meningkatkan percepatan kesejahteraan warga Kanakea itu sendiri dan Kota Baubau pada umumnya,” ujar Monianse saat mengukuhkan kepengurusan Organisasi Kepemudaan “Pekalape Baubau”. Ujar La Ode Ahmad Monianse. Semoga Kanakea lebih baik lagi!** (ref)

Posting Komentar

0 Komentar



  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...