SUARANYA berat khas bariton dan terkadang menggelegar menjadi penciri utama seorang H. La Ode Makmuni, tutur katanya juga terkesan amat teratur ketika berdiskusi dengan sosok ini. Itu kesan setiap orang ketika berjumpa dengannya. Maklum ia amat piawai berbicara dan terlatih sebagai seorang amatir radio denag call sign YD 8 LDM - organisasi yang pernah digelutinya hingga ia dipercaya sebagai Ketua ORARI Lokal Baubau di periode tahun 1990-an.
La Ode Makmuni terlahir di Baubau pada 10 Oktober 1941, masa kanak-kanaknya dihabiskan di Wajo hingga ia mulai masuk sekolah di SR (Sekolah Rakyat) Wajo yang ditamatkannya di tahun 1955. SR Wajo dulunya berlokasi yang kini ditempati SMP Negeri 2 Baubau. Setamat SR, La Ode Makmuni melanjutkan pendidikannya di SMEP Bau-Bau yang terletak di Jalan Muna (kini bernama jalan Budi Utomo-Baubau, lokasinya terletak di SMPN 18) dan tamat di tahun 1958.
Bekal modal sebagai alumni SMEP di usia 17 tahun membuat La Ode Makmuni tumbuh menjadi seorang remaja. Keluarganya bersepakat menyekolahkannya dia luar Pulau Buton, dan memilih ke Kota Ujung Pandang. Maklum saat itu, Kabupaten Dati II Buton satu provinsi dengan Kota Madya Ujung Pandang; provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra). Karenanya ia bergabung dengan SMEA 1 Ujung Pandang yang teletak di Balang Boddong, dan tercatat sebagai murid angkatan pertama sekolah itu.
Tak banyak cerita La Ode Makmuni di sana hingga menamatkan studinya di tahun 1961. Namun ia terbilang beruntung sebab ia langsung mendapatkan besluit sebagai seorang guru dan ditempatkan di SMEP Baubau, tempat ia belajar dulu, namun statusnya belum sebagai seorang PNS. Bersamaan dengan itu, di Bau-Bau saat itu sudah ada SMEA swasta bernama SMEA Di Wijaya.
Tak lama menjadi guru di SMEP Baubau, setahun kemudian tepatnya tahun 1962 ia diangkat menjadi PNS di Jawatan Koperasi dengan NIP. 16004822. Makmuni cukup pandai membangun relasi, terbukti ia sudah akrab ketika Zainal Arifin Sugianto pertama kali ditugaskan di Buton di tahun 1963, dan selanjutnya menjadi Ka.Mawil Hansip tahun 1965. Di tahun 1965 itulah, La Ode Makmuni ditarik bergabung ke Mawil Hansip sebagai staf, dan mendampingi tugas-tugas Zainal Aifin Sugianto.
La Ode Makmuni terlahir di Baubau pada 10 Oktober 1941, masa kanak-kanaknya dihabiskan di Wajo hingga ia mulai masuk sekolah di SR (Sekolah Rakyat) Wajo yang ditamatkannya di tahun 1955. SR Wajo dulunya berlokasi yang kini ditempati SMP Negeri 2 Baubau. Setamat SR, La Ode Makmuni melanjutkan pendidikannya di SMEP Bau-Bau yang terletak di Jalan Muna (kini bernama jalan Budi Utomo-Baubau, lokasinya terletak di SMPN 18) dan tamat di tahun 1958.
Bekal modal sebagai alumni SMEP di usia 17 tahun membuat La Ode Makmuni tumbuh menjadi seorang remaja. Keluarganya bersepakat menyekolahkannya dia luar Pulau Buton, dan memilih ke Kota Ujung Pandang. Maklum saat itu, Kabupaten Dati II Buton satu provinsi dengan Kota Madya Ujung Pandang; provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra). Karenanya ia bergabung dengan SMEA 1 Ujung Pandang yang teletak di Balang Boddong, dan tercatat sebagai murid angkatan pertama sekolah itu.
Tak banyak cerita La Ode Makmuni di sana hingga menamatkan studinya di tahun 1961. Namun ia terbilang beruntung sebab ia langsung mendapatkan besluit sebagai seorang guru dan ditempatkan di SMEP Baubau, tempat ia belajar dulu, namun statusnya belum sebagai seorang PNS. Bersamaan dengan itu, di Bau-Bau saat itu sudah ada SMEA swasta bernama SMEA Di Wijaya.
Tak lama menjadi guru di SMEP Baubau, setahun kemudian tepatnya tahun 1962 ia diangkat menjadi PNS di Jawatan Koperasi dengan NIP. 16004822. Makmuni cukup pandai membangun relasi, terbukti ia sudah akrab ketika Zainal Arifin Sugianto pertama kali ditugaskan di Buton di tahun 1963, dan selanjutnya menjadi Ka.Mawil Hansip tahun 1965. Di tahun 1965 itulah, La Ode Makmuni ditarik bergabung ke Mawil Hansip sebagai staf, dan mendampingi tugas-tugas Zainal Aifin Sugianto.
Di tahun 1969, ketika Zainal Arifin Sugianto ditetapkan sebagai Bupati Kabupaten Dati II Buton, maka La Ode Makmuni diangkat sebagai Aide De Camp (ADC) atau biasa disebut sebagai ajudan Bupati yang dijalaninya cukup lama. Selama masa inilah juga dimanfaatkan La Ode Makmuni kuliah di IKIP Ujung Pandang ekstension Bau-Bau hingga memperoleh gelar Bachelor of Art (BA). Dalam masa kuliah itulah, ADC Bupati ditambah seorang lagi yakni, Anwar Adnan Saleh – seorang lulusan APDN yang kemudian juga menjadi anak mantu Zainal Aifin Sugianto. Anwar adalah sahabat kental La Ode Makmuni di masa remajanya.
Pada tahun 1979, La Ode Makmuni sempat diangkat menjadi camat di Kecamatan Persiapan Betoambari dan kemudian didefenitikan di tahun 1982 oleh Bupati Buton Kol. Hamzah ketika Bau-Bau telah menjadi Kota Administratif. Di masa itu, ia juga dikenal sebagai organisatoris yang kemudian dipercaya menjadi Ketua KNPI Buton di masa itu.
Selanjutnya di tahun 1987 ia ditarik masuk menjadi staf pada Kantor Pembantu Gubernur Wilayah Kepulauan yang saat itu pimpinannya dijabat Saleh Umarella dan masih berkantor di bangunan dekat Lapangan Merdeka, yang selanjutnya menjadi “Mess Waringin” Bau-Bau.
Cukup matang sebagai orang lapangan dan kedekatannya dengan sejumlah elite Buton kala itu, La Ode Makmuni BA kemudian mendapat tugas baru sebagai Camat Pasarwajo di tahun 1989. Namanya kemudian meroket sebab Pasarwajo saat itu dikenal sebagai ‘daerah dollar-nya’ Buton, mengingat kejayaan PT. SAKA dalam mengelolah Aspal Buton. Jabatan ini djalaninya hampir dua tahun, sebab saat masih menjabat camat ia kemudian mendapat SK sebagai pejabat Wali Kota Administratif Bau-Bau pada Agustus 1991.
“Ketika dilantik menjadi Wali Kota Kotif Bau-Bau, saya masih sempat merangkap jabatan sebagai Camat Pasarwajo kurang lebih 6 (enam) bulan lamanya. Sebab masih ada konsilidasi penugasan dari pejabat wali kota sebelumnya, Bapak La Ode Saidi. Saat itu juga, saya sudah melanjutkan pendidikan sarjana lengkap di FISIP Unidayan Baubau hingga selesai di tahun 1993. Saya angkatan pertama di kampus itu, sekaligus lulu dengan predikat wisudawan terbaik” kenang La Ode Makmuni.
Dari posisi sebagai Wali Kota Kotif Baubau, di tahun 1993 karir PNS La Ode Makmuni selanjutnya bergerak ke daratan Sulawesi Tenggara. Ia ditarik menjadi Kabid Hubungan Darat/LLAJ pada Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun setahun kemudian, tepatnya di tahun 1994 ia mnedapat job sebagai Asisten II Pemerintah Kota Kendari saat wali kotanya dijabat Laskar Kudus, dan dijalaninya hingga memasuki masa pensiun di tahun 1997.
Pesiun di birokrasi, bukan berarti ia hilang kesibukan. Ia mencoba peruntungan di dunia bisnis di tahun 1998 dipercaya sebagai manager Kapal Cepat Andika Ekspress untuk tiga pelabuhan, baubau-Raha dan Kendari, sembari mengasah insting di dunia politik dengan bergabung di PDI-Perjuangan. Terbukti dalam kepemimpinan Rivai Pidansa sebagai Ketua PDI-Perjuangan Sulawesi Tenggara menunjuknya sebagai Ketua PDI-Perjuangan di Kota Baubau.
Berbisnis, berpartai politik juga tak membuat La Ode Makmuni kekurangan aktivitas, sebab di tahun 1999 sempat diperbantukan sebagai Tenaga Ahli di KAPET Bukari yang dipimpin Ir. H. Hado Hasina, MT, kala itu. Di tahun itu pula, ketika di gelar Pemilu 1999, La Ode Makmuni dalam posisinya sebagai ketua partai akhirnya dinyatakan lolos sebagai Anggota DPRD Kabupaten Buton periode 1999-2004, dan menduduki posisi sebagai salah satu pimpinan DPRD Kabupaten Buton bersama H. Sirajuddin Anda dari Partai Golkar yang juga duduk sebagai wakil ketua. Sementara jabatan Ketua DPRD Buton diduduki Drs. H. Ryha Madi – juga dari Partai Golkar.
Dalam posisi sebagai wakil ketua DPRD Buton, ia sempat memimpin ‘tunggal’ proses pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Buton periode 2001-2006, sebab dua pimpinan lainnya ikut sebagai kandidat kepala daerah tersebut. Dimana kontestannya terdiri dari pasangan Drs. H. Ryha Madi-Drs. H. Siradjuddin Anda yang diusung Partai Golkar. Berikutnya pasangan Drs. H. Jaliman Madi – Ir. Syamsul Qamar yang diusung PDI-Perjuangan, pasangan Ir. HLM. Sjafei Kahar-Kasim, SH yang diusung PPP, dan satu pasangan dari Fraksi TNI-POLRI. Hasilnya; pasangan Ir. HLM. Sjafei Kahar-Kasim, SH terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Buton periode 2001-2006.
Dalam proses menjalani tugas-tugas kedewanan, Bau-Bau naik status dari Kotif di Buton menjadi menjadi daerah otonom berstatus Kota. Karenanya membutuhkan pula kelembagaan DPRD Kota Bau-Bau, yang berdampak pada bergesernya sejumlah anggota DPRD Buton ke ke DPRD Kota Baubau. Drs. H. La Od Makmuni salah satu diantaranya; selain itu terdapat nama Ryha Madi, La Ode Hadia, Wa Ode Maasra Manarfa, sebab keempatnya berasal dari daerah pemilihan eks wilayah Kotif Bau-Bau.
Di DPRD Kota Baubau, La Ode Makmuni dan Drs H. Ryha Madi yang sebelumnya berposisi sebagai pimpinan dewan menjadi anggota biasa di DPRD Kota Baubau. Hal inilah yang ia jalani hingga masa periodenya berakhir di DPRD Kota Baubau.
Seiring dengan usianya yang menuai, aktivitas kedunawian suami dari Wa Ode Samidah dan ayah dari tiga orang anak ini masing-masing; Zainal Ajud, Fahmie Adjie dan Kiky Fitri Rezeki seolah menyurut. Ia pun mulai bergerak di dunia sosial kemasyarakatan. Menjadi pengurus Masjid Wajo dan selanjutnya pernah menjadi Ketua Panitia Pembangunan dan Kesejahteraan Masjid Raya Baubau di tahun 2012. Belakangan mulai aktif sebagai sebgai salah satu perangkat Masjid Agung Keraton Buton. ** (ref)