Dr. Tasrifin Tahara, Antropolog Universitas Hasanuddin Makassar kelahiran Kota Baubau ini sejak 19-21 November 2018 ini kembali membawa kenangan manis dalam karir akademiknya. Ia menjadi salah satu pembicara di kampus terkemuka di dunia, Harvard Univesity – Amerika Serikat. Ia membawa isu Etnik Bajau dalam presentasinya.
“Alhamdulillah, baru saja kami memaparkan hasil penelitian Kami di Harvard University,” ujar Tasrifin saat dihubungi Butonmags Rabu pagi ini, 21 November 2018 langsung dari Amerika.
Kehadiran Tasrifin tidak sendiri, ia bersama rekannya Abdul Razak Munir – dosen manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. Tasrifin membawakan materi penelitiannya berjudul “The Busines Network of Bajau Tribe Sea Fisheries and Legal Problem in Indonesia-Malaysia”. Penelitian ini membahas aktivitas ekonomi (jaringan usaha) orang Bajau di Pulau Sebatik Perbatasan Indonesia-Malaysia.
Sementara Abdul Razak Munir dengan materi berjudul “The Influence of Entrepreneurial Competence and Social Media Marketing on SME’s Competitive Advantage on Province of South Sulawesi Indonesia”.
Dijelaskan Tasrifin kehadiran mereka di kampus kiblat pendidikan dunia ini atas undangan Harvard University untuk memaparkan hasil penelitian mereka pada 7th Academic International Conference on Social Sciences and Humanities, di Conference Center Harvard Medical School 77 Avenue Louis Pasteur Harvard University, Amerika Serikat 19 – 21 November 2018.
“Alhamdulillah, baru saja kami memaparkan hasil penelitian Kami di Harvard University,” ujar Tasrifin saat dihubungi Butonmags Rabu pagi ini, 21 November 2018 langsung dari Amerika.
Kehadiran Tasrifin tidak sendiri, ia bersama rekannya Abdul Razak Munir – dosen manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. Tasrifin membawakan materi penelitiannya berjudul “The Busines Network of Bajau Tribe Sea Fisheries and Legal Problem in Indonesia-Malaysia”. Penelitian ini membahas aktivitas ekonomi (jaringan usaha) orang Bajau di Pulau Sebatik Perbatasan Indonesia-Malaysia.
Sementara Abdul Razak Munir dengan materi berjudul “The Influence of Entrepreneurial Competence and Social Media Marketing on SME’s Competitive Advantage on Province of South Sulawesi Indonesia”.
Dijelaskan Tasrifin kehadiran mereka di kampus kiblat pendidikan dunia ini atas undangan Harvard University untuk memaparkan hasil penelitian mereka pada 7th Academic International Conference on Social Sciences and Humanities, di Conference Center Harvard Medical School 77 Avenue Louis Pasteur Harvard University, Amerika Serikat 19 – 21 November 2018.
Dari kota Boston, Tasrifin menjelaskan bila konferensi ini diikuti oleh dosen, peneliti dan mahasiswa program doktoral dari berbagai Negara seperti Amerika Serikat, India, Negiria, Jepang, Korea, Malaysia, Thailand dan lain-lain. “Bagi kami, ini peluang emas untuk berinteraksi secara akademik dengan kalangan akademisi dari berbagai negara, terlebih tempat penyelenggaraannya di kampus terbaik dunia Harvard University,” ujar pria 44 tahun kelahiran Melai Keraton Kota Baubau itu.
Keterlibatan keduanya sebagai wakil Unhas merupakan wujud kongkrit kampus terbesar di Timur Indonesia ini untuk mewujudkan visinya sebagai ‘the world class university’ yang ditakar dengan kemampuan dan kapasitas pengajarnya.
Kepada Butonmagz, ia akan menuliskan catatan perjalanannya di negeri Paman Sam itu. Ia sendiri mengaku agak kesulitan dengan adaptasi cuaca di Boston yang saat ini bersuhu 4-6 derajat celcius itu. (ref)