Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Easy to Relation, bukan Easy to Lazy

BELASAN tahun lamanya kehidupan kemanusiaan telah menyatu dengan kehidupan jejaring sosial yang digerakkan teknologi bernama internet; international networking. Wajah kemanusiaan manusia tak lagi berbatas dinding-dinding kamar; tak berbatas kata tabik; dan tak berbatas sekat-sekat apapun. Hubungan menyatu dalam satu genggaman dan gerak-gerak tuts komputerisasi yang bernyawa.

Kebebasan akhirnya menyeruak ke mana-mana, semua jadi abai dan tersapih oleh kemajuan yang diciptakan sendiri. Tersadar dan cemas tatkala kodrati kemanusiaan tercampakkan oleh produknya sendiri; ketika pikiran teknologi mengalahkan humanistik. Sadar tetapi menikmati, hingga menjadi selaput tipis yang tak berbeda dengan ketidaksadaran itu sendiri. Pusing menghadapinya, tetapi lebih pusing jika tak menikmatinya. Begitulah rajam teknologi. Consciousness mind!

Kata Sigmund Feud (1856-1939), kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia. Seibarat gunung es di bawah permukaan laut, bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang terlihat di permukaan. Itu definisi dan analogi Consciousness mind! Banyak yang tahu ini.

Kesadaran inilah yang mencemaskan wajah bangsa 250 jutaan orang ini; hoax dilawan hoax, twit  dilawan twit, rakyat berteknologi ria–pemerintah pun (seolah) repsesif, karena tak mampu membendung derasnya jejaring networking rakyatnya yang terus berbicara apa saja, semaunya - hingga tiba di titik kesan pada hasrat meruntuhkan wibawa dan simbol bernegara, menjadi alat makar.

Itu tak keliru, memang perlu kewaspadaan, sebab kemajuan teknologi komunikasi bisa menjelma menjadi pisau tajam yang bisa merobek segalanya, jika tak mengembalikan posisinya sebagai tools yang memudahkan pekerjaan. Bukan menjadikan teknologi yang memaksa manusia mengubah diri menjadi robotik yang di atur produknya sendiri.

Ini kecemasan yang sebenarnya telah diramal ilmiah Herbert Marcuse (1898-1979) di tahun 60-an, pemikir kritis dari Mazhab Frankfurt yang dikenal dengan pandangan masyarakat ‘one dimensional man’-nya. Marcuse berpendapat bahwa manusia menciptakan, memanipulasi dan memeralat benda-benda, alam serta mesin-mesin, untuk memudahkan hidupnya. Di saat yang sama, hal itu juga berlangsung di wilayah politik dan kultural. Di sinilah manusia dan masyarakat tak terkecuali berada dalam penguasaan dan manipulasi teknologi. Ramalan teoritik yang sebenar-benarnya telah terjadi di era kekinian.

Marcuse (seolah) ingin mengingatkan bahwa manusia akan hidup nikmat jika dialah yang memengaruhi teknologi, memengaruhi modernitas, bukan sebaliknya. teknologi itu easy to relation bukan easy to lazy. Dibuat untuk memudahkan berhubungan satu dengan lainnya. Negara punya banyak cara bijak mengaturnya, tanpa perlu menjadi Korea Utara yang membatasi internet dan jejaring networking seperti hantu gentayangan yang meruntuhkan kewibawaan pemimpin dan simbol-simbol negara.

Negara bisa bijak tanpa perlu huru-hara mencari biang berklaim makar, karena ketidak mampuan mencari formula tepat. Sebab negara tahu, bahwa memuliakan sisi-sisi kemanusiaan rakyatnya, adalah cara tepat mengalahkan angkuhnya teknologi.

Berbicara langsung, menepuk pundak rakyat, menyediakan ruang-ruang berkumpul yang nyaman, membangun taman-taman kota, tak memaksakan desa menjadi kota, tak memaksakan yang instan, adalah sedikit dari banyak cara memuliakan manusia. Tak salah jika belajar pada kalimat bermakna Goenawan Mohammad, sastrawan bangsa ini; “Kita tak jadi bijaksana, bersih hati dan bahagia karena membaca buku petunjuk yang judulnya bermula dengan "How to"...Kita harus terjun kadang hanyut, kadang berenang dalam pengalaman. Kita harus berada dalam perbuatan, dalam merenung dan merasakan dalam laku. Ujian dan hasil ditentukan di sana.”

**
Oleh : Hamzah Palalloi
Analis Komunikasi Politik
-----------------------------------

Posting Komentar

0 Komentar



  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...