![]() |
Tanaman Sambiloto |
Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan. Salah satunya daun sambiloto untuk mengobati malaria dan diabetes. Tanaman banyak ditemukan di Sulawesi Tenggara dan Pulau Buton.
Daun hijau yang rasanya sangat pahit ini pun digunakan dalam ayurveda, ilmu kesehatan yang berasal dari negara India, serta dalam pengobatan tradisional Tiongkok.
Sambiloto memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan antivirus, tetapi paling umum digunakan untuk masalah flu, infeksi sinus, peradangan umum, nyeri, dan detoksifikasi.
Diabetes
Sambiloto bisa digunakan dalam perawatan pasien diabetes. Kata dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia, Tri Juli Edi Tarigan, sambiloto mengandung andrografolid dan flavonoid.
"Nah kandungan ini memiliki potensi untuk meningkatkan incretin atau stimulator sekresi hormon insulin selain stimulasi yang terjadi setelah penyerapan nutrisi yang menyebabkan peningkatan rasio gula darah," ujarnya.
"Kandungan yang dimiliki tanaman pahit ini dapat memungkinkan untuk penyandang pradiabetes menjadi normal, tetapi tetap harus dibarengi oleh lifestyle changing, yaitu rutin berolahraga."
Soal sambiloto, Tri melakukan penelitian ilmiah untuk keperluan disertasinya. Studi ini dilakukan dengan tujuan mengetahui mekanisme kerja ekstrak sambiloto dalam kaitannya memperbaiki efek incretin.
Sebanyak 73 subjek atau responden (normal 38 dan prediabetes 35) dianalisis. Hasilnya, terdapat perbaikan efek incretin setelah pemberian ekstrak sambiloto selama 2 minggu pada subjek prediabetes.
Tri mengatakan bahwa saat ini pengobatan yang tersedia masih memiliki banyak kelemahan dan dibutuhkan pengembangan obat-obat baru.
Malaria
Sambiloto juga bisa dikonsumsi untuk mencegah dan menyembuhkan malaria.
Bambang Pujiasmanto, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta UNS, menulis dalam bukunya yang berjudul Agroekologi dan Pentingnya Tanaman Obat (Kasus Si Raja Pahit Sambiloto), bahwa kandungan bahan aktif seperti flavonid dan lakton di dalam sambiloto memiliki peranan penting.
"Lakton memiliki komponen utama andrographolide. Ini merupakan zat aktif utama yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah sekaligus menyembuhkan penyakit malaria," kata Bambang kepada Kompas.com.
Bambang juga melakukan penelitian tentang sambiloto pada tahun 2008 di Fakultas Pertanian UNS. Hasilnya terungkap bahwa zat pahit di andrographolide memengaruhi metabolisme tubuh yang menyebabkan kadar gula tubuh normal dan menetralkan racun.
"Setiap kali menggunakannya, diperlukan sekitar setengah genggam daun sambiloto segar. Setelah dicuci, lalu direbus dengan tiga gelas air bersih hingga tersisa kurang lebih tiga perempat bagian. Lalu, ramuan disaring dan ditambah madu untuk mengurangi pahit, dan sudah siap untuk menjadi obat tradisional."
Artritis dan flu
Dalam perawatan artritis atau peradangan, sambiloto dapat mengurangi jumlah dan intensitas sendi bengkak. Namun, tidak mengurangi rasa sakit secara signifikan.
Sambiloto juga dapat digunakan untuk mengatasi flu dengan cara membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tanaman ini dapat membantu mengurangi keparahan gejala pilek seperti sulit tidur, demam, dan sakit tenggorokan.
Kanker, infeksi virus, dan kesehatan jantung
Ekstrak sambiloto juga dapat membantu mencegah dan mengobati kanker perut, kulit, prostat, dan kanker payudara karena memiliki sifat antivirus.
Selain itu, juga bisa dimanfaatkan dalam pengobatan herpes, AIDS, dan HIV.
Sambiloto baik dalam meningkatkan kesehatan jantung, membantu mencegah pembentukan gumpalan darah, serta melarutkan gumpalan darah yang sudah terbentuk.
Efek samping sambiloto
Secara umum, pengobatan dengan sambiloto menunjukkan hasil positif, tetapi Anda tetap butuh berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan menggunakannya. Terutama bila Anda sedang mengonsumsi obat, termasuk obat pengencer darah, obat tekanan darah, dan obat kemoterapi.
Ada beberapa efek samping yang mungkin dirasakan, seperti reaksi alergi, sakit kepala, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, dan diare. (nas)
Daun hijau yang rasanya sangat pahit ini pun digunakan dalam ayurveda, ilmu kesehatan yang berasal dari negara India, serta dalam pengobatan tradisional Tiongkok.
Sambiloto memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan antivirus, tetapi paling umum digunakan untuk masalah flu, infeksi sinus, peradangan umum, nyeri, dan detoksifikasi.
Diabetes
Sambiloto bisa digunakan dalam perawatan pasien diabetes. Kata dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia, Tri Juli Edi Tarigan, sambiloto mengandung andrografolid dan flavonoid.
"Nah kandungan ini memiliki potensi untuk meningkatkan incretin atau stimulator sekresi hormon insulin selain stimulasi yang terjadi setelah penyerapan nutrisi yang menyebabkan peningkatan rasio gula darah," ujarnya.
"Kandungan yang dimiliki tanaman pahit ini dapat memungkinkan untuk penyandang pradiabetes menjadi normal, tetapi tetap harus dibarengi oleh lifestyle changing, yaitu rutin berolahraga."
Soal sambiloto, Tri melakukan penelitian ilmiah untuk keperluan disertasinya. Studi ini dilakukan dengan tujuan mengetahui mekanisme kerja ekstrak sambiloto dalam kaitannya memperbaiki efek incretin.
Sebanyak 73 subjek atau responden (normal 38 dan prediabetes 35) dianalisis. Hasilnya, terdapat perbaikan efek incretin setelah pemberian ekstrak sambiloto selama 2 minggu pada subjek prediabetes.
Tri mengatakan bahwa saat ini pengobatan yang tersedia masih memiliki banyak kelemahan dan dibutuhkan pengembangan obat-obat baru.
Malaria
Sambiloto juga bisa dikonsumsi untuk mencegah dan menyembuhkan malaria.
Bambang Pujiasmanto, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta UNS, menulis dalam bukunya yang berjudul Agroekologi dan Pentingnya Tanaman Obat (Kasus Si Raja Pahit Sambiloto), bahwa kandungan bahan aktif seperti flavonid dan lakton di dalam sambiloto memiliki peranan penting.
"Lakton memiliki komponen utama andrographolide. Ini merupakan zat aktif utama yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah sekaligus menyembuhkan penyakit malaria," kata Bambang kepada Kompas.com.
Bambang juga melakukan penelitian tentang sambiloto pada tahun 2008 di Fakultas Pertanian UNS. Hasilnya terungkap bahwa zat pahit di andrographolide memengaruhi metabolisme tubuh yang menyebabkan kadar gula tubuh normal dan menetralkan racun.
"Setiap kali menggunakannya, diperlukan sekitar setengah genggam daun sambiloto segar. Setelah dicuci, lalu direbus dengan tiga gelas air bersih hingga tersisa kurang lebih tiga perempat bagian. Lalu, ramuan disaring dan ditambah madu untuk mengurangi pahit, dan sudah siap untuk menjadi obat tradisional."
Artritis dan flu
Dalam perawatan artritis atau peradangan, sambiloto dapat mengurangi jumlah dan intensitas sendi bengkak. Namun, tidak mengurangi rasa sakit secara signifikan.
Sambiloto juga dapat digunakan untuk mengatasi flu dengan cara membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tanaman ini dapat membantu mengurangi keparahan gejala pilek seperti sulit tidur, demam, dan sakit tenggorokan.
Kanker, infeksi virus, dan kesehatan jantung
Ekstrak sambiloto juga dapat membantu mencegah dan mengobati kanker perut, kulit, prostat, dan kanker payudara karena memiliki sifat antivirus.
Selain itu, juga bisa dimanfaatkan dalam pengobatan herpes, AIDS, dan HIV.
Sambiloto baik dalam meningkatkan kesehatan jantung, membantu mencegah pembentukan gumpalan darah, serta melarutkan gumpalan darah yang sudah terbentuk.
Efek samping sambiloto
Secara umum, pengobatan dengan sambiloto menunjukkan hasil positif, tetapi Anda tetap butuh berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan menggunakannya. Terutama bila Anda sedang mengonsumsi obat, termasuk obat pengencer darah, obat tekanan darah, dan obat kemoterapi.
Ada beberapa efek samping yang mungkin dirasakan, seperti reaksi alergi, sakit kepala, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, dan diare. (nas)
0 Komentar