Butonmagz, masih dalam proses perbaikan web, bila ada kendala pembacaan informasi mohon permakluman

Tondowolio, batas wilayah Kesultanan Buton dengan Kedatuan Luwu di selatan Kolaka

Peta Desa Tondowolio - Kolaka

BUTONMAGZ---- Bila Anda ke selatan Kabupaten Kolaka, akan menemukan satu wilayah bernama Tondowolio, berstatus desa dan masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. Kecamatan Tanggetada sendiri adalah eks pemekaran Kecamatan Watubangga.

Desa ini sebenarnya hasil pemekaran sebuah desa tua di sana sejak tahun 1998, namanya Desa Wolulu, ketika Tondowolio dan Wolulu masih berstatus dalam cakupan wilayah Kecamatan Watubangga,  kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bombana, yang merupakan daerah otonom pemekaran dari Kabupaten Buton.

Tondowolio – satu nama yang berasal dari dua frasa kata dalam bahasa daerah Wolio, yakni ‘tondo’ yang berarti ‘pagar’ atau penanda, dan ‘Wolio’ adalah  pusat peradaban Kesultanan Buton masa lalu.  Itu sebab para tetua Desa Tondowolio, menterjemah nama desanya dengan makna ‘batas Wolio’.

Ada yang menjelaskan bila ‘Tondowolio’ sendiri adalah batas wilayah antara Kesultanan Buton dengan Kedatuan Luwu di masa lalu. Tondowolio di Wolulu masa lalu di bawah pengawasan para Mokole Moronene, sementara di sebelahnya wilayah Oneeha (Anaiwoi) yang berada dalam pengawasan pembesar Mekongga yang merupakan wilayah eks Kedatuan Luwu di Sulawesi Tenggara.

“cerita bertuturnya begitu, Tondowolio itu batas kerajaan di masa silam,” kata Bahar – tokoh masyarakat di wilayah itu kepada Butonmagz awal september 2019.

Menemukan jejak Tondowolio sebagai batas, memang bukan perkara gampang – sebab tak berbentuk benda seperti prasasti dan sebagainya. Folklore yang berkembang di wilayah itu menyebut dulu ada sejumlah patok-patok pembatas yang telah menghilang, apalagi kawasan itu dulunya hanya hamparan padang ilalang yang dihuni ternak sapi dan hewan peliharaan warga yang dilepas secara liar.

Paling masuk akal, kata beberapa warga setempat adalah batas alam berupa sungai  yang kini juga menjadi pembatas antara Kecamatan Watubangga dan Kecamatan Tanggetada. Memang, Tondowolio adalah desa perbatasan di kedua kecamatan saat ini.



 

Namun makna Tondowolio sebagai batas kerajaan, masih menjadi bahan diskusi publik di sana, alasannya sederhana dengan merujuk batas Kabupaten Buton (Bombana) dengan Kolaka beberapa waktu lalu, yang berpusat di Desa Toari.

Ada Desa Toari Buton (Kini Desa Toari Bombana) dan ada Desa Toari Kolaka. Kedua desa juga di batasi batas alam berupa sungai bernama Sungai Toari. Jarak antara Toari dengan Tondowolio saat ini sekira 15 Km.

Apakah Toari atau Tondowolio yang menjadi batas Kesultanan Buton dan Kedatuan Luwu masa silam tak ada yang bisa menjelaskannya secara rinci. Beberapa tokoh masyarakat etnik Moronene, hanya percaya bila Tondowolio secara bahasa murni dari Buton yang berarti ‘Pagar Wolio’ atau Batas Wolio. – Wolio dalam konteks ini adalah nama ‘tua’ dari peradaban Kesultanan Buton masa silam.

Tentang Desa Tondowolio

Desa Tondowolio adalah Pemecahan dari Desa Wolulu yang dimekarkan pada tahun 1998 dan didefentifkan pada tahun 2001. Beberapa Kepala Desa telah menjabat di sana, masing-masing;  Baharuddin Mallu (1998-2001) saat dalam tahap desa persiapan sampai definitif. Andi Syamsuddin (2001-2012); Bustan (2012 – 2018)  Aris, SH (Penjabat Kepala Desa).

Desa ini terdiri dari 5 dusun dengan jumlah penduduk sebanyak 1075 jiwa dengan luas wilayah ± 1.600 Km2, dengan kandungan sumber daya alam yang cukup memadai antara lain kayu, pasir, lahan persawahan, lahan tambak, lahan perkebunan, lokasi peternakan, daerah pantai/laut, serta sumber daya alam lainya.

Secara geografis Desa Tondowolio berbatasan dengan sejumlah desa yakni sebelah timur berbatas dengan Desa Tinggo, sebelah utara berbatas dengan Desa Oneeha, sebelah selatan berbatas dengan Kelurahan Wolulu, sebelah barat berbatas dengan Teluk Bone.

Desa Tondowolio juga memiliki orbitas atau jarak antar ibu kota yaitu jarak antara desa Tondowolio dengan ibu kota kecamatan berkisar 5 Km, jarak antara desa dengan ibu kota kabupaten berkisar 60 Km dan desa Tondowolio dengan Ibu Kota Provinsi 230 Km.(ref)


  • Asal Usul Nama Sulawesi dan Sebutan Celebes
    Lukisan tentang kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan pada abad ke-16. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)BUTONMAGZ--Sulawesi dan Celebes merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia. Menurut data Sensus 2020, penduduknya mencapai kurang dari 20 juta jiwa, yang tersebar di...
  • Tragedi Sejarah Lebaran Kedua di Tahun 1830
    Diponegoro (mengenakan surban dan berkuda) bersama pasukannya tengah beristirahat di tepian Sungai Progo.BUTONMAGZ---Hari ini penanggalan islam menunjukkan 2 Syawal 143 Hijriah, dalam tradisi budaya Islam di Indonesia dikenal istilah 'Lebaran kedua',  situasi dimana semua orang saling...
  • Kilas sejarah singkat, Sultan Buton ke-4 : Sultan Dayyanu Ikhsanuddin
    Apollonius Schotte (ilustrasi-Wikipedia)BUTONMAGZ—Tulisan ini merupakan bagian dari jurnal Rismawidiawati – Peneliti pada Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar, dengan judul  Sultan La Elangi (1578-1615) (The Archaeological Tomb of the Pioneers “Martabat Tujuh” in the Sultanate...
  • Peranan Politik Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton (Bagian 3)
    Pulau Sagori (kini wilayah Bombana) yang banyak menyimpan cerita zaman Kesultanan ButonBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu...
  • Mengenal Pribadi Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian 2)
    Pulau Makasar di Kota BaubauBUTONMAGZ---Tulisan ini disadur dari Jurnal Ilmiah berjudul ‘Peranan Sultan Mardan Ali di Kesultanan Buton: 1647-1657M, yang ditulis Asniati, Syahrun, La Ode Marhini dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo Kendari.Di bagian pertama menjelaskan tentang profil awal...
  • Mengenal sosok Sultan Mardan Ali. Sultan Buton yang dihukum Mati (Bagian I)
    Makam Sultan Mardan Ali 'Oputa Yi Gogoli'  (foto rabani Unair Zone)BUTONMAGZ--- cerita tentang kepemimpinan raja dan sultan di Buton masa lalu menjadi catatan tersendiri dalam sejarah masyarakat Buton kendati literasi tentang itu masih jarang ditemukan. Salah satu kisah yang menarik adalah...
  • Sejarah Kedaulatan Buton dalam Catatan Prof. Susanto Zuhdi
    foto bertahun 1938 dari nijkmusem.dd----8 April 1906, Residen Belanda untuk Sulawesi, Johan Brugman (1851–1916), memperoleh tanda tangan atas kontrak baru dengan Sultan Aidil Rakhim (bernama asli Muhamad Asyikin, bertakhta 1906–1911) dari keluarga Tapi-tapi setelah satu minggu berada di...
  • Perdana Menteri Negara Indonesia Timur Kelahiran Buton, Siapa Dia?
    Nadjamuddin Daeng MalewaBUTONMAGZ---Tak banyak yang mengenal nama tokoh ini di negeri Buton, namun di Makassar hingga politik ibu kota masa pergerakan kemerdekaan, nama ini dikenal sebagai sosok politis dengan banyak karakter. Namanya Nadjamuddin Daeng Malewa, lahir di Buton pada tahun 1907. Ia...

  • Inovasi di Desa Kulati - Wakatobi, Sulap Sampah Jadi Solar
    BUTONAMGZ---Kabupaten Wakatobi yang terkenal dengan keindahan surga bawah lautnya, ternyata memiliki sebuah desa yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, dimana dihuni oleh masyarakat yang sangat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.Daerah ini bernama Desa Kulati yang mayoritas...
  • Repihan Tradisi dan Sejarah di Kepulauan Pandai Besi - Wakatobi
    BUTONMAGZ---Kepulauan Pandai Besi adalah julukan untuk empat pulau besar dan sejumlah pulau kecil lain di ujung tenggara Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penamaan itu diberikan pada masa Hindia Belanda karena kepandaian masyarakatnya dalam pembuatan senjata tradisional berbentuk keris dan peralatan...
  • Tari Lariangi - Kaledupa; Tarian Penyambutan dengan Nuansa Magis
    Penari Lariangi. (Dokumen Foto La Yusrie)BUTONMAGZ---Kepulauan Buton tak hanya kaya dengan kesejarahan dan maritim, budaya seninya pun memukau. Salah satunya Tari Lariangi yang berasal dari Kaledupa Kabupaten Wakatobi – Sulawesi Tenggara saat ini.Melihat langsung tarian ini, magisnya sungguh terasa...
  • KaTa Kreatif 2022: Potensi 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih. Wakatobi terpilih!
    Wakatobi WaveBUTONMAGZ--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka kick off KaTa Kreatif 2022 pada Januari lalu. Di dalam program ini terdapat 21 Kabupaten/Kota Kreatif Terpilih dari total 64 Kabupaten/Kota yang ikut serta.KaTa Kreatif...
  • Tiga Lintasan Baru ASDP di Wakatobi Segera Dibuka
    BUTONMAGZ---Sebanyak tiga lintasan baru Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Baubau di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, segera dibuka menyusul telah disiapkannya satu unit kapal untuk dioperasikan di daerah itu. Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau, Supriadi, di Baubau,...
  • La Ola, Tokoh Nasionalis dari Wakatobi (Buton) - Pembawa Berita Proklamasi Kemerdekaan Dari Jawa.
    BUTONMAGZ—Dari sederet nama besar dari Sulawesi Tenggara yang terlibat dalam proses penyebaran informasi Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Ada satu nama yang (seolah) tenggelam dalam sejarah.  Di adalah La Ola. Nama La Ola terekam dalam buku berjudul “Sejarah Berita...
  • Jatuh Bangun dan Tantangan bagi Nelayan Pembudidaya Rumput Laut di Wakatobi
    ilustrasi : petani rumput laut BUTONMAGZ---Gugusan Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terdiri dari 97 persen lautan dan hanya 3 persen daratan. Dari 142 pulau-pulau kecil, hanya 7 pulau yang berpenghuni manusia. Saat ini pariwisata bahari menjadi andalan pendapatan perkapita masyarakat di...
  • Kaombo, Menjaga Alam dengan Kearifan Lokal
    BUTONMAGZ--Terdapat sebuah kearifan lokal di masyarakat Kepulauan Buton pada umumnya. Di Pulau Binongko - Wakatobi misalnya, oleh masyarakat setempat kearifan ini digunakan untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menyebutnya tradisi kaombo, yakni sebuah larangan mengeksploitasi sumber daya alam di...